Sore ini Zelin menghabiskan waktunya lebih memilih diam di dalam rumah sambil menonton drakor di ruang tamu dengan mamangku makanan ringan di pahanya.
Mata Zelin tidak sengaja menatap kupu-kupu cantik yang sedang berterbangan dengan bebasnya membuat Zelin kebingungan. Kenapa kupu-kupu bisa masuk ke rumahnya? Pikirnya.
Pasalnya, mitos kupu-kupu masuk rumah artinya kita akan kedatangan tamu. Bahkan menurut primbon, kita dapat mengetahui niatan dari tamu tersebut dilihat dari wujud kupu-kupu yang masuk kerumah kita.
Jika kupu-kupu ini berwujud cantik, maka niatan dari tamu yang akan datang artinya baik. Zelin menggelengkan kepalanya menepis semua pikirannya. Itu hanyalah sebuah mitos, dia tidak perlu memikirkannya.
"Bi Ijah! Tolong bukain pintunya. Itu ada tamu!" perintah Sintia.
"Baik nyonya."
Zelin mengerutkan keningnya bingung. Perasaan dari tadi dia tidak mendengar bel rumahnya berbunyi. Tapi, kenapa bunda bilang ada tamu?
Bicara tentang tamu, Zelin jadi kepikiran dengan kupu-kupu. Karena, penasaran dia pun langsung mem-pause laptonya dan beralih menatap ke arah pintu.
"Selamat datang nyonya," ucap Bi Ijah sambil membungkukkan wajahnya.
Namun, seorang perempuan baya itu hanya tersenyum untuk menanggapinya. Pandangan meraka pun bertemu membuat Zelin malu karena telah memperhatikannya.
Sebelum, perempuan itu benar-benar masuk ke dalam rumah. Dia menoleh ke arah belakang seraya berkata, "Bian. Ayo cepatan masuk. Malu berduri di depan rumah. Nanti dikira kamu lagi ngemis. Mau?"
"Ck. Berdiri mamah, bukan berduri. Dikira aku durian apa?" kesalnya.
"Ya ya terserah kamu. Ayo!" Perempuan itu pun langsung menarik anaknya ke dalam rumah membuat Zelin terkejut melihat siapa yang masuk ke dalam rumahnya.
Belum sempat Zelin berbicara. Sintia malah langsung menghampirinya dan mereka pun cepika-cepiki ala ibu-ibu.
"Kamu sehat Lin?" tanya Sintia.
"Alhamdulillah sehat. Kamu sendiri gimana?" jawab Lindia sekaligus bertanya.
"Alhamdulillah sehat dong."
"Bagus deh."
Mata Sintia menatap seorang pria yang sedang menunduk yang sedang memainkan game online-nya. Lalu pandangannya beralih menatap Lindia untuk meminta penjelasan.
"Dia..."
"Dia masih hidup. Berhentilah menyalahkan orang lain."
Ucapan Lindia, membuat Sintia diam seketika.
"Sayangnya aku!" teriak Zelin membuta tiga orang itu menoleh ke arahnya.
°°°
Zelin dan Abian sampai di taman. Sesuai dengan ucapannya tadi, Zelin akan mengajak Abian ke taman dan duduk bersama sambil memakan es krim yang baru saja mereka beli.
"Lo kenapa sih liatin gue terus?" tanya Abian kesal.
"Kok kamu ngomongnya pake 'Lo' harusnya itu pake 'Kamu' karena kita itu sepasang kekasih," koreksi Zelin.
"Terserah gue. Ini hidup-hidup gue. Kenapa lo yang ngatur hah?!" ketus Abian sambil menatap Zelin sinis.
Zelin diam.
Sementara Abian sendiri, dia memilih memainkan ponselnya daripada melayani perempuan aneh yang duduk di sampingnya.
Zelin menatap Abian lewat ekor matanya. Dia sedang menggulir ponselnya, lalu beralih membuka aplikasi berwarna hijau dan bergambar telpon. Yang Zelin yakini itu adalah aplikasi WA.
Zelin terus saja memantau Abian, hingga Zelin memolototkan matanya saat Abian membalas chat yang bernama 'Jasmine' dan lebih parahnya chat itu disematkan oleh Abian.
Dengan emosi yang menggebu-gebu, dia pun langsung merebut ponsel Abian dan membuang ponselnya ke arah jalan. Dan... Ah, sepertinya takdir sedang berpihak kepadanya. Sebuah mobil melintas begitu saja membuat ponsel itu hancur.
"Zelin! Kenapa hp gue lo buang hah?!" bentak Abian.
Zelin menyilangkan tangannya di depan dada. "Karena kanu udah berani chat sama cewek lain di hadapan aku sendiri. Harusnya kontak cewek di hp kamu, pokoknya harus ada aku doang. Gak boleh ada yang lain!" tegas Zelin.
Abian mengusap wajahnya kasar. "Argh! Lo itu egois, 'ya?"
"Aku gak egois. Aku cuma gak mau ada yang tahu nomor hp kamu. Kecuali, keluarga kamu sama aku." Zelin menatap Abian serius. "Nanti aku beli ponsel baru buat kamu sekalian nomornya aku ganti," lanjutnya.
Abian bangkit dari duduknya lalu menunjuk Zelin dengan jari telunjuknya tepat di hadapan wajah Zelin. "Dengerin gue baik-baik. Lo itu bukan siapa-siapa gue. Jadi, berhenti gangguin hidup gue atau hidup lo gak bakalan tenang!" ancam Abian.
Zelin tertawa menanggapi ucapan Abian. "Terserah kamu mau ngomong apa. Asal kamu tahu sayang, ZELIN ADALAH PACAR KAMU BIAN!!! Dan aku gak suka kamu dekat sama cewek lain!!! Aku gak suka dibantah!" ucap Zelin marah.
Abian memilih pergi dari sana dengan emosi yang menguasai dirinya. Belum lima langkah Abian, jalan. Dia tersandung tali sepatutnya sendiri.
Dugh.
"Bian!" teriak Zelin. "Bian-Bian kamu gapapa 'kan?" tanya Zelin sambil membersihkan lutut Abian. Karena, dia memakai celana lepis se-lutut membuat Zelin mudah melihat keadaan kekasihnya.
"Lutut kamu berdarah," tangis Zelin.
"Idih nangis. Lebay lo!" ketus Abian.
Zelin menghiraukan ucapan Abian. Dia lebih memilih menghubi ambulans untuk segera datang.
"Telat lima menit, gue pecat lo." Setelah itu, Zelin pun langsung mematikan telponnya sepihak.
"Ngapain lo panggil ambulans?" tanya Abian heran.
"Kita ke rumah sakit sekarang. Aku gak mau kamu kenapa- napa, " ucap Zelin masih dengan tangisannya.
"Hah?" cengo Abian.
°°°
"Bagaimana dok, keadaannya?" tanya Zelin tak sabaran.
"Tidak usah khawatir Zel. Dia baik-baik saja. Hanya luka ringan," jawab Dokter itu.
"Gue mau dia dirawat!"
Dokter itu menghela nafasnya. "Zel dia gak parah-parah amat. Jadi gak ua—,"
"Longebantah? Gue tendang lo dari rumah sakit ini!" sela Zelin cepat.
Abian menatap jengah ke arah Zelin. Kenapa dia harus berurusan sama cewek kaya dia sih? Udah Possesive, gila, seenaknya lagi. Mendingan dia dipertemukan sama Jenie Blackpink, dia akan syukuran sepuluh hari sepuluh malam.
Zelin berjalan menghampiri Abian yang terbaring di atas kasur. Tangannya menggenggam tangan Abian, namun sedetik kemudian dia tepis.
"Bi."
"Maafin aku."
"Aku gak mau kamu sakit gara-gara aku."
°°°
TBC ❤️
Jangan lupa follow, vote dan comentnya ❤️
See You Next Chapter 👋
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Girlfriend
Teen Fiction"Kok telat balasnya?" "Kamu 'kan kirimnya jam 16.12, aku balas jam 16.14." "Terus kamu kamu ngapain di jam 16.13?" --- "Lagi dimana Bi?" "Di Alfamaret." "Kasirnya cewek atau cowok?" "Cewek." "Mundur. Tunggu aku di sana." "Lah, kamu mau ngapain...