A-7

306 29 6
                                    

3 minggu kemudian

Renjun mendatangi perpustakaan, ia nampak sendiri yang biasanya ditemani teman satu kelasnya itu. Sudah 2 hari ini Chenle sakit dan ya Renjun merasa kesepian.

"Eh Renjun" ucap seseorang.

"Kebetulan kita ketemu disini" ia nampak tersenyum pada si marga Huang. Renjun membalas dengan senyum tipis, mata kembali fokus pada deretan judul buku.

"Oh iya, kenapa lo ga pernah balas chat gue..."

"...Nomor ujung 0802 itu nomor gue" ucapnya.

Renjun melirik sekilas lelaki dipinggirnya, "Terus?" Ketusnya.

Lelaki tersebut tertawa paksa, "Lo ga ngesave nomor gue ya?" tanya lelaki bernama Mark dengan marga Lee.

"Ga, apa pentingnya?"

Mark terdiam, ia tengah merangkai kata-kata di otaknya, "Lo ada waktu setelah pu..." belum juga ia menyelesaikan kalimat, Renjun sudah pergi.

Renjun kini duduk, membuka buku bacaannya dan memakai earphone. Tak sampai disitu Mark juga mengikuti Renjun dan duduk di sampingnya.

"Renjun" panggilnya.

"Gue mungkin pernah menyesali ini, tapi apa gue bisa dapatin kesempatan yang kedua?"

"Gue janji gaakan ngelakuin lagi" ucapnya.

Si marga Huang tetap fokus, pikirannya mungkin sedang menari karena lagu yang didengarnya.

"Renjun..."

"Par~ oh maaf. Maksudnya Huang Renjun"

Lelaki yang berada di belakang Mark merasa terganggu karena ia sedari tadi terus berbicara, sedangkan di perpustakaan harusnya diam.

"Renjun..." panggilnya lagi.

Seseorang menepuk bahu pundak Mark, ia pun menoleh dan melihat lelaki dengan wajah kusut menurut Mark.

"Bisa lo pelanin suara lo, ganggu konsentrasi orang lain tau ga" omelnya.

Mark pun diam, ia kini tengah berhadapan dengan Jeno, orang yang ia tidak suka sejak masuk sekolah ini.

"Sebaiknya lo pergi kalau lo gak mau gue panggil penjaga kemari"

Mark tertawa simpul, dilihatnya lelaki yang kini tengah menatapnya juga. Jujur Mark sangat benci dengannya, kalau bukan disekolah mungkin saja kini amarah Mark tidak bisa dikontrol lagi.

Sedikit bercerita tentang Mark dan Jeno, mereka adalah saudara tiri. Mama Mark bernama Tiffany yang menikah dengan Lee Donghae, Papa Jeno. keduanya menikah saat umur mereka sama-sama 7 tahun, keduanya tidak pernah akur dan saling berselisih.

"Lo masih Ketua Osis kan, harusnya lo tahu peraturan" ucap Jeno pelan.

"Ck... ditunggu di rumah, kita lanjutin obrolannya disana" Mark akhirnya pergi karena terpaksa, sedangkan si marga Huang tidak terganggu sedikit pun. ia malah tidak tahu kalau 2 lelaki di dekatnya baru saja akan saling terkam.

***

Renjun kini ikut dengan Jaemin pergi ke kosannya, karena Doyoung sedang keluar kota, sudah pasti masalah pekerjaan. itu memang sudah jadi kewajiban dan tanggung jawab seorang Doyoung untuk mengelola semua perusahaan peninggalan Orangtuanya.

 itu memang sudah jadi kewajiban dan tanggung jawab seorang Doyoung untuk mengelola semua perusahaan peninggalan Orangtuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amnesia [COMING SOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang