Crazy Love | JenSoo ✅

14. Love in Paris

Happy Reading All.....
Awas ya... ada sedikit adegan yang gimana gitu di bawahnya.... ehehe.... 🔞🔞
Dikit aja kok, gak banyak-banyak ahaha.... takut panas dingin jadinya....

_________________________________

Kini, keduanya sudah berada di salah satu Hotel Paris. Baru saja Jane dan Jisoo sampai di Hotel, setelah penerbangan mereka yang sebelumnya di antar keluarga Jane dan Jisoo sampai di Bandara. Bahkan, Sooya pun juga ikut mengantar pasangan itu. Sooya bahkan dengan jahilnya, meminta keponakan pada Jisoo, yang di balas tatapan tajam namun terkesan lucu bagi Sooya, hingga membuat Sooya terkekeh geli. Jisoo masih tak tahu, apa yang akan ia lakukan bersama Jane di sini.

Setelah sampai di kamar, Jisoo langsung mengedarkan pandangannya. Ia melihat ke arah jendela dengan pandangan malam yang indah. Dan Jane hanya membiarkan sang istri, sambil meletakkan koper mereka di sebuah sofa. Jane bisa melihat wajah Jisoo yang tampak tertarik dengan pemandangan yang di suguhkan di depan kedua matanya. Apalagi melihat menara Eiffel yang terlihat  indah.

Jane mendekat ke arah wanita itu, lalu mengalungkan kedua lengannya di pinggang Jisoo. Meletakkan dagunya di bahu kiri Jisoo. Jisoo sedikit menoleh, ia melihat Jane yang tersenyum menatapnya. Jisoo kembali melihat menara itu, ia merona ketika melihat senyuman Jane yang tulus dan menatapnya penuh cinta seperti itu.

"Suka?" Jisoo mengangguk.
"Apa besok bisa jalan-jalan?" Tanya Jisoo.
"Tentu. Di sini, kita berlibur juga, bukan?"

Jisoo tersenyum. Kemudian, kembali menikmati pemandangan yang di suguhkan di hadapannya. Jane hanya diam, ia kembali menikmati wajah istrinya dari samping. Wajah Jisoo sangat cantik, hingga membuatnya enggan memalingkan wajahnya. Baginya, pemandangan paling indah itu adalah wajah Jisoo, bukan yang lain.

Jane melihat wajah Jisoo yang berubah murung. Ia heran, apa gerangan yang membuat Jisoo murung seperti itu. Jane menerka, bisa jadi ini kejadian Joy dan Wendy malam itu. Ayolah, mereka di sini untuk bersenang-senang. Jane tak mau Jisoo terganggu pikirannya. Untuk sementara, biarkan Jisoo bahagia.

"Sayang, kenapa?"
"Aku… baik-baik saja." Balas Jisoo. Jane tahu, Jisoo berbohong.
"Jangan pikirkan masalah dulu, Sayang. Kita di sini untuk liburan, ok?" Jisoo mengangguk.
"Maaf, ya?" Lirih Jisoo menyesal.
"Kau tidak salah. Sebaiknya kau istirahat, besok aku akan membawamu jalan-jalan. Pastikan dirimu bahagia, Jisoo-ku."

Jisoo tersenyum malu. Mendengar ucapan Jane itu, membuat jantungnya kembali berdebar. Pikiran yang mengganggunya tadi, tiba-tiba menghilang. Jane sangat mudah membuatnya berdegup, bahkan selalu bisa membuat rona wajah di pipinya.

Jisoo membalikkan tubuhnya, mengecup singkat pipi Jane. Kemudian, ia melangkah ke kamar. Membaringkan diri di ranjang. Jane menyusul, sebelum membaringkan tubuhnya, ia mengecup kening Jisoo sayang.

"Boleh aku tidur di sampingmu?" Jane bertanya.
"Kenapa harus meminta ijin? Tidur saja di sebelahku." Jisoo tersenyum gemas.
"Aku kira kau ingin tidur sendiri." Kemudian, ia berbaring di sebelah Jisoo.
"Jane, bukankah kau sendiri yang bilang untuk bersikap seperti pasangan suami istri pada umumnya? Jadi, jangan sungkan. Lakukan seperti ketika aku sakit kemarin, ne?" Jane mengangguk.
"Aku ingin memelukmu!"

Dan tentunya, Jisoo tak menolak permintaan Jane. Membiarkan lelaki itu memeluknya. Jisoo bahkan lebih cepat terlelap, jika posisi mereka seperti itu. Begitu intim.

***

Keesokan harinya, Jane membawa Jisoo berjalan-jalan di sekitar sungai Seine. Jisoo pagi-pagi sudah merengek untuk pergi ke Sungai itu. Dan dengan senang hati pula, Jane membawa sang istri pergi ke Sungai Seine.

Banyak orang yang memenuhi sungai itu. Jisoo bahkan juga terlihat sangat bahagia. Jane bisa melihat senyuman wanita itu, bahkan ketika Jisoo tertawa. Hal yang indah baginya untuk melihat tawa wanita itu. Jane membiarkan sang istri yang bermain, sementara dirinya memotret Jisoo dan tentu menjaga Jisoo. Tak ingin terjadi sesuatu pada Jisoo.