1

2.1K 134 1
                                    

Liu An menatap langit-langit kamarnya dengan frustasi. Ia pikir semua akan kembali normal setelah ia bangun keesokan harinya. Ia pikir, dirinya akan kembali tidur di sebuah hotel tempat ia akan mengikuti olimpiade matematikanya.

Namun— ah ia tak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"AAA... AKU INGIN KEMBALI!!"

"LIU AN JIKA KAU KEMBALI BERTERIAK LIHAT BAGAIMANA AKU AKAN MEMUKULMU!"

Sautan teriakan dari kamar sebelah sukses membuat gadis itu menutup mulutnya dengan patuh.

Itu saudaranya, lebih tepatnya saudara Liu An yang asli. Dia tahu karna tadi malam, seluruh ingatan pemilik asli di transfer kepada dirinya melalui mimpi yang sangat panjang.

Bisa dikatakan tadi malam ia menyebrang dan masuk kedalam sebuah novel yang baru saja diacanya. Sebuah Novel bergenre teenfiction dengan akhir yang sangat bahagia.

Dan perannya disini adalah menjadi tokoh sampingan yang hanya muncul ketika ia manabrak pemeran utama pria hingga sang pria tampa sengaja jatuh tepat diatas tubuh pemeran utama wanita.

Hanya itu?

Ya jawabnnya hanya itu!!

Sialan!!

Ia hanya muncul di chapter pertama dan hanya memiliki dialog beberapa kata seperti, "maaf senior aku tidak sengaja."

Lalu keberadaan dirinya terlupakan. Tidak ada yang lain.

Liu An kembali mengerang frustasi, menurut ingatan pemilik asli kemungkinan plot tabrakan itu sudah berlangsung tiga hari yang lalu.

"Ah jika peranku sudah tidak ada, lalu kenapa jiwaku dipindahkan kedalam tubuh yang sudah tak berguna ini?" Liu An bermonolog. "Karna kami memiliki nama yang sama? Taks taks sangat klise!" Tampa sadar gadis remaja itu berdecak kesal. Alasan yang sangat biasa karna ia sudah membaca banyak novel transmigrasi dengan alasan kepindahan pemeran utama adalah nama yang sama.

"Sudahlah, jika kau menyebrang maka kau menyebrang. setidaknya dikehidupan ini aku memiliki keluarga." Liu An bangkit dari tempat tidurnya. Seharusnya ia harus berangkat sekolah sekarang.

.

Setelah membereskan semua keperluannya Liu An segera keluar kamar. Bertepan dengan itu saudaranya yang juga menggunakan seragam yang sama dengannya keluar kamarnya dengan wajah kusut.

"Saudara!" Liu An menyapa dengan senyum manisnya. Walaupun ia bukan Liu An yang asli, tapi entah kenapa ia merasakan jika perasaannya untuk keluarga ini sangat alami, seolah-olah mereka memang keluarga sebelumnya.

Liu Yan berbalik lalu mendengus melihat saudarinya, "seharusnya aku memiliki beberapa menit untuk tetap tidur."

"Sama-sama saudara. Aku turut senang kau bangun lebih awal." Liu An mengulas senyum santai.

"Gadis bau!!" Liu Yan berujar dengan jengkel.

Mengabaikan ucapan Saudaranya, Liu An melihat sekeliling rumah yang terlihat sangat sepi lalu bertanya dengan aneh, "Ibu kemana?"

"Ibu pergi dengan ayah tadi malam." Liu Yan menjawab ketika mengingat kepergian orang tuanya.

Liu An mengangguk mendengar jawaban saudarnya. Pantas saja rumah menjadi sepi, sebagai budak cinta ayahnya dan melihat betapa manjanya ayahnya pada ibunya, tidak heran jika kedua orang tuanya selalu menempel kemana mana.

"Kau sarapan atau tidak? Jika tidak kita bisa langsung berangkat."

"Tidak." Liu An menggeleng, dari dulu ia memang tidak suka sarapan pagi.

Mendengar jawaban adik perempuannya Liu Yan memasang wajah tak suka, "jika kau tak makan kau tak harus keluar rumah hari ini"

"Lalu untuk apa kau bertanya aku makan atau tidak pada awalnya?!"

"Hanya berbasa-basi." Liu Yan menjawab dengan santai lalu menarik adiknya menuju meja makan.

"Kau menyebalkan!!"

"Hei, Kau lebih menyebalkan dariku!"

Second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang