Tuan, saya tak pernah berjanji sebelumnya. Begitu pula denganmu, yang tak berjanji untuk menetap atau bahkan tuk kembali.
Tuan, biarlah pertemuan-pertemuan kita yang tak pernah disengaja menjadi kenang. Tanpa berniat untuk saya kesampingkan menjadi sampah barang setitik pun.
Tuan, andai saja kau tahu. Alasan saya yang begitu menyukai nabastala di malam hari. Termasuk dari senyummu yang ramah, yang sempat saya abaikan sesekali.
***
"Tidurlah, jangan terlalu malam dalam mengistirahatkan diri. Karena ragamu pun sama lelahnya seperti atmamu."
"Sebentar, tuan. Setidaknya saya akan tertidur nyenyak kala rindu ini telah memudar, bukan malah menetap terbawa lelap."
"Kau ini terus saja keras kepala. Masih seperti gadis yang saya kenal sejak dulu,"
"Dan bukannya lebih baik seperti itu? Agar kau terus mengingat, bukan melupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Deretan tentang Tuan
Teen Fiction"Pesonamu indah, seperti nabastala di malam hari. Namun sayang, kau tak tersentuh Tuan." "Sedangkan kau sempurna dengan lebih dan kurangmu. Namun mengapa masih bersi keras untuk menjadi versi yang saya inginkan?" "Apa kau tahu Tuan? Bahwa yang menda...