5

914 52 14
                                    

Teman-teman mikasa menghampiri mikasa, annie yang tau sahabatnya sedang mood yang buruk langsung memeluknya.

"Hiks.. Eren berubah hiks... Dan itu semua adalah kesalahanku hiks..." isak mikasa dipelukan annie.

"Sudah-sudah, ayo kita kerumah sepupumu untuk istirahat." ucap annie menyabarkan mikasa.

Mikasa menghapus air matanya dan menangguk lalu merekapun kembali kemobil untuk menuju ke kediaman sepupunya.

*Kedai levi*

Mikasa dan yang lainnya turun dari mobil dan mulai mengetuk pintu kedai yang sudah tutup.

"Sebentar." ucap seorang didalam.

Petra mulai membuka pintu dan agak terkejut dengan kedatangan adik iparnya. Petra langsung memeluk mikasa.

"Mikasa, kakak kangen banget sama kamu kenapa jarang mampir kesini." ucap petra riang sambil memeluk mikasa.

"Maaf kak, soalnya aku banyak urusan jadi jarang mengunjungi kakak." ucap mikasa tersenyum canggung.

"Tunggu apa lagi silahkan masuk!" ucap petra mempersilahkan mereka masuk.

Merekapun masuk ke kedai tersebut dan memperlihatkan kakak sepupu mikasa yang sedang membuat kopi untuk mereka.

"Kenapa kalian basah kuyup, pergi sana keringkan dulu tubuh kalian." ucap levi.

Mereka semuapun mengangguk dan mulai mengeringkan diri mereka. Setelah mereka mengeringkan tubuh mereka, merekapun duduk dimeja yang sudah di sediakan.

"Jadi? Kenapa kalian datang kemari?" ucap levi langsung ke topik.

"Sebenarnya-" ucapan mikasa terpotong karena pintu kedai terbuka.

"Aku pulang." ucap eren datar.

"Hei tsukasa, kau basah sekali." ucap petra.

Mereka semua menatap eren dengan terkejut karena pria yang ada di depan pintu ternyata adalah eren.

"E-eren.." ucap mikasa terkejut.

Eren menatap mikasa dengan tatapan kosong lalu berpaling menatap petra.

"Aku mau mengeringkan tubuhku lalu kekamar." ucap eren tanpa ekspresi.

Erenpun berjalan masuk, sebelum masuk mikasa langsung berjalan ke arah eren.

"Eren!, kumohon bicaralah denganku!" ucap mikasa memohon.

Erenpun berhenti ditempatnya menghela nafas dan mulai berbicara.

"Aku mau istirahat dan aku tidak mau siapapun menggangguku." ucap eren datar tanpa berbalik badan untuk menatap mikasa.

Mikasa hanya bisa diam ditempat karena perkataan eren barusan, mikasapun kembali ke tempat duduknya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kalian saling kenal dengan tsukasa?" ucap levi bingung.

Mikasa dan yang lainnyapun menceritakan semuanya tentang hubungan mikasa dan eren. Levi dan petra terkejut dan merasa kecewa mendengar cerita dari mikasa.

"Bodoh" ucap levi sambil menyilangkan tangannya.

"Sebaiknya kau tidak usah berjanji bila kau sudah mengingkarinya." ucap levi.

Mikasa hanya dapat menunduk dalam penyesalan.

"A-ano, selama eren tinggal disini apa yang biasa dia lakukan." ucap armin.

Levi menatap armin lalu menghela nafas panjang dan mulai berbicara.

"Dia disini bekerja sebagai kasir dan tak jarang pula dia menampilkan pertunjukkan." ucap levi sambil meminum kopinya.

"Pertunjukkan?" ucap armin bingung.

"Ya, biasa dia menampil pertunjukkan biolanya ke semua pengunjung kedai." ucap levi.

"Banyak dari mereka kagum dan banyak pula wanita yang bersorak girang karena ketampanannya." ucap levi.

"Kak apakah eren sudah memiliki pacar." ucap mikasa karena cemburu.

"Banyak perempuan yang mendekatinya tapi tsukasa tidak terlalu memperdulikannya." ucap levi.

"Kak? Kenapa sikap eren berubah?" ucap mikasa.

"Kau ini memang bodoh, dia selama tinggal disini tidak pernah tersenyum sama sekali dan wajahnya memang tampan tapi kekurangannya hanya lah ekspresinya saja." ucap levi kesal.

Tak lama pintu kedai kopi terbuka dan memperlihatkan seorang wanita berambut hitam panjang dengan bola mata berwarna ungu.

"Permisi, maaf telah mengganggu katanya disini ada lowongan perkerjaan." ucap wanita itu.

"Ooh iya ad-" ucapan petra terpotong karena dia mengenali seorang wanita itu.

"Kau kan!!" teriak petra tak percaya.







Bersambung...

A Lost SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang