4

934 51 15
                                    

"Kita harus mencari eren dan membawanya pulang." ucap mikasa.

Semua mata menatap mikasa kaget karena perkataannya barusan.

"Apa kau yakin dia mau kembali?" ucap armin tidak yakin dan Mikasa menjawabnya dengan anggukan.

"Kalau dia tidak mau bagaimana?" ucap armin lagi.

"Aku tidak akan menyerah untuk mengajaknya untuk kembali, seperti yang dikatakan eren dulu -Apapun kondisinya aku akan terus maju-." ucap mikasa percaya diri.

Armin menghela nafas panjang dan kemudian mulai berbicara.

"Jadi kita harus bagaimana? Kita tidak mengetahui keberadaan eren sekarang?" ucap armin.

Mikasa mulai berpikir-pikir dan mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"Jiyuu city." ucap mikasa.

"Apa kau yakin dia ada disana?" ucap reiner.

"Aku yakin sekali, karena dulu eren sering mengajakku jalan-jalan kekota itu." ucap mikasa.

"Baiklah ayo kita berangkat." ucap armin dan mereka semua mengangguk.

*Ditempat eren*

Eren Selesai melakukan pertunjukannya di kedai levi dan banyak yang bertepuk tangan atas pertunjukan biola oleh eren.

"Kau memang hebat tsukasa." ucap petra sambil memberikan eren segelas kopi.

"Aku tidak sehebat ayahku dulu." ucap eren tanpa ekspresi sambil meminum kopinya.

"Kalau boleh tau, kenapa kau sering memakai scarf itu tsukasa?" ucap levi sambil membersihkan meja.

"Scarf ini dibuat oleh ibuku untukku dan ibuku memberikan janji untukku, untuk memberikan scarf ini ke wanita yang kuanggap cinta sejatiku." ucap eren.

"Dan itu tidak akan mungkin." ucap eren tanpa ekspresi lalu menghabiskan kopinya dan berjalan hendak keluar.

"Aku mau jalan-jalan sebentar." ucap eren dan pergi.

Eren berjalan menuju taman bermain untuk melihat anak-anak yang sedang berbahagia. Sesampainya eren duduk diayunan kosong dan mengambil beberapa gambar dari kameranya. Tiba-tiba hujan turun agak deras dan semua anak-anak yang tadinya bermain sekarang sudah pergi untuk pulang.

Eren diam saja masih duduk di ayunan itu tidak memperdulikan hujan. Eren hanya dapat mengotak-atik kameranya tidak peduli dia basah kuyup.

Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti didekat taman bermain lalu terbukalah pintu mobil dan memperlihatkan sesosok perempuan yang berlari menembus hujan menuju kearah eren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti didekat taman bermain lalu terbukalah pintu mobil dan memperlihatkan sesosok perempuan yang berlari menembus hujan menuju kearah eren.

"Eren!!" teriak perempuan tersebut.

Eren mendongak melihat seorang perempuan yang pernah menjadi bagian hidupnya dulu menuju kearahnya.

Perempuan itu langsung memeluk eren dengan erat sambil menangis dipundaknya.

"Maafkan aku!" ucap mikasa sambil menangis.

Eren tidak kaget sama sekali karena dia sudah tidak memiliki emosi apapun lagi. Beberapa menit keluarlah seorang laki-laki 3 dan perempuan 3 orang yanh merupakan temannya dulu.

"Mikasa, ayo bawa eren berteduh." ucap annie.

Mikasa melepaskan pelukannya dan mengangguk. Eren dan mikasa berdiri, lalu mikasa mengambil tangan eren.

"Ayo eren, kita pulang." ucap mikasa sambil menarik tangan eren.

Eren langsung melepaskan tangannya dari mikasa dan mengambil kameranya yang tadinya jatuh karena mikasa memeluknya tiba-tiba. Eren ngecek kameranya dan untung lah kameranya baik-baik saja.

"Eren Ayo.." ucap mikasa mencoba mengambil tangan eren.

Erenpun menepis tangan mikasa dan berjalan kearah keluar taman untuk pulang ke kedainya.

"Eren tunggu!" ucap mikasa sambil berlari kearah eren dan menghadapnya.

Mikasa melihat raut wajah eren seperti tidak ada lagi eren yang dulu dia kenal.

"Pergilah." ucap eren dingin.

"Ku mohon eren, kembalilah kita mulai semuanya dari awal." ucap mikasa.

Mikasa menatap eren dengan sangat memohon untuk kembali. Erenpun menundukkan kepalanya sehingga matanya tertutupi rambutnya yang basah.

"Eren yang dulu sudah tidak ada lagi." ucap eren.

Mikasa hanya dapat membelakkan matanya lebar.

"Sekarang hanya ada kadoya tsukasa, seorang pria yang tidak ada emosi dan tidak ada ekspresi." ucap eren.

Erenpun berjalan dan memamggil taxi untuk dia pulang. Sebelum masuk eren menatap mikasa sebentar. Mikasa kini dengan keadaan kepala menunduk dengan rambut menutupi matanya serta air mata yang mengalir dipipinya diikuti dengan derasnya hujan.

Erenpun masuk dan menutup pintu taxi lalu mobil itu berjalan menjauh dari taman. Mikasa hanya dapat menatap mobil taxi itu jauh dan semakin jauh.

"Eren... Kumohon... Maafkan aku..." ucap mikasa pelan sambil diikuti air mata yang berlinang serta derasnya hujan.







Bersambung...

A Lost SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang