Love me at my worst

996 144 53
                                    

Haii?

•••

Latihan hari ini selesai satu jam lebih lama dari biasanya karena memang ada beberapa gerakan yang belum sempurna. Para anggota sampai ke dorm dalam keadaan super lelah. Entah kemana perginya makan malam mereka hingga rasanya tidak ada lagi energi tersisa. Namun meski begitu, Haruto menyempatkan diri untuk mengantar Junkyu sampai ke kamarnya. Memang sih kamar mereka hanya berjarak beberapa langkah, tapi tetap saja hal sederhana seperti itu memiliki makna lebih untuk mereka berdua.

"Aku mau ke kamar dulu, ada beberapa yang harus diberesin. Kaka tidur duluan gapapa,nanti aku nyusul ok?"

Junkyu mengangguk kecil. Memang terkadang mereka akan memilih tidur bersama setelah menjalani hari yang melelahkan. Pelukan hangat yang mereka bagi semalaman selalu berhasil membuat mereka kembali bersemangat esoknya.

Haruto sempatkan cium kening yang lebih tua sebelum menuju kamarnya. Junkyu masih berada di posisinya, menatap punggung Haruto yang perlahan menghilang di balik pintu. Ia menghela nafas pelan.

Kekasihnya tampak sangat kelelahan. Bukan hanya karena latihan intense mereka hari ini, tapi juga karena sesuatu yang sedang mengganggu pikirannya. Junkyu bisa tahu hanya dengan melihat sorot mata yang tampak tak secerah biasanya. Ada apa dengan Harutonya?

•••

Haruto bilang, ia akan menyusul Junkyu ke kamar begitu urusannya sudah selesai. Namun sampai jam menunjukkan pukul sebelas malam, pemuda itu belum menampakkan diri sama sekali.

Junkyu mendatangi kamar yang lebih muda, berniat menanyakan keadaannya namun hal itu terjawab oleh sebuah isakan kecil yang terdengar dari dalam kamar.

"Ruto,"

Tak ada sahutan. Junkyu semakin khawatir.

"Ruto, aku boleh masuk?"

Pintu terbuka setelahnya, tampakkan Haruto yang coba tersenyum lebar dengan jejak air mata di sekitar pipinya.

"Maaf, Ka Junkyu nunggu lama ya? Ayo kita ke kamar"

Ketika Haruto hendak membawa Junkyu menuju kamarnya, Junkyu lantas menahan dan mendorongnya masuk ke kamar yang lebih muda. Pintu tertutup kemudian dan mereka duduk berhadapan di atas kasur.

"Kenapa?"

Yang ditanya menatap bingung sambil berusaha tetap tersenyum, "Kenapa apanya? Aku gapapa kok, Ka"

Yang lebih tua merengkuhnya pelan, menariknya masuk ke dalam pelukan hangat.

"Jangan bohong, aku tau kamu lagi ga baik-baik aja."

Haruto mengeratkan pelukannya, tenggelamkan wajahnya yang mulai memanas di dada sang kekasih.

"I don't even know what happened to me. I just.. feel sad"

Junkyu mengusap punggungnya lembut.

"It's okay not to be okay, Ruto. You can just cry even without reason"

Tangisnya pecah. Pelukan hangat Junkyu selalu berhasil meruntuhkan pertahanan Haruto dan membuatnya mengungkapkan segalanya.

"Sometimes I just wonder.. Am I good enough? Did I do well? I feel unworthy, Ka"

Yang lebih tua mengerjapkan matanya pelan. Menahan air mata yang memaksa keluar di pelupuk mata. Hatinya teriris mendengar penuturan yang lebih muda. Ia ingin ikut menangis. Namun saat ini ia harus menjadi sandaran yang kuat untuk Haruto-nya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Hey, Prince. Listen to me. Kata siapa kamu ga layak? Kata siapa kamu belum berusaha dengan baik?. You've done your best, you even push yourself to the limit. Lupa ya siapa yang bulan lalu sampe harus dirawat 3 hari di rumah sakit gara-gara kecapean latihan? It's you, Watanabe Haruto. Rapper kebanggaan teume, juga salah manusia paling hebat yang pernah aku kenal"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puzzle Piece [HARUKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang