02-Teman Lama

4 2 0
                                    

HAPPY READING

***

"Gue Rio, lo masih gak inget gue?" Tanya lelaki itu.

Rio, nama itu membuat ia berpikir apakah ia mengenali nama itu. Saat diingat-ingat kembali, seperti nama yang tidak begitu asing baginya.

"Rio Galnova?" Tanya Raymala memastikan.

"Iya, Rio Galnova." Jawab lelaki itu, sambil tersenyum kepada Raymala. Raymala terkejut tidak percaya, bahwa laki-laki itu bernama Rio Galnova

"Serius, sejak kapan lo balik ke Jakarta?" Tanya Raymala, karena dulu dia hanya tahu bahwa Rio pindah ke Surabaya saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Mereka memang satu sekolah dan satu kelas saat itu, tapi Raymala tidak begitu dekat karena dulu Rio adalah anak nakal yang suka menggangu siswa lain

"Satu Minggu lalu, gak nyangka gue bisa ketemu lo disini." Tutur Rio. "Lo sendiri atau sama pacar?"

"Gue gak sendiri, tadi sama temen tapi dia pergi duluan" jawab Raymala.

"Lo kenapa balik ke Jakarta?" Tanya Raymala.

"Kakek gue meninggal, terus rumahnya di Jakarta gak ada yang rawat, jadi keluarga gue pindah kesini" jawab Rio.

"Ooh, jadi lo bakalan sekolah di Jakarta dong?" Tanya Raymala lagi dan lagi.

"Iya, sikap lo gak berubah dari dulu, banyak tanya" kata Rio.

Raymala hanya terkekeh mendengar perkataan Rio barusan. Setelah sekitar 15 menit mereka berbincang-bincang taksi yang di pesan Raymala sudah datang.

"Atas nama mbak Raymala cevillia?" Tanya bapak sopir taksi online dari dalam mobil, yang kacanya dibuka setengah, dengan logat jawanya yang sedikit medok.

"Iya pak, tunggu sebentar ya" ucap Raymala pada bapak sopir taksi online itu.

"Rio, gue duluan ya" pamit Raymala.

"Iya, hati-hati di jalan" ucap Rio.

Setelah itu Raymala masuk ke dalam taksi online dan melambaikan tangan kepada Rio, Rio pun membalas lambaian tangan Raymala. Rio sangat tidak menyangka akan bertemu teman lamanya di kafe dekat rumah kakeknya.

****

Sesampainya di rumah, Raymala melihat sekeliling rumah, setelah Raymala sadar bahwa terdapat sebuah mobil Jeep Compass terparkir dipekarangan rumah, pikirannya mengajak berfikir mobil siapa itu. Setelah Raymala menemukan Jawaban atas siapa pemilik mobil, hatinya bergemuruh karena pemilik mobil ini adalah ayahnya, rasa sesak dalam hati karena sang ayah pulang ke rumah, kenapa ayahnya harus pulang? Sosok yang ia benci kini ada didalam rumah, sungguh itu tidak pernah  Raymala bayangkan sebelumnya. Sosok ayah yang meninggalkan istri dan anaknya selama satu setengah tahun tak memberi kabar atau nafkah untuk kebutuhan istri dan anaknya.

Dirinya semakin yakin bahwa ayahnya ada di rumah karena terdengar suara keributan dari dalam rumah. Raymala ragu untuk masuk ke dalam rumah karena dia belum siap untuk menemui bapak tua itu. Dengan hembusan nafas panjang dan sedikit keberanian, kakinya mulai melangkah mendekati pintu rumah bagaimanapun dirinya harus menemui pria itu. Perlahan pintu terbuka, penglihatan Raymala langsung menangkap sepasang suami dan istri yang sedang bertengkar.

"KENAPA KAU KEMBALI KERUMAH?!" Teriak seorang wanita paruh baya tapi masih terlihat muda, Kartika ibu Raymala.

"KENAPA KAU DIAM SAJA?!" Teriak wanita itu kembali karena yang orang yang ditanya tidak merespon apapun dan hanya duduk santai saja.

'Orang gila'  batin Raymala.

"Ini rumah saya jadi sampai kapanpun saya bisa kembali ke rumah ini" ucap Rian ayah Raymala santai.

"BODOH, KAU KEMBALI KE SINI TANPA ADA RASA SALAH SEDIKITPUN SETELAH KAU MENINGGALKAN ISTRI DAN ANAKMU!" Ucap Kartika lantang.

"Aku pulang" ucap Raymala karena sudah bosan mendengar perdebatan itu, saat Raymala ingin pergi ke dalam kamarnya, suara seseorang mampu menghentikan langkahnya.

"Kamu tidak menyapa ayahmu nak? Sudah lama ayah merindukanmu" ucap Rian.

Rindu, Raymala terkekeh saat mendengar kata rindu disebutkan oleh ayahnya.

"Kau merindukan putrimu?" Tanya Raymala sambil tersenyum sinis.

"Ya, aku sangat merindukan putriku, sudah lama aku tidak memelukmu, kemari peluk ayahmu" ucap sang ayah sambil merentangkan tangannya agar putrinya bisa memeluk tubuhnya.

"Beraninya kau merindukan putrimu, padahal putrimu mengharapkan agar kau tiada!" Bentak Raymala.

"Dan beraninya kau kembali ke rumah setelah satu setengah tahun kau menghilang." Ucap Raymala lagi sambil meneteskan air mata.

Rian terkejut dengan perkataan putrinya, amarahnya tidak bisa disembunyikan, dia menghampiri putrinya dan berkata. "Kenapa kau berbicara tidak sopan kepada ayahmu!"

"Ayah? Kau bahkan tidak pantas disebut sebagai ayah." Ucap Raymala sedikit santai.

"Beraninya kau berbicara seperti itu!" Bentak Rian marah.

Plak.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Raymala hingga meninggalkan bekas memerah berbentuk tangan, ya tamparan itu sangat keras.

"Beraninya kau menampar putr...." Ucapan Kartika terhenti ketika Raymala mengucapkan kata sambil berteriak.

"TAMPAR AKU LAGI, DAN KEMBALIKAN KAKAK KU, JIKA DIA TAU DIA AKAN MEMBALAS PERBUATAN MU!!" Teriak Raymala sambil menatap ayahnya.

Hati Raymala hancur ketika Rian menamparnya, setiap menatap mata Rian Raymala selalu teringat dengan sosok kakaknya.

Raymala masuk kedalam kamar dan mengambil kunci motor yang ada di atas meja. Saat Raymala keluar dari kamar langkahnya terhenti di depan ayahnya dan berkata. "Dasar pembunuh"

Rian hanya diam sambil menatap ke arah punggung Raymala yang keluar rumah. Apa seburuk itu dirinya Dimata putrinya?

"Ray, kamu mau pergi kemana nak?" Ucap ibunya yang menyusul keluar rumah.

Raymala menyalakan mesin motor ninja berwarna putih dan tidak lupa memakai helm full face miliknya, dia tidak peduli jika ibunya meneriaki dan menyuruhnya untuk tetap tinggal. Tujuannya hanya satu menghindari pria tua itu dan menenangkan dirinya.

Kartika kembali kedalam rumah dan menghampiri suaminya itu."Aku sudah dari tadi mengusir mu, Kenapa  kau tak kunjung pergi. Lihat putrimu bahkan tidak menganggap mu sebagai ayahnya lagi. PERGI KAU!" Ucap kartika dengan nada marah.

Dengan terpaksa Rian pergi karena kecewa ternyata putrinya membencinya.

"Aku akan membawa putriku pergi bersamaku ingat itu Kartika"

****

Karena hari sudah malam Kartika sangat khawatir dengan keadaan putrinya pergi dengan amarah, bagaimana jika ada hal buruk yang menimpa Raymala? Sungguh kini pikiran Kartika tidak baik-baik saja, dirinya sudah menghubungi Raymala berkali-kali tetapi gadis itu meninggalkan handphone nya.

Kartika cukup lega ketika suara motor terhenti di luar rumah, Kartika menunggu anak perempuannya untuk masuk ke dalam rumah.

"Maafkan Mama sayang." Ucap Kartika ketika putrinya sudah duduk di sofa.

"Kenapa Mama nggak cerai sama Ayah?" Tanya Raymala.

"Gak bisa sayang." Ucap Kartika pelan.

"Kanapa gak bisa?"

"Karena mama gak bisa melepas ayah kamu begitu saja" ucapan mamanya sudah membuat dirinya bingung, kenapa mamanya ini tidak bisa melepas lelaki brengsek itu.

"Ma dengerin aku, mama berhak bahagia, Raymala sayang sama mama, mama harus lepasin ayah, ayah itu bukan suami yang baik buat mama."
Ucap Raymala tulus memberi tahu isi hatinya bahwa ayahnya itu tidak baik.

***
Jangan lupa vote ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REY-VANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang