: ̗̀➛ 0 2☕

1.5K 210 240
                                    

"Edogawa-san..?"

"Nih" tanpa menjawab pertanyaan [Name], Pria yg dipanggil Edogawa tersebut memberinya teh hijau hangat dalam botol yg bermotif beruang.

Tertawa geli, "Imut ya beruangnya" ejek [Name] seraya meneguk, "Aku?"

"G"

Setelah beberapa tegukan, hangat dan rasanya yg pas di lidah [Name] sedikit menenangkan dirinya yg telah setengah jam menangis.

Mendadak, suasana kembali sunyi, mereka berdua sama-sama bungkam, tak ada yg ingin membuka percakapan.

sudah 5 menit masih di selimuti kesunyian, suasana semakin canggung dan memaksa [Name] membuang gengsi dan memulai percakapan, serius, ia benci laki-laki yg tak jantan dan hanya mengandalkan wanita.

Tarik nafas, "Edogawa-san"

"Ranpo saja."

gekh!

"Ranpo"

"Pake -san" Potong nya.

"BANYAK MAU"

"Aku itu pahlawan tahu~ Harus sopan padaku."

[Name] kesal, sungguh kesal. Seakan ingin mencabik-cabik saja pria di sampingnya ini. Namun, ia menahannya dengan menarik nafas.

Kasihan jodohnya ya, dapat pria childish seperti ini.

"Kok kesini?"

Ranpo mendekat, mengarahkan wajahnya ke tepat depan wajah [Name] yg menyebabkan mereka menjadi tatap-tatapan secara dekat.

[Name] memang masih mencintai Dazai walaupun ia sudah dicampakkan, tapi bukan berarti jantung [Name] tidak bisa marathon ketika didekati laki-laki.

Ranpo menatap [Name] dengan heran, "Kau mengira aku datang untukmu?" Ranpo menarik kembali wajahnya.

Wajahnya sudah tak dekat lagi dengan si gadis, tetapi jantungnya masih berdebar dengan cepat seakan mau loncat dari tubuhnya.

[Name] membuang muka malu demi menetralkan jantungnya yg masih berdegup kencang tersebut.

Tetap tenang, tetap tenang, duh..

Dengan terpaksa, [Name] sebisa mungkin menetralkan wajahnya dan menjawab Ranpo sarkas, "Ah, jam berapa ini? Bukannya masih jam kerja ya? Oh, tak mungkin kebetulan kan~?"

"Aku emang rajin bolos, sih.. Dan disini memang tempat langganan ku untuk bolos, Mungkin memang bukan kebetulan sih."

Jawab Pria tersebut santai namun dengan wajah yg songong.

Gadis itu terkekeh, "Ranpo-san, kau ingin dipuji karna rajin bolos, ya?"

Hawa panas Pertarungan sengit antara dua sejoli ini terasa walau berada di bawah teriknya matahari.

"Aku lapar" Ucap [Name] yg menghentikan pertarungan sengit mereka karna [Name] tahu ia tak akan pernah bisa memecahkan kerasnya kepala Pria kekanak-kanakan seperti nya.

"Sama, duh.."

"Beliin dong, nanti diganti bareng hutang yang kemarin"

"Gak bawa nih~"

"Bohong banget"

"Emang"

"LAH TERUS??"

"Sayang tahu, itu duit buat beli susu u ha te sama bengbeng sekardus"

"...Ranpo-san..."

Bukannya meminjamkan duit, Ranpo malah mengacuhkan [Name].

Jelas [Name] kesal, tak peduli lagi, gadis yg masih dengan seragam kerjanya beranjak dari bangku dan berniat meninggalkan pria kekanak-kanakan itu.

-ˋˏ ⎙ 𝐅𝐈𝐑𝐄𝐖𝐎𝐑𝐊𝐒;  ranpo edogawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang