Ep.2. MPLS (2)

12 3 0
                                    

H-2

"Baiklah ade ade, sekarang kaka akan memberikan tugas untuk kalian. Karena kalian masih belum kenal dengan teman teman yang lain, maka dari itu tugas kalian adalah pergi berkenalan dan meminta tanda tangannya. Ka Dina akan membagikan kertasnya untuk kalian."

Perintah itupun segera dijalankan. Semua orang dikelas 7b sedang sibuknya berkenalan kesana dan kemari.

Dwi hanya duduk diam. Dia sebenarnya sangat malas untuk melakukan itu. Si Fikri saja yang dia pikir tidak akan melakukan tugas itu, malahan sangat antusias untuk berkenalan dengan yang lain.

"Anu.... "

"Hmm? " toleh Dwi karena dia merasa ada yang memanggilnya.

"Na.. Nama kamu siapa? "

Ohh mau minta tanda tangan, batin Dwi.

"Sini kertasnya."
"Eh? I.. Iya," sambil menyerahkan kertas.
"Nih. Salam kenal ya," kata Dwi sambil mengulurkan tangannya.

Bukannya membalas uluran tangan Dwi, orang itu malah lari entah kemana meninggalkannya. Dwi yang melihat itu bingung tak mengerti. "Padahal gua belom tau namanya."

"Woi Dwi! Sini! " panggil Fikri yang sedang dikerumunan para siswi.

Gila tuh orang, baru dua hari di sekolah aja udah di gerumunin. Batin Dwi.

"Apaan? " tanya nya yang sudah sampai didekat Fikri.

Tak lama setelah itu tiba tiba ada yang menabrak Dwi, karena tubuhnya jauh lebih besar alhasil orang yang menabrak itu malah yang jatuh.

"Eh lu gapapa? " tanya Dwi khawatir sambil mengulurkan tangannya hendak membantu.

"Iya gue gapapa ko."

Deg!

Mampus kenapa jantung gua nih, batin Dwi.

Tubuhnya kembali penuh dengan keringat, tangannya dan tangan orang itu sudah tersentuh sekarang. Detak jantungnya semakin cepat, mungkin orang yang ada didepannya ini dapat mendengarnya.

"Maaf ya, gue ga hati hati," kata siswi itu memelas menatap Dwi. "Oh iya nama gue Nabila. "

Semakin cepat saja detak jantungnya sekarang, dan keringatnya semakin banyak. Untung saja Fikri segera menyadarkannya. Kalau tidak Nabila mungkin berfikir Dwi kenapa napa.

"Woi! Lu gapapa? Ngapa ngelamung anj*ng!"
"Hah? Oh iya lu gapapa kan?? Ada yang luka ga?? Mau ke uks? " tanya Dwi ke Nabila tidak meladeni Fikri.
"Sialan gua dikacangin!" memukul kepala Dwi.

Dwi sama sekali tidak menghiraukan rayap disampingnya itu, dia hanya fokus ke Nabila. Gadis yang cantik nan menawan.

"Oh iya gue gapapa ko, btw lu belum jawab pertanyaan gue."
"Jawab? Oh iya nama gua Dwi salam kenal ya, " mengulurkan tangannya.

"Iyaa, " jawabnya tersenyum manis.

.

.

.

Waktu yang diberikan sudah selesai. Semua kertas kosong itu pun sudah penuh dengan nama dan tanda tangan.

Dwi diam menatap bangku depan baris pertama yang mana ada Nabila disana. Entah kenapa pandangannya hanya ingin fokus melihat ke arah sana. Dia terhanyut oleh gadis itu.

"Ada yang lagi berduka nih," ledek Fikri.
"Berbunga peang."
"Elaah sama aja njir."
"Bedalah! Gila lu! "

Mampus! Gua ke kasaran ga ya? Ngeri ditonjok gua, lupa gua kalo nih anak sangar. Batin Dwi was was.

Fikri hanya diam dan setelah itu. "HahahahhaHahahaha, " terbahak bahak Fikri sambil memukul meja.

Lah ngapa nih orang?, batin Dwi.

"Woi cuk! Pulang sekolah kita kelapangan! Lu laki kan? " serius Fikri.

"Jawab!! " sambungnya.

"...oke."

Sepanjang MPLS hari ini Dwi hanya diam memikirkan apa yang akan terjadi dengannya nanti. Apa dia akan masuk rumah sakit? Atau lebih parah apakah dia akan mati?.  Dia sedang merinding saat ini, karena Fikri terus menerus melotot ke arahnya.

Gila! Gua bakal di apain entar? Pikirnya.

Bel berbunyi, tanda kelas selesai. Sesuai dengan apa yang dikatakan Fikri tadi, dia sedang menunggu Dwi di lapangan.

"Okeh! Karena gua jantan gua jelas berani lah! " Dwi menyemangati diri sendiri.

Dia berjalan bagai kesatria pemberani yang akan memimpin perang. Rambutnya dia buat berantakan agar keren. Badannya yang berkeringat karena dia takut. Ekspresi mukanya dia buat sejantan dan sedingin mungkin.

Dwi pun sudah berhadapan dengan Fikri sekarang. Mereka berdua saling menatap dengan ekspresi tajam nan berani. Dan setelah itu brughh!!

"Eh? " kata Dwi dan Fikri bersamaan.

Suara itu adalah karena lagi laginya Dwi di tabrak  oleh seorang siswi. Namun kali ini bukan Nabila tapi gadis lainnya. Dwi segera berjongkok ke arahnya dan memapahnya agar bangun.

"Lu gapapa? Ada yang sakit? " tanya Dwi khawatir karena orang itu terlihat pucat.

"Eeeh? Iyaa aku gapapa ko, " jawab gadis itu sambil tersenyum dan kemudian pingsan.

"Lah?! Pingsan?!!  Mampus gimana nih!! Fik gimana nih cewe!! " panik Dwi yang sedang memeluk gadis itu.

"Tomlol banget! Bawa ke uks lah gila! Cepet! "
"Hah? Oke oke! Ayo lu juga ikut! "
"Iya lewer lu!! "

Aghhh presetan sama berantem, nih cewek dulu gua urusin, batin Dwi.

.

.

.

"Udah bangun? Lu gapapa? Ada yang sakit? " tanya Dwi karena melihat gadis itu telah membuka matanya.

"Emmh a.. Aku dimana? " tanyanya.

"Lu di uks, lama juga lu pingsan sampe maghrib begini."

"Ma.. Maaf gara gara aku, kamu jadi telat pulang. Aku udah gapapa ko, ba.. Baiknya kamu pulang aja, aku bisa sendiri, " tersenyum lembut.

"... Tubuh lu lemah banget gitu, nih bubur lu makan ya. Habis itu lu hubungin orang tua lu, gua bakal pulang oke," kata Dwi sambil mengelus lembut kepala gadis itu.

"I... Iya kamu hati hati," katanya lagi sambil menunduk tersipu malu.

Kenapa dia nunduk? Masih sakit kah?, batin Dwi.

"Kenapa?? Masih sakit? Pusing?? " tanya Dwi khawatir.

"Haa? Eh en..engga ko! Aku udah baikan serius! "
"Oke kalo gitu yaudah gua balik dulu ya! " berjalan keluar meninggalkan gadis itu.

Lupa lagi gua nanya namanya hadeeh, batin Dwi.

"Yooo lupa lu ma gua? " kata Fikri yang tiba tiba muncul didepan Dwi.

Nih orang udah kaya jelangkung aya, batin Dwi.

"Pasti lu lagi mikir gua kaya jelangkung kan? "

Buseh tauan nih anak, batin Dwi.

"Iyalah gila, pasti tau gua. Btw udah keringetan aya lu hahaha."

Dwi yang mendengar itu membuang nafasnya kasar. "Haihh oke kalo gitu, ayo."

"Hah!! Lu udah siap? Okeh!! "

Bodo amatlah lawan aja dulu! Batinnya.

"Eits! Jangan disini! Kita pindah tempat! " perintah Fikri.

.

.

.

Prang!!!

Bersambung.....

That Girl Turns Out to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang