1. The Monster Wanst Me
"Lo benar nggak mau ikut? Sekelas ikut." Andaru menahan tangan Nayya yang bersiap pergi dari kelas karena dia setelah ini harus mengikuti les.
Nayya menatap tangan Andaru dan segera melepaskannya. Cowok itu tidak pernah berubah sejak awal. Dia selalu memaksakan dirinya agar dekat dengan Nayya.
Sejak awal, Andaru memperkenalkan dirinya, mengajaknya untuk bergabung dengan anak-anak lain. Hanya saja, Nayya adalah Nayya. Dia tidak menyukai kedekatan dengan seseorang karena hanya membuatnya sengsara. Lagipula, Andaru adalah anak dari keluarga Abimana yang sedang naik daun karena usahanya.
Mereka akan sering di pantau jika terlalu dekat. Nayya tidak ingin kehidupannya tambah kacau.
"Aku udah bilang nggak bisa, Andaru." ujar Nayya dengan wajah dingin. Dia melirik pintu kelas. Sejak Petra mengikatnya sebagai miliknya, cowok itu ternyata memiliki sifat posesif yang mengerikan.
Nayya tidak ingin memiliki masalah.
"Nayya tapi—," dengan sekuat tenaga Nayya mendorong pria itu dengan kesal. Sosok Petra sudah berdiri di depan pintu dengan tangan menyilang sambil tersenyum.
Nayya buru-buru mendekati cowok itu, sambil menarik ujung lengannya. "Ayo pergi." ucapnya.
Petra sempat diam beberapa detik, memberikan tatapan tajam pada Andaru sebelum pergi. Andaru hanya diam, tidak menampakkan ekspresi apapun.
Sepanjang jalan, para siswa menghindari jalan mereka. Petra hanya tenang sambil tersenyum. Dia meletakkan tangannya di bahu gadis itu. "Kalian ngomong apa tadi?" tanyanya tenang namun membuat Nayya menahan nafas. Mengenal cowok itu, ketenangan Petra bukan berarti kebaikan. Pria itu seolah punya pikiran yang sulit di tebak oleh siapapun.
"Dia ngajak aki buat pergi sama teman sekelas, tapi aku tolak. Karena aku ada les hari ini." jawabnya.
Petra mengangguk. "Berarti kalau nggak ada les, mau dong, ya?" cowok itu menatapnya.
Pertanyaan Petra menjebak. "Nggak, karena aku nggak suka terlalu dekat dengan orang-orang terutama teman sekelas." ucapnya membuat Petra tersenyum makin lebar.
Mereka sampai di parkiran. "Naik. Gue anter." Petra seolah sudah menyiapkan segalanya. Dia membawa dua helm. Memasangkannya ke gadis itu. Nayya hanya menurut, naik ke atas motor.
"Peluk, gue mau ngebut." perintah Petra.
Nayya mematuhinya. Nayya sudah mempelajari bagaimana dia harus bertindak. Dia harus menuruti ucapan cowok itu jika ingin tenang.
Petra mengantarnya ke depan gedung tempatnya belajar tambahan. "Eh, mau kemana?" Petra menarik ransel gadis itu saat Nayya hendak segera masuk.
"Hah? Kenapa?" tanya Nayya was-was melihat senyum misterius cowok itu.
Petra menarik dasinya, membuatnya terdorong ke arah cowok itu, Petra menurunkan tubuhnya, lalu tanpa di duga mengigit pipinya, membuat Nayya terpekik kesakitan.
Petra melepaskannya lalu menyeringai lebar. "Andai lo bisa gue makan." cowok itu mengusap bekas gigitannya.
Air mata Nayya berkumpul di mata secara reflek karena rasa sakit itu. Dia tanpa sadar menatap Petra kesal, hal itu membuat Petra diam-diam tertawa. Tingkah gadis itu sebenarnya mudah terbaca, namun Nayya selalu berusaha keras untuk terlihat tenang dan tidak takut. Hal itu membuatnya jadi seperti mainan yang menarik untuk Petra.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Monster Wants Me [√]
Romance"Don't be afraid of me, I'm your cute little monster." Petra tersenyum manis, tak menggambarkan hal mengerikan yang baru saja dia lakukan pada sang korban. *** [Warning!] Cerita berisi adegan kekerasan dan kata-kata kasar. Harap bijak memilih bacaa...