Secret Love Song

297 16 21
                                    

When you hold me in the street

And you kiss me on the dancefloor

“I wish that it could be like that

Why can't it be like that?

Cause I'm yours

We keep behind closed doors

Every time I see you I die a little more

Stolen moments that we steal as the curtain falls

It'll never be enough”

- Secret Love Song by Little Mix -



“Memegang tanganku saat berjalan berdua dan berciuman kapanpun dan dimana pun tanpa takut dilihat orang lain. Aku selalu berharap kita berdua bisa seperti itu. Kenapa kita tidak bisa melakukannya? Disaat aku sepenuhnya milikmu. Sampai kapan kita akan bersembunyi? Mencuri kesempatan dalam kesempitan. Kau tahu itu tidak akan pernah cukup, kan?”


Malam itu terasa sunyi seperti malam-malam sebelumnya. Hanya terdengar suara detak ritmik dari jarum jam dengan masing-masing lengan menunjuk pada angka 5 dan 9. Menandakan pagi sebentar lagi akan tiba dan bias kemerahan dari sinar matahari akan muncul di ufuk timur.

Namun sepertinya hal itu tidak akan terjadi, karena saat kau melihat kebalik jendela, matamu akan menangkap langit malam yang tertutupi awan mendung dan membawa rintik hujan membasahi daratan Bumi. Anugerah dari langit itu juga mengikutsertakan hembusan angin dingin yang membekukan tulang, membuat semua insan memilih bergelung di atas ranjang dengan membungkus diri di dalam selimut tebal dan balutan udara hangat dari pemanas ruangan.

Ah.. sepertinya hal itu tidak berlaku untuk semua orang, karena saat ini seorang pemuda berbadan ramping terjaga dari tidurnya dan lebih memilih untuk menyibukkan diri di dapur. Tangannya dengan lincah menggunakan pisau untuk memotong bahan-bahan yang akan dia masak. Dia sangat fokus dengan kegiatannya hingga tidak menyadari kehadiran seseorang yang berjalan terseok mendekat kearahnya.

Xiao Zhan –pria yang sedang memasak- tersentak kaget saat sepasang lengan kekar melingkar di sekitar pinggangnya dan sebuah beban terasa di pundaknya. Tanpa bertanya pun, dia jelas tahu siapa pelaku yang sudah membuat kegiatan memasaknya menjadi terganggu. Karena hanya satu orang yang bisa dan berhak melakukan hal intim seperti itu padanya.

“Kau sudah bangun?”

Orang itu hanya menjawab dengan gumaman. Jelas sekali dia lebih memilih untuk tetap tinggal di negeri kapuk kalau saja dia bisa. Sayangnya tidak.

“Kenapa?”

“Itu salahmu! Kau pergi dan aku kedinginan!” rutuknya masih dengan nada serak.

Xiao Zhan terkekeh, “Kau bisa memakai selimut atau menaikkan suhu pemanas. Itu seharusnya lebih dari cukup untuk membuatmu tetap hangat.”

Pria yang memeluknya menggeleng, “Kau adalah penghangat ternyaman yang kupunya. Dan hanya satu-satunya di dunia.”

Xiao Zhan berakhir terbahak mendengar rayuan manis di pagi buta yang dingin, “Ada apa denganmu? Apa kau mabuk? Tidak biasanya kau semanis ini?”

Pria itu menggumam, “Aku mabuk aromamu.” Kemudian dia mengendus leher Xiao Zhan seolah akan menghisap habis aroma manis yang menguar dari sana.

SongFict YiZhan (Oneshoot/Twoshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang