0 • OPENING

45 4 0
                                    

Aku Renina Adista

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku Renina Adista. Anak kedua dari pasangan Dahria Hasna dan Muzzaki Hanif.

Aku pernah mendengar sebuah ungkapan bahwa, 'Bagi anak perempuan, ayah adalah seorang pahlawan sekaligus cinta pertamanya di dunia ini.' Ungkapan itu tentu juga berlaku untuk ku. Bagiku, Ayah adalah pria paling hebat di dunia ini, beliau adalah pahlawan terkeren sepanjang hidupku. Rasa cintaku untuk ayah sudah sangat besar, hingga aku sendiri pun tidak mampu mengukurnya. Sama seperti aku yang tidak mampu mengukur seberapa luas ruang hampa di alam semesta.

Seiring bertambahnya umur ku, pikiranku pun kian berkembang. Perlahan, aku mulai mengerti dengan semua perjuangan beliau untuk keluarga kami. Beliau menerjang panas dan menanggung lelah demi memberikan kehidupan yang layak bagi keluarga kecil kami. Ditambah lagi saat aku melihat wajah lelahnya ketika beliau pulang di malam hari usai bekerja, membuat hatiku terhenyuh mengenang perjuangannya untuk menafkahi keluarga kami. Ayah adalah sosok yang sangat inspiratif bagi hidupku.

Dibalik setiap kesempurnaan yang terlihat, selalu ada kekurangan yang tersembunyi. Dan bagiku, kekurangan ayah hanya satu, beliau tidak bisa membagi rata kasih sayangnya. Rasa sayang beliau untuk kakak dan adikku jauh lebih besar ketimbang rasa sayang nya untuk aku. Atau kasarnya, ayah hanya menyayangi kakak dan adikku, tapi tidak denganku. Tentu saja sebagai anak, aku merasa iri dan sedih melihat bagaimana ayah begitu mencintai kak Nayla dan Rian.

Nayla Adista Hanif adalah anak pertama di keluarga ini, dia kakak ku. Tentu saja ayah sangat menyayanginya sebab dia adalah anak yang paling dinantikan oleh ayah dan ibu diawal pernikahan mereka. Menurut cerita ibu, kehadiran Nayla sudah dinanti selama tiga tahun lamanya. Sudah pasti, saat ayah tau ibu sedang mengandung kak Nayla, ayah bahagia bukan main. Sebab sosok anak yang sangat di nantikan akhirnya hadir ditengah keluarga kecilnya. Singkatnya, kak Nayla adalah pelengkap pernikahan ayah dan ibu saat itu.

Sementara adikku,
Rian Permana Hanif adalah anak bungsu sekaligus anak laki-laki satu-satunya di keluarga kecil kami. Dan di sepanjang hidup ayah, beliau sangat menginginkan seorang anak laki - laki. Sebab itu lah ayahku sangat menyayangi Rian.

Sementara aku? Ayah tidak begitu banyak melirik kepadaku. Yah bisa dikatakan, aku ini adalah anak yang tidak diharapkan oleh ayah sebab aku lahir sebagai perempuan. Kenapa aku bisa berkata seperti itu? Sebab ibu pernah bercerita padaku.

Sewaktu ibu mendapati dirinya tengah mengandung untuk yang kedua kalinya, ayah sangat antusias dan sangat berharap jika anak yang ada di kandungan ibu saat itu berjenis kelamin laki - laki. Ibu bilang, hampir setiap hari ayah berdo'a agar jenis kelamin bayi yang sedang dikandungnya saat itu adalah laki - laki. Namun di beberapa bulan kemudian, ayah di rundung kekecewaan ketika melihat hasil USG yang menyatakan jenis kelamin bayi itu adalah perempuan. Dan ya, janin itu adalah aku. Renina Adista.

Dari cerita itulah aku bisa menarik kesimpulan jika ayah memang tidak menginginkan kehadiranku. Mungkin bagi ibu, cerita itu hanyalah cerita biasa yang tidak akan mempengaruhi apapun. Namun ketahuilah, dibalik kekehan yang ku perlihatkan pada ibu saat mendengar cerita itu, ada luka yang tercipta di hatiku. Luka yang menganga dengan lebar.

Dan yang membuatku semakin merasa miris adalah, hanya aku yang tidak menyandang nama ayah dibelakang namaku. Entah kenapa, aku merasa hal ini semakin mempertegas jika aku bukan anak yang di inginkan oleh ayah. Nama ku memang hanya Renina Adista, tanpa ada nama ayah di belakangnya. Entah karena lupa menulis kata 'Hanif' saat membuat akta kelahiran ku atau memang ayah yang tidak sudi memberikan nama belakangnya untukku, aku pun tidak begitu mengerti kenapa aku tidak memiliki nama Hanif di belakang namaku.

Pernah aku mempertanyakan hal ini kenapa ibu. Dan saat itu Ibu hanya menjawab, "Ada atau tidak nama Hanif di belakang namamu, kamu tetap putri kandung ayahmu, Muzzaki Hanif."

Meski jawaban ibu tidak dapat memuaskan rasa penasaran ku, aku tetap menerima jawaban ibu dan tidak pernah lagi mempertanyakan hal ini. Aku mencoba untuk berlapang dada, dan terus menanamkan pemikiran - pemikiran positif didalam benak ku tentang ayah. Aku tidak ingin rasa sedih dan iri ini berakhir menjadi benci untuk ayah. Walau bagaimanapun, ayah tetap ayahku, terlepas dari semua sikap pilih kasihnya pada ku dan dua saudara ku.

--/--

--/--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Hai hai,,

Selamat datang di cerita baruku...
Gimana sama opening nya??

Cerita ini bakal lebih banyak fokus sama hubungan ayah dan anak ya, sesuai dengan deskripsi.

Kisah percintaan remajanya juga bakal tetap ada,, tapi mungkin gak bakal banyak karna ya balik lagi, fokus cerita ini bukan ke arah situ.

So,,, selamat menikmati Lika liku perjuangan Renina untuk Ayahnya ya,,,💓💓

Buat yang udah baca,
jangan lupa vote dan tinggalin komentar kalian ya.

Dan kalau kalian gak suka sama cerita ini atau temanya gak sesuai sama selera kalian, kalian boleh skip kok. Aku gak akan maksa kalian baca cerita ini kalau kalian emang gak suka.

Ohya, buat yang belum follow aku, hayuk follow di,
Wattpad :
aarendwii

Instagram :
@lapaknya.arendwi



So,,,
Sampai ketemu di part selanjutnya 💓

First Update :
22 Februari 2021

For My First Love In The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang