Hujan

38 5 0
                                    

---

ROSE
"Aduh Bunda maaf banget tadi gak jawab telepon Bunda."

WENDY
"Haduh haduh... Abis darimana sih, seru banget kayaknya."

ROSE
"Cuma ke Mall doang kok Bunda. Kita tadi abis bantu mama abistu bosen deh."

WENDY
"Udah bisa akrab sama Jaehyun?"

ROSE
"Bisa Bunda. Untungnya kak Jaehyun sendiri yang membuka diri."

WENDY
...

ROSE
"Bunda telepon aku kenapa?"

WENDY
"Bukan apa apa. Bunda mau minta tolong ke kamu. Tolong jagain Jaehyun ya disana. Dia suka ngerepotin."

ROSE
"Ngerepotin gimana tuh Bunda?"

WENDY
"Walaupun dia keliatan tegar, anti sakit. Dia rentan sakit Rose."

ROSE
"Oh iya? Selama ini kak Jaehyun baik baik aja sih Bun."

WENDY
"Tolong jaga kamarnya tetep bersih, minim debu lah. Abistu atur suhu kamar dia. Dia suka demam atau bersin bersin. Pokoknya kebersihan Jaehyun kamu awasin juga ya."

ROSE
"Sip kalau gitu!"

WENDY
"Kalau sampai itu terjadi, kamu bakal lebih kerepotan. Melebihi repotnya ngerawat anak anak."

ROSE
"Maksud Bunda?"

WENDY
"Bunda titip itu aja. Bunda minta bantuannya ya Rose. Terimakasih banyak..."

ROSE
"Iya gak apa apa Bunda. Sama sama."

---

Tok tok tok...

"Kak, Rose masuk ya!" Ketukan pintu itu langsung diberi jawaban. "Masuk aja!"

Pintu terbuka, pelan namun pasti. Tampak kamar Jaehyun lantas terlihat. Kala itu juga mata Rose tersorot bukan hanya satu benda, namun belasan benda di seluruh penjuru kamar. Bertebaran, seperti kapal pecah!

"Astaga! Beresin!"

Lama menangkap, Jaehyun justru hanya diam menatap Rose di samping pintu dengan tatapan bingung tak tau harus apa. "Beresin! Kok diem?" Barulah dia menangkap, lekas Jaehyun beranjak dari atas ranjang, loncat lebih tepatnya. "Rapihin barang barang aja, biar yang lain aku yang beresin." Khawatir Rose mengingat amanat Wendy tadi.

Dia menata kembali barang barang di tempat antah berantah ke tempat yang semestinya, ditemani tatap tajam mata Rose.

Selesai menata, Rose menitah Jaehyun untuk keluar dari kamar itu. Dia jalan menuju dapur, dan kembali membawa seperangkat alat kebersihan. Jendela kamar dibuka, membiarkan deru angin sepoi sepoi dari luar masuk mengganti udara dari dalam kamar. Setelah itu, Rose mengunci diri. Benar, mengunci diri.

Yang diusir hanya bungkam. Dia menunggu Rose kembali membukakan kunci di ruang tamu. Seohyun sadar akan hal itu, namun dia tidak bisa ikut campur urusan. Pertama kali dia melihat Sang Anak bersikap keras pada orang, selain ayahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang