LEVI

600 65 8
                                    

THIS CONTAIN SMUT!!!
enjoy lmao

Carry Knightley

"Erwin... aku..." aku berusaha mengambil nafas di sela-sela ciuman kami. Erwin menatapku dengan mata sembabnya dan wajahnya yang amat merah.

Sedetik kemudian, aku menyadari posisi kami yang membuat seluruh tubuhku merinding. Erwin berada di atasku, sedangkan aku berbaring tak berdaya. Kedua tanganku memeluk leher Erwin, dan kakiku mengapit badannya.

Aku merasakan sesuatu yang keras dan besar di atas perutku, namun bukannya merasa tidak nyaman, aku malah kembali melumat bibir Erwin dengan lebih ganas lagi.

Seluruh tubuhku semakin merasa merinding sekaligus geli, membuatku meremas rambutnya. Dan tanpa peringatan, tiba-tiba Erwin mulai menggesekkan 'sesuatu' yang keras dan besar itu tepat di kemaluanku.

Sial, mengapa rasanya sangat enak?

"Aah.." aku mendesah secara otomatis, membuat Erwin menggerakkan badannya maju mundur sedikit lebih cepat. Saat aku akan membuka mulut, Erwin membungkamnya dengan tangannya dan berbisik. "Pelankan suaramu Carry."

Aku mengangguk cepat walau aku tidak bisa lagi berpikir dengan jernih.

Namun, sialnya mataku menatap kalender yang tergantung di samping kasurku. Disana terlingkar dengan besar tanggal dimana Erwin akan dilantik sebagai seorang dancho.

"Sial, Erwin." aku mendorong badannya dengan sekuat tenaga hingga ia berbaring di sebelahku.

Erwin menatapku dengan ekspresi kaget sekaligus bingung. "Carry, apakah aku menyakitimu? Kamu tidak apa-apa? Maaf jika aku..."

"Erwin, bukan begitu maksudku, aku bukannya tidak mau, namun lihatlah." Aku memotong ucapannya dengan cepat sebelum ia salah paham, lalu menunjuk ke arah kalender.

Erwin mendongak, lalu tersenyum. "Carry, kau sangat memperhatikan aku. Terimakasih."

"Ki..Kita lakukan ini kapan-kapan saja saat kamu sudah tidak sibuk ya?" ujarku malu sambil menunduk dalam-dalam.

Erwin tertawa kecil, mengelus pipiku dengan lembut. "Maafkan aku, kalau menyangkut hal seperti ini, itu semua keptusanmu."

Aku membuka pembicaraan agar situasi tidak menjadi canggung, dan akhirnya kami menghabiskan satu jam membicarakan masa lalu. Bagaimana asal usulku dan hal-hal yang menyangkut percintaan. Saat aku ingin bertanya kembali pada Erwin, ia selalu mengalihkan pembicaraan dan aku mengerti bahwa ia memiliki sifat yang tertutup.

Sebentar lagi, cepat atau lambat, aku harap masa lalu Erwin terungkap. Siapa wanita beruntung itu yang dahulu pernah ia cintai? Aku harap aku akan segera mengetahuinya.

Setelah lelah bercerita, aku tertidur pulas di pelukan Erwin. Mungkin ini adalah salah satu malam yang paling membahagiakan dalam hidupku.

———————-
Saat aku membuka mata, hal pertama yang aku lihat adalah Erwin. Dia menatapku, lalu tersenyum.

Ah sial, bagaimana jika wajah tidurku sangat jelek?

"Selamat pagi, Carry" ucap Erwin, lalu mencium dahiku lembut.

Seluruh tubuhku mendadak merinding. Bisa-bisa aku cepat mati jika dia sering melakukan hal seperti ini padaku.

"Selamat pagi, Erwin." Aku mendekatkan badanku ke badan Erwin, minta dipeluk.

"Hey, kita harusnya bersiap untuk bekerja." Erwin terkekeh, namun ia malah mengeratkan pelukannya.

Cold [Erwin Smith Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang