Pilu.

7.3K 1.2K 154
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Setelah perdebatan panjang yang terjadi diantara Theo dan Laras malam itu, keputusan mereka berdua akhirnya membawa kedua insan itu beserta tiga anaknya menghadiri acara keluarga Theo yang terbilang teramat mewah.

Sesampainya dipintu utama gedung itu, pandangan Theo mengedar, mencari dimana letak keluarga besarnya berada. Hingga akhirnya netra itu berhasil menemukan seseorang yang sedang mendapatkan perayaan atas pertambahan usia nya di malam ini— Ibunya.

Senyum Theo merekah, berbeda dengan raut wajah Laras dan juga Jisung yang jantungnya berdebar kuat. Theo paham betul, bahwa keadaan ini sangat membuat hati wanita tercintanya dan Jisungnya terasa teramat gusar.

Jemari Laras dibawanya dalam genggaman, kemudian membawa langkah kakinya dan juga langkah kaki anak-anaknya mendekati seorang wanita yang mereka sapa sebagai Oma.

Pandangan Ibu Theo teralihkan, memandangi satu persatu anggota keluarga yang berjalan mendekat ke arahnya. Senyum manis kepunyaan-nya yang ia sebarkan sejak awal terhadap tamu undangan pun berubah, ketika ia memandangi menantu dan juga cucu-cucunya itu.


“Bu, Theo datang sama anak-anak dan Laras. Selamat hari ulang tahun, Bu.” Diciumnya pipi wanita yang ia panggil Ibu tadi, dengan lengkungan garis indah di bibir tipisnya masih tertera jelas sejak awal.

Bunda, aku gak suka dipukul.Where stories live. Discover now