Amarah meluap luap. Meskipun begitu, tak semua amarahnya terluapkan. Ia masih mampu mengontrol diri agar sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Sengaja Rose mengintip dari pintu. Ia membuka pintu hanya sedikit, membuat celah kecil disana. Merasa penasaran atas apa yang tengah terjadi.
Dia menghela nafas kasar, "Gak usah banyak tanya. Sana, kekamar kamu."
Jaehyun mendelik tak suka.
Jaehyun Radithya Ratama. Anak semata wayang dari sepasang kekasih Wendy dan Suho. Kesibukannya bak dipusatkan pada teman teman setongkrongan. Bahkan dia rela menginap berhari hari di rumah teman, dibandingkan rumah sendiri.
Walaupun terlampau bebas diluar sana, tak sekalipun ia tertarik oleh wanita manapun. Pria ini hanya ingin memiliki hidup bahagia tanpa tercekat larangan apapun.
Brak...
Bodoh!, batin Rose. Tanpa sengaja mendorong gagang pintu hingga pintu itu tertutup.
Atensi Jaehyun berpusat pada bilik kosong disamping kamarnya itu, setelah mendengar suara gebrakan dari sumber suara.
Penasaran memang, tapi ia mencoba menepis pemikiran aneh diangan.
Melangkah dia perlahan menuju kamar.
"Rose!,"
Terbelalak Jaehyun, kala Sang Ayah menyebut, memanggil nama yang tak asing ditelinga. Ada perempuan dalam rumah ini? Bukankah Rose adalah?
"Maksud bapak?" Celetuk Jaehyun mengerutkan alis heran tak percaya. "Ada orang lain dalam rumah ini. Cepat kamu ganti baju dan makan bersama kami."
Sementara itu Rose keluar dari kamar, berhadapan langsung, empat mata saling bertatapan.
Mereka bersimpuh duduk pada kursi di meja makan yang sama. Menikmati hidangan yang sama, saling menatap.
"Makasih ya bi," Bibi mengangguk dan tersenyum sembari meninggalkan ketiga orang itu di meja makan.
Canggung, cekam, tanpa pembicaraan. "Terimakasih ya pak." Ujar Rose membuka pembicaraan.
Benak Jaehyun rancu, belum dapat mencerna nuansa ini. Bahkan Rose Si Adik Kelas sudah memanggil 'Bapak' pada Sang Ayah. Heran.
"Ada yang bisa jelasin kenapa dia ada disini?," tanya Jaehyun.
"Hangyul yang minta Rose buat tinggal sementara disini." Jaehyun sendiri berhubungan baik dengan Hangyul. Terlebih pula Jaehyun pun menganggap Hangyul sebagai sosok kakak juga.
Ponsel Rose bergetar, ia membuka pesan masuk dari Hangyul.
---
HANGYUL
Kirim tiket itu ke kakak sekarang.ROSE
Loh kak, kok mendadak?
Aku lagi makan sama Pak Suho ini.HANGYUL
Kalau begitu, abis makan.ROSE
Terus, tiket lama mau diapain?
Gak dibuang kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali
Lãng mạnakhir adalah permulaan baru Permulaan baru bermula atas sebuah pengakhiran.