"Wooyoung, please.." San menahan lengan Pemuda Jung itu agar tak lekas berjalan menjauh.
Dibalik punggungnya, Wooyoung tersenyum getir. Dia masih amat sangat mencintai San, mungkin sekarang ia bisa berbohong namun hatinya tidak.
"Lepaskan.." ucap Wooyoung, suaranya serak mati-matian menahan isakan.
"Tidak, sebelum kamu berjanji kamu akan tetap tinggal disini" jawab San dengan yakin. "Ai, kembalilah"
Panggilan itu.
Panggilan sayang dari San, untuknya.
Wooyoung menunduk, tangannya terkepal kuat meremat tali tas nya. Tes. Setitik air mata pada akhirnya jatuh juga ke pipi Wooyoung. "Jangan egois, Choi San.."
"Sebaik apapun cara mu berpamitan, perpisahan akan tetap menyakitkan, Ai" San berujar. "Sebanyak apapun kamu mencintaiku, aku tetap berhak pergi" Wooyoung membalas.
San berjalan maju, tanpa berucap sepatah kata pun, didekapnya tubuh Wooyoung. "Maaf.." ia berujar lirih.
"San, please.." Wooyoung berbalik badan, ditatapnya mata tajam itu dengan lamat. "Wooyoung minta maaf—"
"—kau tidak salah, Jung Wooyoung! Sudah berapa kali aku katakan, jadi ku mohon kembalilah!"
Mereka yang tidak mengerti, tidak akan pernah tahu bagaimana beratnya tersenyum pasca disuguhi perihnya pilu.
Wooyoung sadar, ia telah selesai. Butuh selama ini agar ia tersadar bahwa ia seperti sedang membodohi diri sendiri, mengejar seseorang, mendambakan sebuah hati yang ternyata tak pernah peduli sama sekali.
Tangan Wooyoung terulur untuk merapikan kerah mantel San, ditatapnya wajah itu penuh kerinduan dan.. Kekecewaan. "Pulanglah ke dorm, diluar sangat dingin"
**
"Astaga, gila ya?!" Yunho menatap horor ponsel San yang layarnya hancur berkeping-keping itu. "Kamu— sudah gila ya?!" seru Yunho sekali lagi.
San diam tak bergeming, jejak air mata nampak jelas di pipi San. Ia tidak bisa untuk tidak menangis kala ia menyadari betapa bajingan dirinya.
Yunho duduk ditepi tempat tidur San kemudian menyambar ponsel pemuda itu, ditekan tekan random olehnya beberapa kali kemudian ia mendengus dan membuangnya ke sembarang arah.
"San, sekarang kamu akhirnya paham kan? Lelahnya orang sabar itu menyakitkan." Yunho menunjuk muka San. "Kamu tidak perlu menyesal sebab, semua kamu sendiri yang melakukannya—"
Yeosang masuk ke dalam kamar San tanpa permisi. "Untuk sekarang, biarkan Wooyoung pergi, dia butuh waktu sendiri, tidak ada salahnya kan?"
Dua tepukan singkat berhasil menyadarkan lamunan San, Yeosang mengangguk penuh keyakinan.
"Wooyoung pasti akan kembali."
Bimbang.
San menimbang-nimbang dengan banyak pikiran beranak-pindak dipikirannya."Bagaimana kalau dia tidak kembali?"
Yunho dan Yeosang saling melempar pandangan. "Ayo optimis, Choi San. Tidak ada perjuangan yang sia-sia."
"Tapi San tidak berjuang." Ralat Jongho diambang pintu kamar.
Dibalik punggung San, Yunho memberi isyarat kepada Jongho untuk membungkam mulutnya. Bisa-bisanya maknae itu mengatakan hal demikian tanpa pikir panjang.
"Saat semua hal berjalan tidak sesuai keinginan mu, itu bukan salah kamu. Hidup memang seperti itu, semesta suka mengada-ngada, hal buruk memang bisa saja terjadi bahkan saat kamu tidak pantas untuk mendapatkannya" Kalimat bijak itu meluncur begitu saja dari mulut Yunho menciptakan cibiran dari Jongho.
Yeosang berdehem.
"Masih ada waktu, sebelum dia benar-benar pergi darimu, San"[ ... ]
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME TIGHT | WOOSAN ✔
Fanfic"there is nothing more beautiful than loving you, Jung Wooyoung" ㅡSan, choi.