ternyata susah.
aku masih saja bolak-balik mengecek ponsel, membuka roomchat antara aku dan riskal, scroll twitter atau pinterest untuk mencari bahan status whatsapp, dan yang paling memalukan adalah mendengarkan lagu-lagu mellow.
aku benar-benar terlihat menyedihkan, begitulah kata kakakku.
aku menghela nafas panjang. melirik kakakku yang sedang asik berjoget ria mendengarkan lagu favoritnya sambil menggoreng donat.
aku iri dengannya. hidupnya terlihat sangat mudah tanpa harus direpotkan dengan urusan sepele seperti ini.
“yaelah masih murung aja,” ucap kakakku, “mending joget sini sama gue.”
aku cemberut. menyandarkan punggungku pada sandaran kursi. “lo tuh pernah nggak sih kak diginiin sama cowok?”
“pernahlah. udah hatam gue,” jawabnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari penggorengan yang berisi donat.
“trus gimana?”
“gimana apaan?”
“gimana caranya lo bisa stop buat nggak baper lagi sama cowok?” tanyaku akhirnya.
sungguh, aku sudah lelah harus terjebak di situasi yang sama terus menerus. “gue udah bertekad nih nggak mau baper lagi, tapi tetep aja kalo dichat dikit, gue pasti baper, trus ujung-ujungnya dianya ngilang. terus aja kayak gitu.”
kakakku tertawa renyah, “ya jangan stop baper juga lah. ribet nanti kalo lo nggak baper sama cowok.”
kakakku mengecilkan api, lalu menarik kursi di sebelahku, “baper mah boleh-boleh aja. asal jangan banyak berharap dan lebih dipake logikanya.” katanya sambil menunjuk-nunjuk kepalaku.“trus apa lagi?”
kakakku berpikir sejenak, lalu mengangguk mantap, “udah sih itu doang.”
aku mengembuskan nafas kasar. tanganku asal-asalan memainkan adonan donat di atas meja.
aku pernah ada di kondisi ini sebelumnya. tapi rasanya tidak sampai separah ini. riskal benar-benar membuatku uring-uringan selama beberapa hari ini.
“nih ya, dari pada lo galau mellow nggak guna kayak gini, mending lo ngapain kek sana yang lebih bermanfaat gitu. workout kek, skincare-an kek, atau apalah terserah. biar nanti lo masuk sekolah glow up gitukan. ya, nggak?” ceramah kakakku panjang lebar.
aku meledek perkataannya, walaupun dalam hati aku menyetujuinya seratus persen.
kata-kata kakakku benar.
buat apa juga aku membuang-buang waktuku untuk cowok yang tidak peduli denganku? lebih baik aku mempercantik diriku sendiri.
jadi, sehabis membantu ibuku membuat donat, aku menghabiskan waktu soreku di kamar kakakku. memainkan alat make-upnya, bermain-main dengan rambutku sambil mendengarkan lagu.
lalu ketika aku sudah puas dengan hasil make-upku, aku segera mengambil ponsel. ingin segera berselfie ria. memamerkan hasil karyaku di snapgram.
namun aku langsung tak keruan ketika mendapati notifikasi 2 missed video call dari riskal. delapan menit yang lalu.
aku langsung bimbang. walaupun aku senang. aku jadi deg-degan. sekarang aku harus apa? apakah harus aku video call balik?
namun itu ide gila. aku menggeleng. kembali meletakkan ponselku di atas kasur. aku harus move on. aku tidak boleh baper lagi. tidak boleh terjebak lagi.
lebih baik aku meminjam ponsel kakakku untuk selfie. supaya tidak ada godaan untuk menghubungi riskal lagi.
namun sialannya, ketika aku bangkit, tidak sengaja mataku melihat layar ponselku menyala.
ada video call dari riskal!
sinting.
aku ingin mengabaikannya. tapi keinginanku untuk menjawabnya lebih besar. keinginanku untuk menjawabnya semakin besar ketika aku melihat ke kaca dan penampilanku sungguh luar biasa. aku cantik.
aku menggeleng keras. mencoba untuk tetap waras. aku akan mengabaikannya. aku akan mengabaikannya. harus.
tetapi …,
arghhhh, aku tidak tahan!
“hai, kal. kenapa vc?”
end
haloo. tamat juga cerita ini, hahahahaha. gimana menurut kalian? ada yang pernah ngalamin juga kah? apa cuma aku doang?
tadinya cerita ini pengen aku kembangin lagi, nggak stop di sini aja. tapi aku males, udah hilang feelingnya. jadi ya udahlah ya, segini aja. eheheheh.
cerita ini ditulis dalam sekali duduk, tanpa revisi apa-apa lagi. jadi seperti biasa, kritik dan saran sangat dipersilakan.
terakhir, terima kasih banyak untuk kalian yang berhasil baca sampai akhir padahal isinya cuma curhatan doang, hahahahah. sampai ketemu di cerita selanjutnya:)))
love,
vanillopa
KAMU SEDANG MEMBACA
ghosting
Short Storydia riskal. cowok yang selama empat bulan terakhir sedang dekat denganku. setiap hari selalu chatan, telepon atau video call setiap malam. tidak jarang, dia juga sering mengajak aku keluar. hingga suatu hari, secara tiba-tiba, dia berhenti menghubun...