"Sekali lagi, gua bakar rumah lo."

8.3K 1.3K 363
                                    

W A R N I N G!!

Ada beberapa bagian yang mengandung unsur abusive family, blood, dan harsh word.

Mohon lebih pintar dalam memilih bacaan, ya!♡ Jangan lupa tinggalkan jejak~

Selamat membaca!♡♡

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Haidar dan teman-teman-nya menginjakkan kaki pada pekarangan rumah Jisung. Memarkirkan kendaraan yang mereka bawa dibagasi seperti biasanya, lalu membawa langkah kaki mereka menuju pintu utama rumah keluarga Bagaskara tersebut sembari bertukar lelucon.

Brakkk

Terdengar suara benda besar jatuh ke lantai yang spontan membuat keenam pria tersebut menghentikan langkah kakinya. Merek saling bertukar pandang satu sama lain dengan kening mereka yang berkerut.

“Lo pada denger, ga? Kayak ada yang jatuh?” suara Rendra terdengar sedikit terdengar khawatir. Pria itu langsung bergerak, membawa langkah kakinya sedikit tergesa menuju pintu utama yang sejak awal kedatangan mereka sudah terlihat terbuka dengan cukup lebar.

Netra keenam pria itu membulat tatkala menemui seseorang yang sengaja mereka hampiri rumahnya untuk menjenguk, sedang terbaring di atas lantai dengan seorang wanita yang sedang menginjak-injak tubuhnya dengan wajah yang merah padam.

Pria itu— Jisung, sedang menangis pilu dengan beberapa darah segar yang mengalir ditangan dan juga pelipisnya. Pria itu berusaha memeluk pergelangan kaki wanita itu, dengan beribu-ribu permohonan maaf dan harapan untuk diberi rasa belas kasihan dan ampunan.

“Ampun, Bunda. Ampun... Maafiin Jisung, Bunda... ” luka Jisung beberapa hari lalu belum kering sama sekali, malahan bertambah untuk hari ini. Luka yang sudah terjahit rapi beberapa hari lalu, harus terbuka lagi akibat pukulan yang ia terima dari wanita yang menyandang status sebagai Bunda-nya.

Bunda, aku gak suka dipukul.Where stories live. Discover now