Seperti janji Edfan, ia mengajariku bagaimana mendapatkan perhatian Adit. Aku akhirnya berhasil pdkt sama si Adit dengan jurus yang diajarin si playboy kadal buntung satu itu, Edfan. Enggak butuh waktu lama sampai ketika Adit menyatakan cintanya, busyet dah…ampuh bener resepnya. Kalian harus minta resep sama si Edfan kalau mau deketin cowok.
Dan kini kita dalam adegan romantis. Malam-malam gini, apalagi di tepi pantai,,wadeuh…horror… Adit mulai melancarkan rayuannya dan kemudian membelai wajahku hingga merona pipiku, namun saat wajahnya mendekat ke arahku hendak menciumku malah aku terserang flu. Aku bersin-bersin tanpa henti. Gagal deh ciuman pertamaku yang romantis. Aku jadi malu sendiri.
“Fan” panggilku ke arah Edfan yang masih biasa tebar pesona sana-sini.
Ia menoleh, sambil tersenyum melihat kedatanganku, ia menghampiriku dan meninggalkan cewek-cewek yang dirayunya tadi. “Gimana acara kencan kalian, sukses?” ucapnya sambil merangkul pundakku berdiri mensejajariku.
“Sukses apanya, aku malah kena flu, bersin mulu. Lo bisa nggak ngajarin aku satu hal lagi?” pintaku.
“It’s okey, apa sih yang nggak buat cewek secantik lo?” ucapnya sambil tersenyum nakal.
Aku nyengir kuda, malas mendengar gombalannya. “Sini gue kasih tahu, tapi jangan bilang siapa-siapa ya?”
“Tenang, gue penyimpan rahasia yang baik”
“Gue mau lo…..ngajarin gue ciuman?” bisikku pelan.
“CIUMAN!!” teriak Edfan shock.
Aku memukul kepalanya keras. “Jangan kenceng-kenceng napa? Semua orang bisa denger tau” kesalku.
“Lagian lo aneh, lo beneran minta diajarin ciuman? Sama gue?” ia menunjuk hidungnya sendiri tak percaya dengan permintaanku.
“Ya iyalah, sama siapa lagi?” kataku. Tentu saja meminta bantuannya, masa minta bantuan kakakku. Bisa kena pingit akunya. Lagipula karena bantuannya aku sudah sejauh ini dengan Adit. Dia jelas penolongku.
“Gini ya, soal ciuman itu mah gampang, tapi yakin?? Perlu praktek lho, masalahnya…”
“Jangan-jangan lo belum pernah ya?” ejekku.
“Sembarangan!! Masak cowok kece kayak gue belum pernah ciuman? Nggak level dong, itu mah makanan sehari-hari” ucapnya sedikit hati-hati.
“Salah dong gue berarti”
Ia menarik lenganku yang berniat meninggalkanku. “Tunggu dulu…ini ciuman dimana dulu? Kalau sering sih cium kening sama cium pipi kayak gini” ucapnya yang kemudian mendaratkan bibirnya tepat di pipi kananku.
Aku merona merah kali ini. Bukan hanya karena kaget dapet ciuman tiba-tiba tapi juga kesal sama si Edfan playboy cap kadal ini. Berani-beraninya dia nyium aku tanpa seijinku lagi, parah nih anak.
“Edfan….sialan lo ya….” seruku mengejar Edfan yang sudah kabur duluan setelah mencuri kesempatan dalam kesempitan.
“Yaaa…itu latihan awal tahu” ucap Edfan tanpa dosa.
Sungguh kejadian tak terduga yang membuat jantungku berpacu cukup cepat. Edfan, cowok pertama yang berani menciumku. Belum tahu dia, kalau aku sampai bilang kakakku bisa babak belur dia, kena hajar si jago taekwondo. Kuhujani tubuhnya dengan pukulan asal. Dia berseru kesakitan dan minta ampun.
“Okey..okey..sorry” ucapnya.
“Enggak, lo itu seenaknya saja nyium orang sembarangan, tanpa permisi lagi” ucapku masih menghujaninya dengan beberapa pukulan.
“Iya, gue ngaku salah” serunya tanpa menjauh dari pukulanku.
“Enggak bisa, lo nggak bisa seenaknya kayak gitu kali” kesalku.
“Iya deh, lain kali enggak”
“Enggak mau, nggak ada lain kali” ucapku kesal.
Edfan sedikit kesal karena kupukuli ia menarik satu lenganku dan tanpa sengaja terjadilah my first kiss. Oh my God. Ini sebenarnya apa? Aku mengharapkan Adit cowok pertama itu, kenapa kali ini malah playboy kadal ini? Kami berdua terpaku sesaat. Setelah first kiss itu terjadi. Tak diduga ternyata ini juga merupakan first kiss Edfan. Kami berdua seperti kehilangan akal sehat. Yang hanya bisa diam membisu, meresponi kejadian yang baru saja kami alami. Sampai beberapa menitpun kami masih belum sadar. Kami diam seperti patung beku.
“Kay?!” seru Ricko kakakku. Aku dan Edfan kaget dan tersadar, aku menoleh ke arah kakakku yang sepertinya sudah marah besar.
“Kak Ricko?” celetukku.
“Rick…”
“Apa yang kalian lakukan barusan? Lo Fan…” langsung deh sebuah bogem ditujukan untuk Edfan. Ia jatuh terjengkal ke belakang. Kak Ricko langsung menarikku yang masih shock.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kayanara
Teen Fiction"Gue mau lo.....ngajarin gue ciuman?" bisikku pelan. "CIUMAN!!" teriak Edfan shock. Aku memukul kepalanya keras. "Jangan kenceng-kenceng napa? Semua orang bisa denger" "Lagian lo aneh, lo beneran minta diajarin ciuman? Sama gue?" ia menunjuk hidung...