40

714 97 33
                                    

Hai gaes

Happy reading and voment juseyo~~~
*
*
*

Masih, author POV 🌚

Pak Mew menyesap kuat nipple Gulf. Hanya dengan ceri mungil itu, pheromone wine dan rose milik Pak Mew terpancing. Membuat Gulf kelabakan dengan penciumannya. Ini terlalu memabukkan.

"Akh! Eunghhh di sanahhh" Gulf memekik keras saat jari Pak Mew tanpa sadar menyentuh lubangnya yang basah. Ya, tak sadar. Karena Pak Mew bahkan kaget saat ujung jarinya merasakan basah yang hangat.

Tangan Gulf mencakar bahu Pak Mew saat pheromone dari alpha dominan itu memenuhi alat pernapasannya. Tapi belum cukup kuat untuk memancing heat Gulf. Gulf mendesah kasar, lubangnya sudah cukup gatal dan jari Pak Mew hanya bermain di pintu lubangnya. Dengan frustasi dia menghentak tubuhnya berharap jari itu masuk.

"Kana!" sentak Pak Mew sedikit mendapat kesadaran. Batu ia akan menarik tangannya dari dalam celana Gulf, alpha dengan status resesif itumalah dengan sengaja menggenggam penis milik Pak Mew.

Tatapan mereka beradu, Pak Mew cukup tahu jika sebentar lagi heat Gulf akan datang. Jika dia tidak menghentikan ini, mungkin mereka akan terikat selamanya.

'Tapi aku tidak akan membiarkan omega lain dapat menyentuhmu, mereka hanya akan mati sia-sia Mew. Karena kau, adalah milik Type Thiwat'

Ingatan itu kembali, tepat saat hidung Pak Mew mencium wangi coklat hitam yang manis dan pahit. Wangi yang tidak berbeda dengan alpha resesifnya yang dulu, wangi yang menandakan mereka terikat oleh takdir dan kutukan.

"Pak! Aahhh panasshhh eunghh touch me ahh Daddyhhh akh! Hiyaaaa! Turunkan!" Gulf berteriak kaget saat badannya digendong oleh Pak Mew.

Pak Mew sendiri masih cukup waras jika hanya kamar mandi yang memiliki kedap suara, cukup tahu jika mungkin ketiga anaknya akan dengan leluasa mendengar desahan calon mama baru mereka.

Gulf merinding merasakan dinginnya air dalam bathtup saat Pak Mew menurunkan tubuhnya di sana. Air dingin bertemu kulitnya yang panas, bukan kombinasi yang bagus saat lubangnya merasa semakin gatal. "Pak euhhh pak gatal ugh"

Pak Mew ikut masuk ke dalamnya. Mengangkat tubuh Gulf untuk duduk di pangkuannya, tepat menekan penisnya yang masih tertutup kain. Tapi bahkan Gulf bisa merasakan seberapa kerasnya benda tak bertulang itu.

Lidah Pak Mew masih menyecap leher dan dada Gulf. Tak mengindahkan erangan dan keluhan dari murid sekaligus incarannya ini. Masih asik membuat banyak tanda yang sukar hilang dalam beberapa hari kedepan, masih mengingat bagaimana rasa candu dari kulit madu itu.

Gulf pusing. Gelombang panas itu datang dan membuat penisnya tegak, juga lubangnya semakin panas dan gatal. Dia frustasi hanya karena permainan mulut Pak Mew, mungkin dia bisa keluar saat itu juga.

Pak Mew sadar. Dia menaikkan Gulf agar duduk di pinggir bathup. Menatap intens penis Gulf yang sudah sangat tegang. "Kau heat?" tanyanya saat tidak sengaja melihat cairan kental di lubang Gulf. Saat Gulf mengangguk, itu sudah cukup memberikan Pak Mew isyarat untuk melahap penis Gulf.

"Akh! No! Itu aahhh itu kotor eunghhh pak!" jerit Gulf merasakan kehangatan mulut gurunya. Tangannya menjambak dan mencakar rambut juga punggung Pak Mew. Kakinya ditahan tangan Pak Mew agar tidak bergerak menendang. Yang lebih tua seakan tak peduli jika Gulf tengah menahan hasratnya.

Deg!

Seketika Gulf melemas mencium pheromone yang lebih mengintimidasi. Menekannya untuk pasrah dan diam, bahkan jika Gulf akna 'dirusak'.

"Pak Mew aahh haahhh pak"

"Kana, saya udah ga tahan. Boleh saya masuk?"

Gulf melirik ke bawah. Matanya melotot melihat ukuran milik gurunya. Entah sejak kapan Pak Mew ikut melepas celana dalamnya. Tapi dengan ukuran seperti itu ... apa akan muat? Ah masa bodo, panas ditubuhnya dan rasa gatal di lubnagnya lebih menyiksa.

Sedikit terburu Gulf turun dari pinggir bathup. Badannya kembali ke air dengan posisi membelakangi Pak Mew. Tangan Gulf dengan kuat mencengkeram erat pinggiran bathup saat ia menaikkan pantatnya tepat dihadapan gurunya.

"Ayo masuk, Kana udah-AAAAKKHHH! PAK! KASIH ABA-ABA DONG!" jerit dan protes Gulf saat Pak Mew dengan tidak tahu dirinya langsung menusuk ke lubang Gulf. Bahkan tidak ada pemanasan sedikitpun dari yang lebih tua.

Gulf meringis dan menggigit bibirnya. Sakit dan nikmat. Penuh juga panas. Baru beberapa detik berdiam di lubangnya, tapi rasanya sudah sangat candu.

Berbeda dengan Pak Mew. Dia cukup bersyukur ini bukan masa rut-nya. Tidak akan membuat Gulf lebih sakit dari ini. "Kana, boleh saya gerak?"

Gulf menengok sedikit. Berpikir mungkin sakitnya akan hilang saat milik gurunya itu bergerak. Anggukan ia berikan sebagai jawaban.

Sayangnya. Sepertinya Gulf lupa untuk memperingatkan Pak Mew untuk bersikap pelan, karena ini kali pertamanya.

"Akh! Ahh ahh pak! Eunghh pak! Pelan akh pelan!" Badan Gulf tersentak sentak mendapat dorongan dari Pak Mew. Memang lubangnya terasa nikmat, tapi lutut dan tangannya kelabakan untuk mempertahankan posisinya menungging di bathup.

Pak Mew gelap mata. Kenikmatan yang baru ia dapatkan setelah sekian lama membuatnya tidak perduli apakah Gulf masih pemula atau tidak. Lubangnya benar-benar candu dan seperti sudah profesional memanjakan penis Pak Mew. Hanya geraman tertahan dan tangannya yang tidak berhenti mencengkeram pinggang atau meremas pantat Gulf.

Desahan dan geraman yang bersahutan dari dalam kamar mandi itu semakin nyaring. Menghiraukan detik jam yang terus bergerak.

Dan menghiraukan ketiga anak laki-laki yang tengah kelaparan karena kamar Pak Mew terkunci rapat. Mereka tak cukup berani memesan makanan junkfood tanpa sepengetahuan Pak Mew, walaupun mereka ingin.

Author POV end

(Segini dulu woi 🙈🙈🙈 ga kuat bikinnya! Bikin ginian aja referensi banyak banget)

TBC

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang