Chapter 1

4.4K 374 15
                                    


Pemanasan dulu ya gengs

Yang kangen Cyara sama Aruna tahan dulu ya, asli aku lagi gak mood lanjut belum nemu feelnya mesti diakhiri seperti apa, makanya aku refresing dulu sama anaknya Betari...sabar yaaaaaa

***


"Assalamalaikum, sore Ibuku yang cantik!" sapaku pada ibuku yang masih cantik sore ini. Padahal udah dasteran, tapi cantik aja kelihatannya. Heran!

"Wala___ Ya ampun Ei, itu rambut diapain?" aku hanya tertawa saja melihat ibuku yang kaget karena rambut sebahuku aku warnai untuk kesekian kalinya. Kali ini warnanya ungu serta aku curly di bagian bawah serta ombre dengan warna blonde. "Ya ampun Ei, ibu bisa cepet tua 10 tahun nih kalau gini!" lebay, beneran lebay. Asli deh. Masa Cuma gara-gara gini doang, ibuku ini langsung stres. Padahal ini bukan pertama kalinya aku mewarnai rambut. Malah sejak lulus SMA aku sudah begini. Jadi harusnya gak gak masalah lagi lah.

"Ibu lebay! Kaya baru pertama kali aja liat rambut aku aneh," kataku sambil duduk di depannya dan ikut makan buah yang baru dipotongnya.

"Ya justru bukan pertama kali ini bikin ibu stres tiap kali kamu ganti warna rambut. Bapakmu bisa ngomel Ei," kata ibu dan lagi-lagi aku hanya terkikik saja menanggapi kehebohan ibuku.

"Biarin aja. Seneng liat muka bapak yang gemesin kalau lagi panik karena warna rambutku," dan ibuku itu hanya bergeleng-geleng saja.

"Ampun deh, ibu udah gak bisa ngomong apa-apa lagi," kata ibu dan lagi-lagi aku hanya terkikik saja.

Tak lama suara mobil terdengar masuk ke dalam carpot rumah mungilku. Itu pasti bapak yang datang.

"Mau kemana?" tanya ibu saat melihat aku berdiri dan hendak mengikuti ibu yang akan menyambut bapak di depan pintu.

"Nyambut bapak lah!" kataku enteng. Eh belum lagi aku melangkah ibu malah kembali mendudukan aku di kursi.

"Diem di sini! Bapakmu baru pulang, jangan bikin dia jantungan dulu karena liat warna rambut kamu lagi!" dan aku seketika tergelak. Beneran lebay ibuku itu. Padahal aslinya bapak itu jarang marah. Paling kalau aku aneh-aneh, bapak hanya geleng-geleng aja. Sekali lagi ibuku yang lebay.

"Assalamualaikum," kata bapak yang masuk ke dalam rumah. Sore-sore gini bapakku itu masih keliatan ganteng dong, cuy. Mestinya kan di sela kerutan-kerutan di wajahnya ada kelecekan di dalamnya, tapi enggak lo. Bapak apapun keadaannya akan tetap terlihat ganteng.

"Walaikumsalam bapakku yang ganteng!" aku menjawab salam bapak dengan ceria sambil menggoyang-goyangkan kepalaku hingga rambu ombreku bergerak-gerak. Bapak udah keliatan kaget, tapi kemudian kembali berusaha bersikap senormal mungkin, lagi menormalkan jantung yang jedak jeduk kali ya akibat kelakuan anak gadisnya.

"WOW! Rambutnya udah baru lagi warnanya," kata bapak saat duduk di depanku dan membuka sepatunya. Ibu kemudian mengambil alih sepatu bapak dan menyimpannya di kamar.

Aku mengarahkan pandangan pada Ibuku yang cantiknya masih ampun-ampunan. Eh, ibu mendelik dong. Hih, keliatannya cantik lagi biar mendelik gitu. Pantes bapak cinta mati.

Terus Eijaz ngapain liat orang tuanya bersikap kayak gitu? ya nyengir aja bisanya terus harus ngapain coba? Eijaz emang udah gak ada malunya kayaknya. Aku itu memang hobi mewarnai rambut. Sejak dulu. Eh lebih tepatnya aku orang yang senang mengeksplorasi penampilanku. Aku senang mencoba sesuatu. Rambut warna-warna bukan sekali saja aku lakukan. Malah sejak aku lulus sekolah aku sudah mulai berani mewarnai rambut.

Stuck WIth You! (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang