04.

9.1K 121 0
                                    






•🥰🐢

Berly yang sampai dimesion nya pun tersenyum sendiri , hingga sepasang mata menatap nya aneh.

"Sayang kenapa kamu senyum senyum sendiri momy jadi takut" Ucap lauren.

"Tau nih anak dady kenapa humm" Ucap dad.Xiver monwaile antares

"Dad sama mom kepo deh , ini tuh urusan anak muda nah berhubungan mom and dad udah tua jadi ga boleh tau berly keatas ya mom dad" Crocos nya tanpa beban meninggalkan sepasang suami istri yang terbentang mendengar ucapan sang anak.

"Kita udah tua ya mom" Ucap sang suami.

"Masa sih perasaan momy masih cantik ah" Pede nya.

"Iya mungkin mata princes aja rabun" Ucap dad tak terima dibilang tua padahal kan ia masih tampan dan gagah.

"Kalo udah tua terima takdir aja mom dad" Ucap brayen entah dari kapan ia di situ.

Brayen yang mengucap itu pun langsung berlari menghindari amukan dari sang mom.

"Brayen awas kamu ya" Teriak lauren.

"Kenapa mom dad kok teriak teriak" Ucap bryan.

"Eh sayang udah pulang sini duduk" Lembut lauren.

Bryan pun duduk di hadapan sang dady.

"Kenapa kok heboh banget sih ketinggalan berita apa nih" Ucap nya seraya meminum jus entah dari kapan ada di situ.

"Son dady mau tanya" Ucap dady serius.

Bryan yang mendengar ucapan serius sang dady itu pun menegakan tubuh nya.

"Kenapa dad" Ucap bryan tak kalah serius.

"Dad and mom emang udah tua ya" Ucap xiver.

Bryan yang mendengar itu pun rahang nya terjatuh kebawah ia pikir dady nya akan menanyakan sesuatu yang penting tau nya ahh sudahlah.

"Ya mom and dad sudah tua" Ucap bryan datar bangkit meninggalkan sang dady.

"Masa sih dady udah tua" Bingung xiver.

Dikamar bernuasa rose gold itu terdapat gadis termenung di balkon kamar nya mengingat kejadian di kampus tadi.

"Aaaa gila mimpi ga sih ini kalo mimpi jangan bangun dong" Ucap nya dengan senang.

"Ah lama lama bisa gila aku tuh" Ucap nya dramatis.

Ia pun menjatuhkan tubuh nya ke king size dan terlelap.

Pagi hari berly sudah bangun rencana nya ia akan joging dengan sang abang ia telah siap dengan legging hitam dengan atasan putih crop menampilkan perut rata nya dan Rambut coklat nya ia ikat kuda , ia pun turun untuk sarapan.

"Pagi" Sapa nya semangat.

"Pagi sayang" Jawab serentak.

"Wah mau kamana nih princess nya dady" Canda xiver mengelus rambut sang bungsu.

"Ishh dady aku tuh udah gede jadi jangan panggil aku princess" Rengek nya membuat semua nya tertawa.

"Masa sih udah gede" Kekeh xiver.

"Ihh males ah" Rajuk berly.

"Udah ayo sarapan" Lembut lauren.

Mereka pun makan dengan tenang , berly yang sudah selsai sarapan nya pun berucap.

"Bang ayo nanti keburu siang" Ucap berly.

"Iya bebe" Ucap nya menggandeng tangan berly.

"Bang brayen yakin nih ga mau ikut" Tanya nya lagi sudah berapa kali ia membujuk sang abang nya satu ini namun hasil nya tetap sama yaitu tidak.

"Ga sayang abang males pengen rebahan aja" Ucap brayen.

"Ihh dasar pemalas" Cibir sang adik.

"Bodo" Cuek nya.

"Ihh males ah mom dad berly sama abang berangkat dulu ya dadah" Pamit nya yang di angguki suami istri tersebut.

"Kok abang ngga" Teriak nya tak terima.

"Berly males ah sama abang dadah abang jelek" Teriak berly.membuat xiver dan lauren tertawa.

Berly dan bryan pun berlari kecil memutari komplek hingga 8 putaran membuat berly lelah dan memutuskan untuk duduk di bangku taman.

"Kau lelah bebe" Ucap bryan mengusap keringat di dahi berly.

"Heumm" Jawab berly terngah ngah.

"Kau duduk duduk dulu aku akan membeli minuman didekat sini ingat jangan kemana mana" Ucap nya mengecup puncak kepalanya.

Mereka tak menyadari sepasang mata menatap nya tajam , ia berjalan mendekati kursi yang diduduki gadis cantik tadi.

"Kau melanggar laranganku berly" Desis pria tersebut membuat berly terkejut.

"Ah sir kau disini juga" Ucap berly kikuk.

"Tidak usah mengalihkan pembicaraan berly" Ucap nya manatap tajam lawan bicaranya.

"E-eum ste-" Ucapan nya terpotong kala di tarik oleh stev ya pria tadi ia lah stev si dosen killer ini.

Ia di tarik oleh stev membawa nya kebawah pohon rindang ia didorong membetur dahan pohon ia menatap Iris biru itu lembut , ia tak mungkin lupa dengan ucapan stev kemarin yang melarang nya berdekatan dengan pria lain dan mungkin stev mengira bryan adalah kekasih berly.

"Kau sala-" Lagi lagi ucapan nya terpotong kala bibir sexy nya di lahan habis oleh stev. Ia terkejut namun sedetik kemudian ia membalas ciuman nya dengan mengalungkan lengan nya di leher stev.

Lumatan terus berlangsung hingga suara bryan membuat nya harus memutuskan pungutan nya ia pun menepuk nepuk dada stev namun pria itu enggan melepaskan hingga terus melumat dengan kasar ia marah mendengar teriakan pria itu membuat berly ingin melepaskan ciumannya.

Merasa berly kehabisan napas ia pun melapasnya ia menatap berly tajam.

Berly merasakan ciumannya nya terlepas pun menatap mata yang tengah menatap nya tajam.

"Nanti aku jelaskan" Ucap nya seraya mengecup bibir stev lalu mengejar sang abang.

Stev masih menatap berly dari jauh tangan nya terkepal erat ia lantas berjalan menuju mesion nya.

Berly yang melihat bryan pun mencoba untuk tenang lantas berlari kecil mencoba memanggil sang abang.

"Bang bryan" Teriak nya membuat langkah bryan terhenti , lantas ia menoleh ke asal suara.

"Dek kamu kemana aja sih abang panik" Panik bryan.
Membuat berly menunduk pasti abang nya cape mencari nya terlihat dari dahinya keringat terus meluncur.

"Maafin berly bang tadi berly jalan kecil ke komplek sebelah jadi lupa" Cicit nya membuat tatapan bryan menduh.

"Iya abang maafin lain kali bilang ya" Ucap lembut yang di balas anggukan oleh berly , mereka pun memutuskan untuk pulang.








||||||||||||><🦋🦕

•√Bersambung.

Sexy womanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang