"Oh Yena-ya sudah bangun rupanya.. ayo sarapan sudah kusiapkan" ucap Jaemin sembari mengelus puncak kepala gadis itu.
"Jaemin-ah.." Jaemin mengangkat kedua alisnya menunggu Yena melanjutkan ucapan nya yang menggantung, "Kau.. menyukaiku?" lanjut Yena dan Jaemin yang mendengar itu langsung tersedak minuman yang baru saja akan mendarat ditenggorokan nya.
"Yak benar kau menyukaiku ya?"
"Kata siapa?"
"Terlihat begitu saja"
"Jangan sok tau"
"Itu bahkan sangat jelas"
"Woah jinjja, cepat makanlah aku tidak mau terlambat kesekolah" Jaemin yang tidak ingin berdebat dengan Yena langsung segera pergi memasuki kamarnya.
Yena menatap pundak Jaemin dengan senyuman jahil, entah kenapa Jaemin sukses membuatnya sedikit melupakan masalahnya dengan Jeno sekarang suasana hatinya mulai membaik dan semoga saja akan tetap begitu meskipun nanti ia bertemu Jeno disekolah.
Jaemin mengingatkan pada Yena untuk mendengarkan apa yang nantinya akan Jeno jelaskan soal ciuman nya dengan Soojin, astaga mengingat kejadian itu hatinya kembali sakit dan tanpa sadar airmata membasahi pipinya lagi.
"Wah tampaknya aku sudah sangat jatuh cinta pada Lee Jeno sekarang" Yena segera menyeka airmatanya dan melanjutkan sarapan yang sudah Jaemin buatkan.
Yena menatap bayangan nya dicermin tatapan mata gadis itu beralih pada kalung pemberian Jeno yang bertengger dileher jenjangnya, tangan Yena bergerak melepas kalung itu.
Hari ini ia tidak ingin mengenakan kalung itu karena memang hubungan nya sedang tidak baik-baik saja, Yena tak lupa ikut menarik cincin yang berada dijari lentiknya.
"Apa sebaiknya aku mengenakan hadiah dari Jaemin?" tangan Yena meraih tasnya mencari kotak yang dimasukan diam-diam oleh Jaemin kedalam tasnya semalam.
"Wah sangat cantik" ucap Yena memuji anting pemberian Jaemin.
.
.
.
."Jaemin-ah apa ada yang berda dariku hari ini?" tanya Yena pada Jaemin yang berjalan disampingnya, Jaemin memandangi gadis itu dari ujunb kepala hingga unjung kaki.
"Tidak ada semuanya cantik seperti biasanya" jawab Jaemin.
"Lihat aku mengenakan hadiah darimu" Jaemin mengerutkan dahinya bingung karena memang bukan dia yang memberi hadiah.
"Cantik kan?" tanya Yena lagi membuat Jaemin segera mengangguk dan tersenyum.
"Kau menyukainya?" Yena segera mengangguk menjawab Jaemin dengan senang hati.
"Syukurlah" Jaemin hendak mengelus puncak kepala Yena namun gadis itu lebih dahulu ditarik oleh sosok Jeno yang entah darimana asalnya.
"Ayo bicara" ucap Jeno sembari menarik tunangan nya menjauh dari keramaian.