- eigth -

5.6K 388 19
                                    


"Semua karakter, organisasi, tempat, dan kejadian adalah fiktif"

•●•●•●•●•●•●•●•


Jungkook pov~

°°°

Semalaman aku mencari nama Jieun, memang benar bahwa dulunya dia adalah seorang model namun di dalam pencarian itu tidak ada hal yang membenarkan perkataan Somin noona.

Tok.. Tok..

"Apa ada hal yang perlu aku ketaui tentangnya? Sepertinya dia baik-baik saja. Mungkin Somin noona hanya salah sangkah benar kan?" tanya Jungkook saat Jimin membuka pintu.

Jimin hyung menyerahkan tab yang dia pegang. "Kau harus melihat ini."

Tab yang berada di atas meja itu menampilkan video yang membuat mataku melotot. "Hyung, apa kau sedang birahi? Kenapa pagi-pagi memperlihatkan video seperti ini?"

"Apa aku terlihat seperti kucing jantan yang sudah ingin kawin? Lihatlah lagi dan perhatikan dengan seksama wanita itu!!!" tukasnya emosi.

Mendengar Jimin hyung yang mulai memakai logat satori, mau tak mau aku memperhatikan lagi video yang sedang diputar. Kali ini bukan hanya melotot tapi mataku hampir saja keluar. "HYUNG!!!!"

"Video ini sudah lama di takedown. Aku mendapatkan file ini dari salah satu kenalanku yang bekerja di siaran tv lokal. Menurutnya ada yang membayar semua media untuk tidak menayangkan video ini. Padahal hal inilah yang membuat nona Jieun dicap sebagai wanita yang buruk." jelas Jimin.

"Tunggu. Apa dia sengaja membuat video seperti ini? Siapa lelaki yang bersamanya ini?"

"Menurut temanku pria ini adalah kekasihnya saat itu, Kim Taehyung. Tapi entah kenapa saat melakukan konferensi pers, Kim Taehyung justru bersama wanita lain dan membuat awak media menyudutkan pihak nona Jieun."

Aku mengangguk mengerti, "tapi hyung. Apa kau juga melihat video ini?"

"Uh? Sedikit." Jimin hyung menjawab sambil menundukkan kepalanya.

"HYAA! JIMIN-SSI!!!!!!!"

"Aish!! Lalu aku harus bagaimana? Aku memastikan bahwa wanita itu benar nona Jieun."

Aku mendengus kesal. Apa yang sebenarnya terjadi beberapa tahun yang lalu kepada Jieun. Mungkin maksud Sobin noona adalah masalah ini, tapi bukan berarti dia wanita yang tidak baik bukan?

"Hyung, cari tau soal Kim Taehyung!" Jimin hyung mengangguk dan meninggalkan tab itu sebelum dia keluar dari kamarku.

Ada perasaan aneh pada diriku saat aku melihat lagi videonya. Bagaimana Jieun sangat menikmati semua hentakan yang diberikan oleh pria itu.

Lalu, malam itu? Kenapa dia melakukannya bersamaku? Apa dia merindukan pria ini dan melampiaskannya denganku?

•••

Setelah mendinginkan kepala sejenak, sekarang aku sedang duduk di restoran. Berharap bertemu dengan wanita yang membuatku pusinh. Tapi Jieun masih belum juga menampakkan wajahnya.

"Permisi, apa pelayan Jieun sudah tidak disini?" Aku bertanya kepada pelayan yang sedang melayaniku saat ini.

Pelayan pria itu mengingat-ingat nama yang kusebutkan, "ah... Jieun Nam? Sepertinya sekarang dia mendapatkan tugas untuk membersikan kamar di deluxe room."

"Baik, terima kasih." Aku memberikan pelayan itu sedikit tips karna informasinya mengenai Jieun.

Membersihkan kamar? Dari mana aku harus mencarinya, bukan satu atau dua kamar saja seperti president suit. Tapi sudah pasti puluhan deluxe room yang ada di kapal ini. Sial!

Aku tidak punya waktu banyak untuk mencari Jieun disetiap kamar karna sebentar lagi aku akan menemui seseorang.

•••

Kalau bukan karna permintaan paman dan eomma beberapa tahun yang lalu, mungkin saat ini aku masih berada di Inggris untuk melanjutkan study.

Menjalankan kasino tidak melulu menyenangkan, aku harus bersosialisasi dengan para pengusaha ataupun orang biasa yang haus akan judi. Disini aku harus pintar-pintar membuat mereka betah bermain, menarik uang mereka dan menyimpannya di brankas.

"Mr. Sean, maaf saya sedikit terlambat." Aku menjabat tangan seorang pria yang berasal dari Irlandia.

"Tidak, saya juga baru saja datang." jawabnya sopan. Memang berbeda sekali kepribadian seorang mantan perdana mentri.

"Jadi, apa anda menyukai fasilitas kapal ini? Kalau ada yang kurang, anda bisa langsung mengatakannya kepada saya."

Mr. Sean adalah mantan perdana mentri Irlandia. Baliau adalah salah satu tamu VIP yang berada di kapal ini.

Kapal ini berlayar selama sebulan hanya untuk menghindari awak media, karna kebanyakan dari mereka adalah orang berpengaruh. Mereka tidak mau membuat nama mereka hancur hanya karna perjudian.

"Hm, semuanya menyenangkan. Saya sangat puas. Oh ya, saya mendengar sesuatu dari tuan Kim."

"Dari paman?"

"Benar, dia mengatakan kalau kau sedang mencari calon istri." ujarnya sambil menuang gula kedalam tehnya.

"Iya benar. Tapi apakah itu mengganggu anda Mr. Sean?"

"Tidak juga, aku ingin mengenalkan anak dari kerabat jauhku. Mungkin saja kau tertarik."

Sebenarnya bukan hanya Mr. Sean yang mengatakan hal ini denganku. Dan memang bukan salah mereka untuk bertanya tentang hal itu.

Beberapa bulan yang lalu kesehatan eomma semakin melemah, dan paman meminta agar aku segera mencari istri dan memberikan keturunan.

Tapi apakah mencari istri itu segampang yang dia ucapkan? Sampai saat ini aku sudah menolak untuk menerima tawaran dari para tamu di kapal ini.

Sampai-sampai terdengar beberapa gosip bahwa aku menyukai sesama jenis dan ada juga yang mengatakan bahwa aku impoten. Bukan aku tidak menyukai wanita ataupun standart yang terlalu tinggi, aku hanya malas berurusan dengan wanita yang menurutku melelahkan.

"Terima kasih atas tawarannya, mungkin saya tidak pantas menerima kebaikan anda." tolakku sopan dan beruntunglah Mr. Sean mengerti.

•••

Obrolanku dengan Mr. Sean berjalan cukup lama, dan aku diminta untuk menemaninya bermain poker.

Tak terasa sudah mulai larut malam, dan aku belum sempat mencari Jieun. Sejak tadi pagi dia selalu mengganggu pikiranku.

Karna sudah tidak ada lagi hal yang perlu aku kerjakan, jadi aku memutuskan untuk berjalan di dek atas melihat hamparan laut lepas. Tidak begitu gelap karna banyak sekali bintang di tengah laut seperti ini.

"Hiks... hu~"

Bulu leherku tiba-tiba berdiri saat mendengar suara tangis yang samar. Tidak ada orang disekitarku dan itu semakin membuatku merinding.

Bukannya pergi, aku justru penasaran darimana suara itu berasal. Hanya untuk memastikan bahwa suara itu nyata adanya.

Suara tangis tadi tiba-tiba berhenti saat langkahku mendekat ke arahnya. Aku masih belum melihat adanya orang di dekatku.

Aku berdiri tepat di dekat hidup kapal, dan disitulah aku melihat wanita berambut panjang sedang memeluk lututnya. Apakah dia nyata?? Entahlah.

"Permisi, selamat malam." tidak ada jawaban dan juga dia tidak bergerak. Hanya rambut panjang yang tergerai karna tertiup angin.

"Ehem, permis-"

Aku tidak takut dengan hantu atau semacamnya, namun tetap saja aku akan terkejut dan berdebar dengan hal-hal seperti sekarang ini.

Berhadapan dengan wanita yang terlihat pucat, sedikit wajahnya tertutup rambut. Hal mengejutkan lagi saat dia menatap mataku dengan matanya yang merah dan lingkaran hitam disekitarnya.







••• tbc •••

SEQUOIA | | mature | |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang