Ep.3. Teman

6 1 0
                                    

Prangg!!!

"Heh!!"

"Tol*l ngapain lu pecain si gelasnya! " kesal Fikri menepak Dwi.

Dwi masih belum terbiasa dengan apa yang terjadi saat ini. Dia sangat bingung dan terkejut. Bukannya tadi dia akan berkelahi dengan Fikri? Kenapa sekarang malah makan bakso aci di pertigaan.

Tentu saja penjual sangat marah. Mereka berdua akhirnya menjadi karyawan dadakan di warung itu. Mencuci mangkok dan gelas, melayani para pelanggan, itu yang mereka lakukan saat ini.

"Gila! tau gitu ga gua ajak ke sini lu tai! " marah Fikri melotot. "Ya lu tiba tiba bawa gua kesini kan gua kaget."

Dwi mengambil gelas kotor untuk di cuci. "Btw kenapa lu bawa gua kemari? "

"Makan boci," jawab Fikri menyodorkan mangkok. "Ya gua tau, maksudnya ada acara apa lu bawa gua ke sini."

Perasaan, gua sama dia kan mao ngadu. Ngapa jadi nyuci mangkok begini, batin Dwi.

"Yaa gimana yaa, kaya ngerayain pertemanan kita aja gitu."
"Pertemanan? Maksud lu gua ama lu temenan gitu? "
"Ya iyalah anj*ng! masa kita mao pacaran! Homo lu? "
"Dih tai! Gua normal woi!! "

Dwi bergidik ngeri dengan pertanyaan aneh teman barunya itu. "Lu ngapa mau betemen ama gua? "

Fikri pun meletakan spons yang dia pegang dan menatap kelangit langit.

"Gua rasa lu beda aja. Lu ga kaya temen gua yang laen yang betemen sama gua ada maonya doang. Biasanya orang yang betemen sama gua itu pasti karena mandang badan gua."

Dwi diam ikut menatap langit langit sambil mendengarkan temannya itu.

"Liat badan gua yang gede begini. Pasti pada takut sama gua. Dan tadi gua liat lu, gua kagum aja gitu hahaha. Abisnya lu tuh ngelawan gua, berani. Ga kaya temen gua yang laen, cupu."

Fikri menoleh ke arah temannya itu."si anj*ng!! Dia malah tidur! Bangun gila! Gua lagi curhat ini! "

"Ngantuk gua bre, ngedenger lu ngedongeng."
"Mony*t lu! "
"Hahahaha."

Mereka menjadi akrab sekarang, Dwi pun merasa  dia bisa lebih tenang  jika mengobrol dengan temannya ini.

Pekerjaan dadakan mereka pun selesai. Kerja mereka sangat mulus dan rapih. Bahkan pemiliknya saja terkagum kagum dengan hasil kerja mereka.

"Gila ga nyangka gua, kerja gegara mecahin gelas dapet gaji begini hohoho," senang Fikri menghitung uangnya. "Sering sering dah luh mecahin gelas di warung orang."

"Dapet berapa lu? " tanya Dwi memasukan uangnya ke saku.

"Gocap gua, mayan lah buat sebat," sambil memeragakan orang merokok.

"Roko lu? "
"Iyalah gila! Laki neh gua. Emangnya lu ga sebat apa? "
"Gua mah anak yang budiman ga roko roko," jawab Dwi membenarkan dasinya.

"Iya sih keliatan dari muka lu."
"Hohoho sudah jelas dan terang," bangganya.

.

.

.

Brang!! Prakk!! Prangg!!!

Suara benda berjatuhan, lemparan, pukulan dan entah apalagi yang bisa disebutkan. Memar di sana sini. Suara tangisan yang begitu kuat memohon ampun untuk menghentikan semua penderitaan ini.

"Lagi.... " gumam seorang gadis yang melihat kejadian itu dengan jelas di balik pintu yang terbuka lebar.

Gadis itu lebih memilih pergi ke kamarnya dan mendudukan dirinya di atas kasur. Air mata secara perlahan turun dari kelopak matanya. Isakan kecil mulai terdengar saat ini. Tangisan yang tertahan, tidak ingin orang luar tau bahwa dia sedang menangis saat ini.

"Dita sayang, kamu sudah pulang? Ibu tau kamu di dalam. Kenapa pulang telat nak? " sambil mengetuk pintu kamar anaknya yang terkunci itu.

Gadis yang bernama Dita itu pun segera menghapus air matanya dan pergi menghampiri orang yang menunggunya didepan pintu.

Senyum, hanya itu yang dia bisa berikan kepada ibunya saat ini. "Kamu pucat sekali nak, kamu gapapa? Kamu sakit? "

Dita hanya terdiam, seharusnya mamah yang harus menghawatirkan diri mamah sendiri. Ingin dia mengatakan itu entah kenapa bibirnya terasa berat untuk digerakan.

"Kita makan ya mamah sudah masak banyaak banget untuk kamu," Dita mengangguk mengiyakan ajakan ibunya itu.

.

.

.

"Aman nih," Dwi berjinjit berjalan masuk kerumahnya. "Apa yang aman? "

Mampus ga aman ternyata, batin Dwi.

"Eh mamah pa kabar? " sambil merangkul mamahnya yang sedang duduk di sofa.
"Pala lu noh apa kabar! Dari mana jem segini baru pulang hah?! Mau gua gulung luh! " bersiap meninju ke anaknya itu.

Nah mulai nih, batin Dwi.

"Ehehe anuu, "
"Apa anu?! Keanu?!!"
"Dari sekolah dong mamah, kan tadi pergi sekolahnya di anter pacar mamah, " kata Dwi sambil menyenggol mamahnya.

"Apaansih,"

Hehe kepancing nih, pikir Dwi.

Tiba tiba mamahnya mengambil sapu lidi dan melotot ke arah anaknya itu. "Eh itu maaah tadi tuh ada jadwal les," jelas Dwi sambil bersiap melindungi dirinya.

"Les apaan sampe jem sembilan malem begini!! Ha? Les apaan?!! "
"Ada mah les agen gitu."
"Agen apaan?! Agen ciki!! Iya?!!"
"Ehehe jangan marah marah atuh mamah, ntar keriputnya tambah banyak loh," sambil menurunkan sapu yang dipegang mamahnya.

"Nih anak!! Gua gulung lu!! Sini lu!! "
"Kabuuuuur, " berlari kekamarnya sekencang mungkin.

"Awas aya lu kalo pulang malem begini lagi!! Ganti bajunya udah pada bau begitu!! Makan jangan lupa!! Mamah udah masak ciken kesukaan lu noh!! "

Anda memiliki pesan masuk

Dwi memainkan ponselnya sambil menyantap makan malam yang mamahnya siapkan tadi.

0800561826 • KimDindaCans
Adik adik untuk besok jangan lupa kalian sudah memakai baju putih abu abu yaa.

0862820638 • Fitri
Iya kaa

0879262930 • Rey
Y

0826273636 • SolihGans
Iya sayang

Dwi segera berjalan ke ruang tamu yang mana ada mamahnya disana. Ternyata mamahnya sedang tertidur nyenyak dengan keadaan televisi menyala.

Dwi pun segera mengambil remot berniat untuk mematikan televisi yang menyala itu. 

"Ngapa dimatiin lu? "

"Lah kan tadi mamah tidur, pen udah bangun aya."

"Sejak kapan mamah tidur? Orang dari tadi nonton tipi. Ada apaan emang? " tanya Lilih spontan.

"Ehehehe peka banget si mamah gua yang cangtip ini. Itu mah, baju abu abu udah beli blom? "

"Buat apaan emang? "

Dwi berjalan duduk disamping mamahnya ikut menonton televisi.

"Enjel karamooy, kan anak mu yang ganteng ini udah masuk sekolah. Duuh pengen nyubit ginjalnya deh," Dwi cengengesan.

"Ngeledekin gua mulu nih anak ya. Ada noh di lemari! Cari makanya! Mos lu kan belom selesai, pen udah nyariin baju abu abu lu?"

"Tadi udah nyari mah, tapi ga ketemu. Au tuh si osis yang bilang."

"Alah lu mah nyari geh belom udah bilang ga ada! "

"Hehe."

Bersambung.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That Girl Turns Out to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang