A-5

328 35 3
                                    

Mereka telah tiba di cafe pilihan Jaemin, katanya dulu mereka berdua sering kemari setelah sepulang sekolah atau menghabiskan waktu weekendnya disana. Tapi lagi-lagi sangat disayangkan karena Renjun tidak ingat, bahkan pelayan cafe disana masih mengenalnya, walaupun Renjun sudah lama tidak kemari.

"Jaemin"

"Hmm" Jaemin sedang membuka daftar menu, telunjuk dan matanya menelusuri deretan abjad menu.

Jujur saja saat Renjun cuti, Jaemin jarang ke cafe tersebut. Rasanya ia sedih setiap kali kemari, ia pernah berpikir kalau seandainya Renjun tidak selamat waktu itu, mungkin makan malam hari itu menjadi hari terakhirnya.

Telunjuk Jaemin berhenti di menu tersebut, bibirnya melengkung.

"Nah ini favorit lo, dulu lo setiap kali kesini pasti pesen menu ini" tunjuk Jaemin.

"Mau coba?"

Renjun mengangguk semangat, bisa dilihat jika Jaemin sangat mengenalnya. Ia bahkan request pada pelayan tersebut agar tidak menambahkan tomat dan timun karena Renjun benci itu.

"Makasih ya"

"Buat?"

"Udah bantuin aku dan jelasin semua disaat aku bener-bener gatau"

Jaemin tersenyum, ia menatap Renjun yang juga menatapnya. Aneh rasanya, mereka sudah kenal lama, tapi Jaemin merasa agak canggung sekarang.

"Ini bukti kalau kita udah kenal dari lama..." Jaemin menyerup jus yang baru saja tiba, lalu melanjutkan kalimatnya.

"... Gue janji bakal selalu ngelindungin lo" ucap Jaemin, bisa dilihat Renjun sekarang tengah tersenyum malu karenanya.

"Justru gue yang berterima kasih karena lo berusaha sebaik ini untuk Rehab, sehingga kita bisa bertemu lagi" Batin Jaemin.

***

Renjun baru saja mandi, ia tertidur saat pulang dan ini sudah jam 8 malam. Segera Renjun keluar kamar, mungkin Oppa nya sudah pulang sedari tadi.

Doyoung tengah menonton TV, entah apa yang ia lihat karena Doyoung segera mengganti channel tersebut saat Renjun menghampirinya.

"Renjun si peri cantik udah bangun" kata Doyoung.

"Hmm" Renjun duduk disamping Doyoung sambil memeluknya.

"Mau makan, lapar" renggek Renjun dengan manja.

Doyoung mengacak-acak rambut kepala Renjun gemas, ia lalu meluncur ke dapur membuat sesuatu untuk dongsaengnya.

Ia lalu kembali ke kamarnya untuk sekedar mengambil ponsel dan menyalakannya setelah baterainya terisi penuh.

2 panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak dikenal. Ia tidak tahu nomor siapa itu dan Renjun malas untuk meladeni nomor yang tidak ada dikontaknya.

"Kak" Renjun menghampiri Doyoung yang tengah memasak.

"Hmm"

"Tadi disekolah orang-orang pada heboh"

Doyoung membalikan badannya, dilihatnya Renjun yang kini tengah menghela napas kesal.

"Kenapa Margaku di ganti? Kenapa tidak Park sama kaya marga yang Kakak pake?"

Doyoung mematikam kompor, ia menuangkan masakannya ke piring dan meletakannya di atas meja makan.

"Kak, Kakak" panggil Renjun, karena Doyoung hanya diam dan tidak menjawab.

Hanya dengan tatapan, Renjun langsung menurut, yang ia lakukan sekarang adalah Makan.

Ekspresi Doyoung terlihat berbeda, bahkan Renjun baru melihat sikap lain dari Kakaknya itu. Renjun tahu seharusnya ia tidak menanyakan hal tersebut, ia tidak tahu apa yang Doyoung rasakan sekarang, yang jelas Doyoung sepertinya tidak ingin membahas kejadian yang sudah lama berlalu.

Amnesia [COMING SOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang