"Gue mau lo.....ngajarin gue ciuman?" bisikku pelan. "CIUMAN!!" teriak Edfan shock. Aku memukul kepalanya keras. "Jangan kenceng-kenceng napa? Semua orang bisa denger" "Lagian lo aneh, lo beneran minta diajarin ciuman? Sama gue?" ia menunjuk hidungnya sendiri tak percaya dengan permintaanku. "Ya iyalah, sama siapa lagi?" "Gini ya, soal ciuman itu mah gampang, tapi yakin?? Perlu praktek lho, masalahnya..." "Jangan-jangan lo belum pernah ya?" "Sembarangan!! Masak cowok kece kayak gue belum pernah ciuman? Nggak level dong, itu mah makanan sehari-hari" ucapnya sedikit hati-hati. "Salah dong gue berarti" "Tunggu dulu...ini ciuman dimana dulu? Kalau sering sih cium kening sama cium pipi kayak gini" ucapnya yang kemudian mendaratkan bibirnya tepat di pipi kananku. Aku merona merah kali ini. Bukan hanya karena kaget dapet ciuman tiba-tiba tapi juga kesal sama si Edfan playboy cap kadal ini. Berani-beraninya dia nyium aku tanpa seijinku lagi, parah nih anak. "Edfan....sialan lo ya...." seruku mengejar Edfan yang sudah kabur duluan setelah mencuri kesempatan dalam kesempitan.