Ep.1. MPLS

8 3 2
                                    

Dwi Abdul Rahman Saleh, seorang calon siswa SMA yang sedang tertidur pulas dikamarnya. Mulutnya yang menganga, entah apa yang dia mimpikan saat ini. Sekarang usianya menginjak 15 tahun. Dan sudah waktunya dia untuk menginjak bangku Sekolah Menengah Atas.

Pagi hari telah tiba, sekarang Dwi tengah berdiri didepan lemari. Dia sedang memikirkan baju apa yang harus dia pakai hari ini.
"Nah ini gud, " katanya sambil memakai kaos bola dan celana pendek miliknya.

Tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu rumahnya, dengan segera Dwi berjalan keluar kamarnya dan membuka kan pintu tersebut.

"Wi! Jih! Ayo buru! " ajak kekasih mamah nya, yang bernama Jaya.
"Lah? Kemana om? " kata Dwi bingung bertanya.
"Hari ini kan sekolah duldul, kamu lupa? " jelas kekasih mamahnya itu.
"Nama saya Dwi om bukan duldul,...
LAH!! HARI INI SEKOLAH?? BENTAR OM SAYA GANTI BAJU DULU! TUNGGUIN! " panik Dwi sambil berlari ke kamarnya.

Gila gila, hari ini pertama gua sekolah!! Ngapa gua lupa dah!! Hadeeeeh, batin Dwi emosi. Sudah tidak ada waktu lagi karena sudah menunjukan pukul tujuh. Dia pun hanya mendobel bajunya, dan juga celananya. Bagaikan kecepatan cahaya dia telah selesai berganti pakaian sekarang.

"AYO OM GECE! TELAT NIH!! " panik Dwi sambil berlari ke motor milik kekasih mamahnya itu.
"Eh? Iya iya ayo, " kata Jaya sambil menaiki motornya dan disusul calon anak tirinya itu.

Jaya mengendarai motornya sangat tidak ada akhlak, kecepatan motornya itu sampai 120 km/jam. Dan Dwi, dia komat kamit membaca doa agar selamat dari marabahaya ini. Untung saja kondisi jalanan sedang sepi, jadi tidak masalah untuk itu. (Namun jangan dicoba dirumah yaa, karena sempit awokawok).

Tiba tiba saja Jaya memperlambat kecepatannya dan memberhentikan motornya di pinggir jalan. "Ngapa berenti om? Bensinnya penuh? " tanya Dwi bingung.

"Sekolahnya dimana dul? Om ga tau hehe, " tanya si om sambil tertawa renyah.
"Lah gimana si om! Kaya saya nih! Ga tau juga, " Kata Dwi sambil menyeka keringatnya yang bercururan.

Dwi ini memiliki kebiasaan berkeringat. Dalam keadaan apapun itu, dia selalu berkeringat. Dia saja bingung kenapa dia selalu seperti itu.

Mampus gimana gua mao sekolah, sekolahannya aja gua ga tau dimana, batin Dwi panik.

"Oh iya om, saya inget!! Kayanya mamah ngomong deket polsek polsek gitu dah om! " jelas Dwi yang sudah mengingat perkataan mamahnya.

Mendengar itu Jaya kembali melajukan motornya untuk ke lokasi yang tadi disebut calon anak tirinya itu.

Kali ini Jaya tidak kesetanan, dia membawa motornya dengan lemah lembut dan penuh cinta, seperti cintanya ke Lilih kekasihnya. Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di polsek yang disebutkan itu.

Jaya yang melihat ada sekolah di sebrang polsek pun segera mengendarai motornya kesana.
"Dul, udah sampe nih, " kata Jaya sambil mematikan motornya itu.

Dwi yang mendengar itu segera turun dan melihat sekolah yang akan dia gunakan untuk belajar dan menuntut ilmu itu.

Sungguh sangat dikejutkan, ternyata mereka berdua salah sekolah. Jelas jelas Dwi harus bersekolah di SMA ALAMI. Tapi mereka malah datang ke SMA ALAMU. sungguh sangat memalukan.

Mereka pun segera berpindah tempat, ternyata lokasinya ada disamping polsek bukan di sebrangnya. Dengan cepat Dwi berlari kelapangan seperti teman teman yang lainnya.

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Di SMA ALAMI akan segera dimulai. Para osis pun mulai membuka acara karena hari sudah mulai siang.

Ngiing ngiing, bunyi mikrofon menyala.

That Girl Turns Out to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang