#5. Mari akhiri

4 1 0
                                    

Kia masih berdiam saja matanya hanya fokus terarah ke tv namun pikirannya masih memikirkan hal tadi yang terjadi, ia terus menerus menggigit bibir bawahnya ia sangat takut... seakan sosok makhluk itu meneror kia.

Ibu terus memperhatikan tingkah kia, ia tak biasanya begitu. Ketika ibu ingin menanyakan apa yang terjadi dengan kia. Yaya pun datang juga ia duduk membanting dirinya di shova.

"Kak kenapa si?"

Kia tak menggubrisnya sama sekali...

"Iya kia kenapa??" Tanya ibu juga.

Kia hanya menggelengkan kepalanya dan terus menatap tv, berpura pura seakan tak terjadi apa apa. Sesekali ia menengokka kepalanya ke arah ruang tamu, apakah makhluk itu mengikutinya kesini atau tidak.

Karna ibu terus penasaran dan tak tahan dengan sikap kia yang seperti itu, Ibu akhirnya mendesak kia.

"Heh kenapa lo kamu ini ki" dengan nada sedikit kesal namun khawatir.

Kia menatap wajah ibunya dan berusaha menahan air matanya. Ah kia yang malang di usianya yang kecil begini ia harus melihat makhluk makhluk seperti itu, mental kia sedikit down. Yah tentu saja kia kan penakut, ditambah makhluk makhluk tersebut sering menampakkan dirinya dihadapan kia kecil.

"I-i it-tu buuu hiks" air mata kia lolos.

Kia memeluk ibunya dengan erat.

"Kenapa ?? Kia kenapa?" Tanya ibu.

Kia menjelaskan semua yang terjadi tadi. Setelah kia menjelaskannya, ibu kia langsung mengambil handphone dan menelfon paman kia yang berada di jakarta.

"Assalamualaikum mas.."

"Waalaikumsalam" jawab paman.
"Kenapa da.."

"Ini lo si kia tadi lagi tidur terus dia ngeliat genderuwo di dinding kamarnya, dia ganggu ya mas?" Tanya ibu kia.

......

Hening sementara, paman kia adalah orang yang dapat (melihat, menyembuhkan atau membantu). Hal hal seperti itu dapat ia atasi dengan ayat ayat suci yang telah ia pelajari, tak hanya itu.. ia mendapatkan anugrah seperti itu pun karna sudah keturunan.

"Ya sudah nanti aku liat" jawabnya singkat dan langsung menutup telfonnya.

Karna ibu kia merasa kasihan dengan kia yang terus merasa ketakutan dan merasa tak nyaman, ibu kia berinisiatif untuk mengambil garam di dapur lalu membacakan ayat ayat suci alquran seperti alfatihah dan bergegas masuk ke kamar kia dan melemparkan ke arah dinding tersebut.

Ibu mengajak kia untuk ikut bersamanya dan menunjukkan dimana letaknya, semua mengikuti kia dan ibunya. Kia mengarahkan jarinya ke dinding tersebut.

"I it-" jawab kia gemetar sembari menggigit kukunya. Dan ibu langsung melempar garam dengan kesar.

"PEGI KAMU PEGI!! Ngapain kamu ganggu ganggu anak ku. PEGIII!" Sambil membaca ayat suci dalam hati.

Benar saja lama kelamaan gambar yang terbentuk di dinding tersebut perlahan menghilang begitu saja. Lalu setelah sosok itu hilang ibu ke dapur untuk mengambil segelas air untuk kia dan membacakan alfatihah, agar kia bisa tidur dengan tenang.



                           -POV TIDUR-




Ibu menenangkan kia yang masih merasa takut, dan menyuruh kia untuk langsung tidur.

"Udahh dia udah pergi jangan takut, sana masuk kamar... tidur jangan lupa baca doa. Ada allah dan malaikat yang jagain kia" Ibu mencoba menenangkan sambil mengelus elus punggung kia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Open your eyes!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang