Vote, comentnya jangan lupa❤
Happy Reading:)Argaz sekarang lagi di balkon, udara dingin langsung menusuk kulitnya. Malam ini dia lagi merenung sambil mandangin bintang.
"Bintangnya indah, seindah dan secantik yang baca cerita ini." Ih, Argaz gombal. Baper boleh gak?≧ω≦
"Apalagi kalau mereka yang abis baca mereka vote sama coment, hah bidadari di hati Argaz itu mah." Eh si bocah ya, bisa ae promosinya. 😆
Lupakan yang di atas, Argaz sekarang lagi merenung bingung aja gitu tiba-tiba aja keluarganya jadi gila gini.
Argaz bener-bener bingung keluarganya jadi protective gini ke dia. Argaz gak pernah mengharapkan hidup dengan penuh kekangan gini, bahkan untuk memikirkannya aja gak ada waktu.
Kehidupan Argaz itu penuh kenakalan, masa remaja Argaz itu gak sepi. Dia punya banyak teman, dia punya banyak pengalaman. Kenakalan yang dia buat bahkan ada yang melebihi batas.
Kehidupan Argaz sempurna, sangat sempurna malah keluarga yang menyayanginya dengan tulus, merawatnya bagaikan berlian yang harus di jaga.
Argaz memang terlahir sebagai anak bungsu tapi keluarganya dari kecil membebaskan dia, tak ada kekangan sedikitpun.
Tapi sekarang semua seakan berbanding terbalik. Saat Argaz akan memasuki bangku SMA tiba-tiba saja keluarganya menjadi seperti ini, protective kepadanya.
Argaz menghembuskan nafas kasar, dia bingung bagaimana cara membujuk keluarganya untuk mengijinkan dia keluar seperti biasa, Argaz tak mungkin pasrah dengan keadaan. Bagi Argaz kenakalan bagaikan separuh nyawanya dan kenakalan hanya bisa di lakukan di luar, bukan di mansion seperti ini.
"Heh, ngapain lu di balkon malam-malam gini? Nyari penyakit lu, ya," Ini jelas suara Niel, keknya sih dari tadi dia merhatiin Argaz.
"Kalau gue bilang, gue nyari nyamuk emang lu percaya?" Tanya Argaz, dia gak noleh ke belakang sama sekali. Males liat muka abangnya gak nyegerin sama sekali.
"Ya jelas lah gue gak percaya. Orang mah nyamuk tuh di usir lah lu di cari." Bang Niel jawabnya kalem. Udah gak kaget dia mah sama adeknya ini, maklum aja otaknya ketinggalan di rahim Mamanya. Astaghfirullah:(
Argaz balikin badannya ke belakang, yang dia liat sekarang abangnya yang udah duduk santai di pinggiran ranjang. Dalam hati Argaz mencibir, "Najis, ranjang gue dah gak suci."
"Hah, gini bang...," Argaz berhenti ngomongnya, mikir dulu kata-kata yang tepat, "... Kenapa gue nyari nyamuk, dan bukan ngusir nyamuk. Karena cuman nyamuk yang dengan suka rela nyium gw," Jelas Argaz gak tau ngomong apaan. Otaknya udah gak menyanggupi untuk berpikir.
Niel melongo, astaga ini adeknya kenapa, "Lu bingung bang? Sama gue juga, heuheu." Argaz cengegesan udah kayak orang gila.
"Lu kenapa sih, dek?" Tanya Niel bingung sama adiknya ini.
Argaz berjalan pelan menuju Niel, Niel yang sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya hanya merentangkan tangannya. Adiknya butuh pelukan, itu yang Niel tau, "Abang. Argaz gak mau," Argaz berucap terisak, dia sekarang udah ada di pelukan Niel.
"Kenapa sih, hm?" Niel mengelus pelan rambut hitam sangat adik. Niel tau mana waktu bercanda dan mana yang serius, adiknya selalu butuh pelukan dan kata-kata penenang saat ini.
"Abang pasti tau, Argaz bener-bener gak mau bang. Abang," Argaz sekarang udah nangis, dia selalu gini emang title badboy melekat di dalam diri Argaz tapi itu ketika dia berada di luar, beda lagi ketika dia berada di dalam mansionnya. Apalagi dengan keluarganya.
Niel cuma bisa ngehela nafas pelan, tau betul apa masalah apa yang adiknya alami. Adiknya terkekang itu yang Niel tau saat ini.
Argaz yang dulu hidup penuh kebebasan lalu sekarang itu hanya tinggal kenangan. Papanya dengan gamblangnya mengurung sang adik, membuat kebebasannya terebut seketika.
Niel gak jawab ucapan Argaz, bukan apa dia cuman kehilangan kata-kata aja yang dia lakuin cuma ngelus kepala dan punggung adiknya, sesekali bahkan mengecup pelipis Argaz. "Hm, tidur yah. Udah malem,"
Daripada menjawab ucapan adiknya Niel tentu lebih memilih menidurkan adiknya ini, "Susu," Ucap Argaz lirih, suaranya teredam oleh dada bidang Niel. Tapi Niel dengar amat jelas ucapan adiknya.
"Ya, udah. Kamu baring dulu, abang ambilin susu kamu dulu," Jawab Niel, dia udah mau lepasin pelukan adiknya. Tapi Argaz malah mengeratkan pelukannya.
Argaz menggelengkan kepalanya, tanda gak mau dan gak boleh lepas pelukannya. Hah, Niel juga yang repot kaya gini. "Ya udah, gendong, ya? Kita kebawah,"
Niel pelan-pelan coba angkat adiknya ini, gendong koala jadi pilihan Niel. Argaz sempat melenguh tapi Niel usap kepala dan punggung adiknya. Dan Argaz terlelap lagi.
Publish: 25 Februari 2021
Cie, Up setelah bikin pengumuman gak bakal bisa Up, 😂
Readers jahat be like: Paling pansos doang, supaya cerita nya banyak yang coment. 'Kan author ini kekurangan coment.
Hm, berdosa sekali anda😭
Hp aku lumayan bisa di atasi, huhu. Tapi pengen beli lagi:(
Makasih, wkwk do'anya. Aku aminin ya🙏😂
REYGAN NYA KAPAN UP?
Maunya kapan?- Author nanya balik dong:>
Maap kurang seru🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Argaz
Fiksi RemajaArgaz Xioniel Raveenzy, remaja berusia 16 tahun yang seharusnya sedang bersenang-senang menikmati masa remaja, yang penuh kenakalan malah terdampar di neraka dunia. Mansionnya. 15 tahun Argaz hidup bebas tiba-tiba saja Keluarganya menjadi overprotec...