Bagian 6

89 21 0
                                    

Terhitung 5 hari lagi Ningning bekerja dirumah Taeyong. Seperti hari hari sebelumnya, Ningning selalu mengantarkan makan siang kekantor Taeyong. Seperti saat ini, Ia sedang diruangan Taeyong, duduk disofa sambil memainkan ponselnya, Ia merasa sedikit bosan karna Taeyong melarangnya pulang.

-Cklek

"Babe.."
Yeri tiba tiba masuk keruangan Taeyong tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Taeyong menoleh dan memberikan pandangan tidak suka pada tunangannya ini.

Yeri mendekat ke meja kerja Taeyong, saat ini Ia menggunakan baju berumbai berwarna putih dan mantel berwarna coklat muda, juga rok jeans pendek yg membuat paha putihnya terekspos. Taeyong risih dibuatnya. Yeri belum menyadari keberadaan Ningning disana.

"Babe, besok aku akan liburan ke Jeju bersama teman temanku. Kirimkan uang ke rekeningku ya? 3jt won saja."

"3jt won 'saja'? Heol." Batin Ningning saat mendengarnya.

"Kenapa hidupmu hanya meminta uang kepadaku, Yeri?" Tanya Taeyong datar, Ia fokus dengan berkas berkas dihadapannya.

"Kau kan tunanganku, Taeyong. Berarti sebentar lagi kita akan menikah, dan itu berarti kau harus selalu menafkahiku." Jawab Yeri enteng.

"Status bertunangan belum tentu menjamin sepasang kekasih itu akan menikah." Balas Taeyong masih dengan nada datar.

"Aish, aku tidak peduli. Yg penting kau harus mengirimkan 3jt won ke rekeningku sore ini. Aku tidak ingin mendengar alasanmu, Babe. Bukankah uangmu sangat banyak?" Ujarnya menggoda Taeyong, menyentuh dagu sang tunangan. Taeyong dengan cepat memundurkan kepalanya, menjauhi sentuhan Yeri.

Kemudian Yeri pergi dari sana. Setelah pintu ruangan ditutup, Taeyong masih diam saja sambil menatap Ningning yg masih duduk disofa.

"Anggap saja kau tidak mendengar yg tadi, Vivian."

Ningning menoleh, Ia bingung dengan maksud Taeyong mengatakan itu.

"Ah aku tidak tuli, Taeyong. Aku mendengar semuanya, tapi aku tidak memperhatikan setiap kata katanya." Balasnya sambil tersenyum.

Taeyong beranjak, "Ayo kita pergi." Ia menarik Ningning pelan, membawanya turun kelantai dasar perusahaannya. Didalam lift, Ia menggenggam erat jari jari Ningning.

Sesampainya dilantai dasar, pintu lift terbuka. Mereka keluar dengan masih menggenggam tangan satu sama lain. Beberapa pasang mata tertuju pada mereka berdua.

Tidak sadar, Yeri masih ada disana, tepatnya di meja informasi. Ia sedang berbicara dengan wanita yg menjaga meja itu.

Taeyong dan Ningning melewatinya, Yeri terkejut melihat tunangannya menggenggam tangan gadis yg Ia temui dirumah Taeyong kemarin. Wajahnya merah padam, emosinya meluap.
.

"Kita mau kemana, Taeyong?" Tanya Ningning yg duduk disebelah kursi Taeyong.

"Pulang kerumah. Kemana lagi?" Balasnya sambil fokus pada jalanan. "Apa kau mau jalan jalan dulu?" Tambahnya.

"Terserah saja."

"Baiklah kalau begitu. Kita pulang saja."

"Ck,"

"Baiklah baiklah. Bagaimana kalau mall?" Tanya Taeyong sambil sedikit tekekeh melihat Ningning mempoutkan wajahnya.

"Aku ikut denganmu." Balasnya. Taeyong tersenyum, entah mengapa Ia sangat senang saat bersama Ningning.
.
Di mall, mereka berdua seperti anak kecil, bermain berbagai macam permainan disana. Tawa keduanya bermekaran. Akhir dari semua kegiatan mereka di mall adalah photobox.

"4 foto saja, dijadikan 8. Jadi aku dan kau bisa dapat masing masing fotonya." Ujar Ningning. Taeyong menekan tombol 4 disana.

Layar sudah menunjukkan pantulan diri mereka. Mereka berdua mulai berpose. Foto pertama, hanya tersenyum tanpa ada pose. Foto kedua, Taeyong mencubit pipi Ningning dan Ningning tersenyum lebar. Foto ketiga, Ningning merangkul pundak Taeyong dan tangan Taeyong melingkar dipinggang ramping Ningning, mereka berdua tersenyum sangat lebar.

Waiting For You | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang