Jeno mengantar Yena pulang kerumahnya karena mulai hari ini pria itu mengatakan bahwa sudah menjadi tanggung jawab nya mengantar jemput Yena yang bernotabene sebagai tunangan sah nya.
Yena menatap kearah Jeno yang sedang fokus memperhatikan jalanan satu tangan pria itu menggenggam erat tangan mungil Yena dan yang satu lagi memegang setir mobil, Jeno merasa diperhatikan akhirnya menoleh ke arah Yena dan benar saja gadis itu sedang menatapnya bahkan tanpa berkedip.
Jeno terkekeh saat melihat ekspresi kagum Yena entah karena apa yang jelas wajah gadisnya itu sangat menggemaskan.
"Kenapa sayang?" tanya Jeno akhirnya membuat Yena mengedip-kedipkan matanya sadar dari lamunan nya, ah tidak itu bukan lamunan melainkan terpana menikmati keindahan ukiran tuhan yang akan menjadi suaminya itu.
Tunggu dulu sebelum Yena menjawab ucapan Jeno apa telinganya tidak salah dengar?, Jeno memanggil nya apa tadi?.
"Eh?" sungguh kata itu terucap begitu saja tanpa seizin Yena.
"Kenapa sayang? dari tadi kau menatapku" Jeno tampak sangat ringan memanggil Yena dengan panggilan itu.
Telinga Yena tidak salah dengar pria itu memang memanggilnya 'sayang' membuat kupu-kupu berterbangan diperut nya, astaga Yena ingin berteriak sangking senangnya.
"Tidak apa" jawab Yena singkat, ia bahkan kesusahan menyembunyikan ekspresi bahagianya dihadapan Jeno.
"Maaf soal tadi.. aku menakutimu ya?" Yena sempat berfikir sejenak sebelum akhirnya paham kemana arah pembicaraan tunangan nya itu.
"Gwenchana bukan kah itu memang tugas seorang tunangan yang melindungi gadisnya?" jawab Yena membuat Jeno mengangguk membenarkan.
"Aku akan berusaha selalu melindungimu Yena-ya.. percaya padaku" ucap Jeno sambil mengelus punggung tangan Yena dengan ibu jarinya.
Yena tampak mengulas senyum manis yang ia lempar pada Jeno.
"Iya aku percaya" jawab Yena.
Ternyata Jeno sosok yang sangat lembut dan penyayang jauh dari rumor yang mengatakan bahwa pria itu dingin,playboy, dan masih banyak hal buruk lain nya.
"Ah iya apa benar kau dekat dengan Jaemin?" satu hal yang membuat Yena semakin menyukai pria disampingnya adalah Jeno yang selalu mencari topik pembicaraan terlebih dahulu sehingga tidak perlu membuat Yena pusing memikirkan bahan yang harus dibicarakan.
"Iya aku dekat dengan nya kenapa?" Jeno tersenyum lalu menggeleng.
"Tidak apa.. aku hanya bertanya, nanti malam aku akan menjemputmu" Yena mengerutkan dahinya bingung untuk apa pria itu menjemputnya nanti malam?, namun belum ia bertanya Jeno lebih dahulu memberitahu kan tujuan nya.
"Aku ingin memperkenalkan tunangan ku dihadapan seluruh anggota keluarga, karena makan malam kemarin hanya ada Haechan adik ku sedangkan nanti malam kakak ku kembali dari China bersama kekasihnya" jelas Jeno panjang lebar.
"Baiklah jam berapa acara makan malam nya?"
"Aku akan menjemputmu sayang.. jam 6 sore nanti" bertepatan dengan usainya ucapan Jeno mobil pria itu berhenti didepan pintu rumah Yena.
Jeno memerintahkan Yena agar tidak turun terlebih dahulu karena pria itu akan membuka kan pintu mobil untuk tunangan nya, sungguh Yena diperlakukan bak putri di negri dongeng dan Jeno adalah pengeran berkudanya.
"Jika sekiranya terlalu jauh aku bisa meminta supir unt-" Jeno meletak kan jari telunjuk didepan bibirnya membuat Yena auto bungkam saat melihat gerakan itu.
"Tidak ada kata jauh untuk orang spesial.. aku akan sampai tepat pukul 6 nanti" ucap Jeno sembari mengelus kepala Yena sayang, gadisnya hanya bisa tersipu lalu Jeno segera menyuruh gadis itu masuk setelah itu ia pulang.