Chapter 80

3.3K 361 63
                                    

Tadinya ya aku tuh mau UP besok aja tapi kayaknya kok nanggung

Lagian besok aku udah pengen fokus sama cerita lain, antara lanjut Cyara-Adit atau UP epilog Aruna-Randu, kasian mereka udah lama aku anggurin

Jadi selamat menikmati part ending dari Stuck With You ya

***


"Ini kalau tanaman gini gampang-gampang susah ngurusnya, Mas. Harus telaten, mesti orang yang bener-bener sabar nih ngurus yang gini," kudengar celotehan bapak di luar entah dengan siapa. Aku baru turun, gaes. Siap-siap mau ke hotel. Biasa bekerja di saat weekend kan emang hobi Eijaz. Orang lain Weekend itu liburan, Eijaz mah kerja.

"Bapak ngobrol sama siapa sih, bu?" tanyaku pada ibu saat baru turun dan langsung duduk di ruang makan berhadapan dengan ibu yang sedang membuat sandwich.

"Mas Hatta,"

"Hah?" aku langusng melongokan kepalaku ke arah luar. "Beneran Mas Hatta?" ibu mengangguk. "Padahal gak janjian. Dia kan juga masih demam kemarin. Aku bilang pergi sendiri aja, pinjem mobil bapak," ibu menggedikan bahunya.

"Sini sarapan dulu, Mas," kata bapak yang terlihat muncul dari luar. Dibelakangnya Mas Hatta mengekori. Heran ya sama ini duda satu, kenapa sih tiap hari kok ganteng sih? Pake baju kerja, setelan kemeja gitu terus pake sneli gantengnya ampun-ampunan, pake batik gantengnya gak nahan, eh Cuma pake baju santai kaosan terus celana pendek gini aja bikin jomblo minta diperawanin. Heran deh ah!

Dia menarik satu kursi di sampingku sambil mengangguk ke arah ibu. Ibu menatap sekilas, tersenyum lalu mengangguk.

"Nih, sarapan dulu, Mas," kata ibu menyodorkan satu sandwich.

"Makasih, bu," katanya sambil mengambil piring kecil lalu menikmati sandwich tuna buatan ibu. Dengan tenang dia memakan sandwich buatan ibu.

"Udah Ei?" aku mengangguk. "Dikit amat. Nyanyi kan lama, berjam-jam, emang kuat sarapan dikit gitu?"

"Emang di tempat resepsi gak ada makanan, Bu?" tanyaku. Eh, lebih ke menyindir kok, makanya ibu ketawa aja. "Ayo, Mas!" ajakku pada Mas Hatta yang terlihat menyuapkan sisa potongan sandwich ke mulutnya. Dia mengangguk lalu mengikutiku berpamitan pada ibu.

"Cantik banget sih hari ini," pujinya padaku saat aku sudah duduk dengan posisi nyaman di dalam mobi.

"Masih pagi, ya ampun! Udah gombal aja," biarpun kata yang keluar dari mulutku ketus tapi sumpah ya gombalan si duren berhasil mengembangkan satu senyuman di bibirku meskipun tertahan.

Ah, sialan! Eijaz malah bahagia lagi.

Sepanjang perjalanan dari rumah menuju hotel kami tak banyak bicara, aku sibuk menghapal beberapa lagu requst-an Gading yang aku putar melalui ponsel dan didengarkan dengan headset. Mas Hatta juga seakan paham tak terlalu mengganggu dengan celotehannya. Dia membiarkanku menghapal lagu dengan tenang.

"Mas gak tungguin ya," katanya saat mobil berhenti di depan lobi hotel. Aku mengangguk, meskipun penasaran kemana dia akan pergi tapi biar ajalah. Suka-suka si duren. "Mau ketemu anak-anak. Nanti WA kalau udah selesai, sekalian ajak anak-anak jalan," aku menatapnya. Tapi tak pelak aku mengangguk juga lalu turun dari mobil.

***

Setelah sekian lama ini kali pertama aku bertemu kembali dengan anak-anak Mas Hatta, eh sama Haiva kan ketemu ya waktu itu. Ya sama Hanun sih yang baru ketemu lagi. jujur awalnya aku sedikit degdegan karena takut penerimaan Hanun padaku seperti pertama kali kami bertemu. Tapi semua diluar dugaan. Meski tak seramah Haiva, sekarang Hanun bisa lebih terbuka dan lebih menerima kehadiranku.

Stuck WIth You! (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang