- thirty three -

4K 312 21
                                    

Tahan!!
Pasti penasaran sama kelanjutan Jieun, Jungkook dan Taehyung kan??
Hahaa.. sengaja nih biar pada menebak-nebak.. 😂

"Semua karakter, organisasi, tempat, dan kejadian adalah fiktif"

•●•●•●•●•●•●•●•




Somin & Seokjin.

Beberapa hari setelah kematian ibunda Jungkook, Somin mendatangi rumah Jungkook. Namun pria itu sedang tidak ada di rumah. Somin pun datang ke kantor, sayang—lagi-lagi Jungkook tidak ada.

Selama beberapa hari Somin mencari keberadaan Jungkook, tapi tidak ketemu. Bahkan dia sudah bertanya kepada Jimin dan juga Hoseok. Kedua orang itu juga tidak mengetaui keberadaan Jungkook.

Sampai suatu hari, di siang hari yang cukup mendung Jungkook datang ke apartmentnya tanpa memberikan kabar.

"Jungkook-ah, kau darimana saja? Aku mencarimu beberapa hari ini."

"Noona, ada yang ingin aku katakan."

Somin meminta Jungkook duduk dan membuatkan minuman hangat. "Hm, apa? Katakanlah."

"Bisakah kita hentikan hubungan ini sampai disini?" Somin menaikkan sebelah alisnya.

"Noona tau bahwa aku sangat menghargai dan menyayangi noona. Bahkan aku sempat mencintai noona dulu. Tapi, saat ini sudah tidak lagi. Sejak pertemuanku dengan Jieun, aku sadar bahwa wanita yang aku cintai adalah dia. Istriku." jelas Jungkook.

"Aku tidak mengerti." tukas Somin.

"Benteng, Benang. Noona hanya menjadikanku benteng selama ini. Benteng untuk menutupi rasa sakit yang noona rasakan kepada Jin hyung. Dan benang agar noona dan Seokjin terus terhubung. Bahkan sampi saat ini noona masih mencintainya. Benarkan?"

"Kau tau aku sudah di tolak oleh Seokjin."

"Aku tau. Tapi aku juga tau, walaupun Jin hyung sudah menolak tapi noona masih mencintainya. Noona—aku lelah menjadi benang antara kalian. Kalau memang Jin hyung menolak noona, bukankah noona bisa mencari pria lain yang bisa menerima perasaan noona? Noona cantik dan baik, masih banyak pria diluar sana yang menantikan noona."

"Tidak semudah itu."

"Kalau begitu, apakah selama ini noona mencintaiku?" tanya Jungkook yang tidak bisa dijawab oleh Somin.

•••

Perasaan Somin tidak berubah sejak pertama kali berjumpa dengan Seokjin.
Kala itu, Hoseok membawa temannya kerumah dan disitulah Somin bertemu dengan Seokjin untuk pertama kali. Pria pendiam yang mampu menarik perhatian.

Saat itu Somin selalu mencari perhatian Seokjin, dan tentu saja Seokjin menerima Somin layaknya seorang adik perempuannya.

Semakin hari perasaan Somin semakin besar. Saat itu Somin baru saja pulang dari German dan berencana untuk datang ke apartment Seokjin. Dia ingin mengungkapkan apa yang selama ini dia rasakan kepada pria itu.

Karna persahabatan Seokjin, Jungkook dan Hoseok, terkadang Somin pun datang tanpa memberikan kabar terlebih dahulu. Sama seperti saat ini. Dia sudah menekan bel beberapa kali hingga sang pemilik keluar untuk membukakan pintu.

"Somin? Bukankah kau berada di German?" tanya Seokjin sedikit terkejut. Begitu pula dengan Somin yang terkejut melihat penampilan Seokjin yang hanya menggunakan piyama dan boxer.

"Maaf, apa aku mengganggu?"

"Tidak. Masuklah." Seokjin mengajak Somin masuk dan membawakan kopernya kedalam. "Apa Hoseok tidak menjemputmu? Harusnya kau menghubungiku dulu kalau tidak ada yang menjemputmu."

Somin melihat sepatu milik seorang wanita yang berada di pintu masuk. "Ah, aku hanya ingin memberikanmu oleh-oleh. Apa oppa sedang ada tamu? Aku akan pulang."

"Tunggu sebentar." Tak berapa lama Seokjin masuk ke kamar, seorang wanita keluar dengan rambut sedikit berantakan dan pakaian yang sexy. Buru-buru wanita itu pergi tanpa melirik ke arah Somin berada. Sedangkan Seokjin sudah memakai baju yang sedikit sopan.

"Ayo aku akan mengantarmu pulang."

Memang benar Somin datang untuk memberikan oleh-oleh. Tapi ada satu barang yang tidak diberikan kepada Seokjin hari itu. Sebuah kalung berinitial nama mereka. Dari situlah Somin melampiaskan perasaannya kepada Jungkook.

Jungkook yang semakin memdapat perhatian dari Somin mengira bahwa adik Hoseok itu mempunyai perasaan kepadanya. Sampai dia mengetaui bahwa dirinya hanya sebuah benang perantara.

Somin ingin membuat Seokjin cemburu dengan kedekatannya dengan Jungkook. Tapi menurut Somin tindakannya itu gagal karna Seokjin tidak merasa terganggu dan selalu terlihat bersama dengan wanita yang berbeda.

Tapi Somin juga tidak menyukai kalau benangnya ini direbut oleh orang lain. Somin sudah nyaman dengan keberadaan Jungkook yanh selalu ada untuknya. Dia merasa di prioritaskan oleh Jungkook, tapi setelah Jieun hadir—Somin merasa bahwa tidak ada lagi orang yang berada disisinya.

•••

Seokjin sedang duduk di sebuah coffeeshop, dua gelas americano dingin sudah bertengger di mejanya. Hoseok menunggu pria di depannya ini membuka suara. Pasalnya sudah hampir sepuluh menit pria itu diam sambil menatap jalanan yang cukup padat hari ini.

"Hyung, apa kau memintaku datang kesini hanya untuk melihatmu melamun? Kau membuang waktu bersan Seohyun." gerutu Hoseok.

"Kau tinggal membelikannya bunga, pasti dia akan memaafkanmu."

"Haissst!" Hoseok sedikit kesal karna waktu pacarannya di ganggu oleh Seokjin. Tapi meskipun tau bahwa kekasihnya akan marah, Hoseok tetap datang untuk menemani Seokjin.

"Bagaimana kabar Somin? Apa dia baik-baik saja?" tanya Seokjin.

"Kenapa tiba-tiba menanyakan Somin? Lagipula kenapa kau tidak menghubunginya sendiri?"

Seokjin menyeruput minumannya dan menghela nafas panjang. "Aku sudah menolaknya." Hoseok terbatuk mendengar perkataan Seokjin.

"Apa?"

"Adikmu datang ke apartmentku dan mengatakan kalau dia mencintaiku." ungkap Seokjin.

"Lalu? Kenapa kau menolaknya?"

"Aku tau dia sedang bimbang dengan perasaannya. Dia terluka karna Jungkook memutuskan untuk menikah dengan wanita lain dan bukan dirinya. Maka dari itu dia mencari pelampiasan."

"Ternyata kau benar-benar bodoh, lebih dari yang aku kira." tukas Hoseok menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Apa maksudmu?"

"Sudah bertahun-tahun, Hyung. Dan kau tidak menyadari perasaan Somin? Asal kau tau, meskipun dia tidak mengatakannya kepadaku tapi aku tau dia hanya mencintaimu bahkan sejak pertama bertemu denganmu."

"Tidak mungkin. Yang dia cintai adalah Jungkook. Aku selalu melihat bagaimana cara Somin memperlakukan aku secara berbeda dengan apa yang dia lakukan kepada Jungkook."

Hoseok terlihat sangat gemas karna pria disampingnya ini sama sekali tidak peka. Tapi menurutnya ini adalah masalah Seokjin dengan sang adik. Dia tidak berhak ikut campur.

"Hyung, aku hanya ingin menyampaikan bahwa Somin sudah sejak dulu menyukaimu. Bahkan aku tidak sengaja menemukan kalung initial nama kalian dikamarnya. Sepertinya barang itu sudah lama dia beli, kalau tidak salah—ah...toko perhiasan yang hanya ada di German. Benar, sepertinya dia membeli kalung itu saat sedang berada disana beberapa tahun uang lalu."

Tiba-tiba saja Seokjin berdiri hingga membuat minumannya tumpah dan dia di tonton oleh beberapa pasang mata.

"BODOH!!!"

"Kenapa, hyung? Kenapa??" tanya Hoseok kebingungan.

Hoseok semakin bingung saat sahabatnya itu pergi tanpa berpamitan dengannya, bahkan dia meninggalkan jaketnya dikursi yang ada dompet didalamnya dan mengambil kunci mobil Hoseok.

"Sialan!! Awas saja kau nanti. Aku akan menghabiskan isi black cardmu, hyung!!" gunam Hoseok sambil terkekeh.


••• tbc •••

SEQUOIA | | mature | |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang