2

853 47 2
                                    

Eren sampai diapartemennya dimana dia bersiap-siap untuk meninggalkan kota ini, sebelum eren berangkat terdengar deringan handphonenya. Erenpun mengambilnya dan mengangkatnya.

"Hallo?" ucap eren dingin.

"Hey eren aku armin, mau ikut kerumahku kami sedang mengadakan pesta nginab." ucap armin lewat telpon.

"..." eren hanya diam.

"Bagaimana? Ikut tidak?" ucap armin.

"Aku ada urusan." ucap eren dingin.

"Urusan? Kok suaru mu seperti orang setengah mati." ucap armin.

"Ya aku sudah mati." ucap eren dingin lalu mematikan telponnya.

"Jadi ayo kita mulai perjalanan menuju keneraka." ucap eren dingin.

Erenpun keluar dari apartemennya dan mulai menaiki motor GSX R150 menuju keluar kota untuk menemukan dirinya yang hilang.

*2 tahun kemudian*

Eren yang kini mengganti namanya menjadi kadoya tsukasa ngekos disebuah kedai kopi yang dimiliki oleh sepasang kekasih yaitu levi dan petra. Disini levi yang bertugas membuat kopi, petra menjadi kasir, dan eren menjadi pencatat pesanan dan sesekali menampilkan skil biolanya yang membuat semua orang kagum.

"Levi-san bolehkah aku beristhirat." ucap eren tanpa ekspresi.

"Silahkan, jangan pulang larut malam tsukasa." ucap levi.

Eren hanya mengangguk dan keluar pergi meninggalkan kedai kopi sekaligus tempat tinggalnya sekarang.

"Kadoya tsukasa, dia anak cukup menarik ya." ucap petra kesuaminya.

"Ya, sudah sejak awal kita bertemu dengannya dia tidak pernah memperlihatkan senyumannya." ucap levi.

"Dia mirip denganmu sedikit." ucap petra.

"Jangan samakan aku dengannya, biarpun ekspresiku datar setidaknya aku sering tersenyum." ucap levi.

"Mungkin dia ada masalah dalam hidupnya jadi dia sering bertanya kepada seseorang bagaimana rasanya berbahagia itu."ucap petra kasihan.

Levi hanya dapat menghela nafas dan mulai membersihkan kedai kopinya dibantu sama istrinya.

Ditempat lain, eren sedang mengambil beberapa foto dari taman dengan kameranya.

"Mungkin aku harus pulang, cuacanya mulai dingin." gumam eren.

Erenpun berjalan menuju ke kedai dan diperjalanan dia terhenti karena melihat gadis kecil sedang menangis. Erenpun menghampirinya lalu berjongkok.

"Ada apa?" ucap eren tanpa ekspresi.

"Hiks... Balonku nyangkut Hiks... Diatas pohon Hiks.." ucap gadis kecil itu sambil menangis.

Erenpun melompat meraih batang pohon tersebut lalu perlahan-perlahan tapi pasti erenpun mendapatkan balon tersebut.

"Ini." ucap eren lagi tanpa ekspresi.

"Terima kasih kakak." ucap gadis itu senang.

"Hei bolehkah aku bertanya sesuatu?" ucap eren tanpa ekspresi.

"Hmm." ucap gadis itu sambil memiringkan kepalanya.

"Beritahu aku..." ucap eren.

"Apa itu bahagia?" lanjut eren.

Gadis kecil itu meletakkan jari telunjuknya didagunya sambil berpikir. Lalu dia senang dan berkata.

"Bahagia itu dimana orang-orang yang kita sayang selalu ada untuk kita, selalu ada saat dibutuhkan, dan selalu ada disaat kita sedang bersedih." ucap gadis kecil itu senang.

Eren hanya diam dengan rambut menutupi matanya. Tak lama seorang wanita memanggil gadis itu.

"Sayang, ayo pulang!" teriak ibu dari gadis kecil tersebut.

"Baik bu!, Dadah kakak." ucap gadis kecil itu membungkukkan badannya dan pergi kearah ibunya.

Gadis kecil itu saling berpegangan tangan dengan ibunya sambil dihiasi senyum bahagia. Eren yang melihat itu langsung memotret pemandangan yang ada didepannya.

"Orang yang kita sayang?" ucap eren tanpa ekspresi sambil memegang foto yang baru saja dia ambil.







Bersambung...

A Lost SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang