Bagian 7

103 23 1
                                    

"Sudah berkemas?" Tanya Taeyong tiba tiba. Ningning mengangguk.

"Ayo masuk, anginnya mulai dingin." Ajaknya. Ditariknya pelan lengan Ningning, membawanya masuk kedalam. Mereka turun kebawah, duduk ruang tengah sambil menonton tv.

"Besok ku antar ya?" Tawarnya. Ningning menoleh, lagi lagi Ia hanya mengangguk.
.
Dikamarnya, Ningning bersiap untuk tidur. Malam itu menjadi malam yg sangat menyedihkan bagi Ningning. Perasaannya benar benar tidak sanggup Ia pendam lama lama lagi. Ia sangat mencintai Taeyong saat ini dan tidak ingin meninggalkan Taeyong. Ia ingin bersama Taeyong. Ningning menutup wajahnya dengan guling, Ia menangis disana.

❦❦❦

Keesokan harinya, pukul 07.00 KST.

Taeyong membuka pintu kamar Ningning yg tidak terkunci. Dilihatnya gadis itu bergulung dengan selimut tebalnya.

Taeyong membuka korden kamar itu, membuat cahaya matahari masuk dari sela jendela. Kemudian Ia duduk ditepi kasur, menyentuh selimut tebal itu, menggoyang pelan tubuh Ningning.

"Bangunlah, kau harus pulang. Ibumu pasti sudah menunggu." Ujar Taeyong, Ia mengusap kepala Ningning.

"Eung? Jam berapa ini?" Ujar Ningning dengan suara khas bangun tidur, Ia bergerak sedikit, kemudian duduk dan bersandar di sandaran kasur.

"Jam 7. Matamu, kenapa bengkak?" Tanya Taeyong saat melihat mata sembab itu. "Kau menangis?" Tambahnya.

"Mataku selalu bengkak seperti ini saat aku bangun tidur." Jawab Ningning berbohong.

"Aku sudah sering melihatmu bangun tidur, matamu memang bengkak, tapi tidak sebengkak sekarang."

"Sudahlah, Taeyong. Aku akan mandi dan bersiap."

Ningning beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi, sebelumnya Ia mengambil handuk yg tergantung disamping lemarinya.
.

Taeyong berada dimeja makan, menunggu sarapan yg dibuat bibi Park dan menunggu Ningning selesai dari acara bersiapnya.

Beberapa menit kemudian, Ningning turun membawa kopernya. Ia mengenakan hoodie dan celana jeans panjang. Rambutnya Ia biarkan terurai karna belum kering sepenuhnya.

Ningning menyimpan kopernya disamping tangga, kemudian Ia melangkah menuju meja makan.

"Selamat pagi, bibi Park." Sapanya.

"Selamat pagi, Vivian. Sarapan dulu, karna Daegu-Seoul memakan waktu yg cukup lama." Balas bibi Park. Ningning tersenyum dan duduk di kursi meja makan ㅡbersampingan dengan Taeyong.
.
1 jam kemudian, Ningning dan Taeyong bersiap akan pergi.

"Tidak ada yg tertinggal?" Tanya Taeyong memastikan.

"Tidak ada, ku rasa semuanya sudah." Balas Ningning juga memastikan isi koper dan tasnya.

"Baiklah, kita pergi sekarang." Taeyong menuju mobilnya. Ningning masih berada di teras rumah Taeyong bersama bibi Park dan paman Choi.

"Bibi Park, aku pamit ya. Paman Choi, aku pamit. Terimakasih sudah mengajarkan banyak hal selama aku disini. Aku akan mengunjungi kalian lain kali." Ningning berpamitan, Ia memeluk bibi Park sangat lama, begitupun paman Choi.

"Aku pergi. Jaga kesehatan kalian. Jangan terlalu lelah bekerja." Ujar Ningning sembari berjalan menuju mobil.

"Hubungin aku saat kau sampai, Vivian." Ujar bibi Park. Ningning tersenyum dan mengangguk sembari masuk kedalam mobil.
.
Selama perjalanan, seperti biasa Ningning menghabiskan waktunya untuk tidur. Taeyong hanya fokus menyetir sambil sesekali menoleh pada gadis yg sedang tertidur disampingnya itu.

Waiting For You | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang