“ Kadang sedikit kehangatan yang diberikan bisa terasa sangat hangat jika sudah terlalu dingin. ”
❇Deon Kendrick Baylor
|*|
|*|
|*|“ ELLEN BALIKIN TAHU ISI GUE! ” teriakan Freya memggelegar ke seluruh penjuru kantin menarik perhatian siswa siswi di sekitar.
Cella ikut menghalangi di depan Ellen agar tidak kabur, “ Balikin tahu isinya Freya baru lo bisa lari lagi. ”
Ellen merengut, “ Terus buat apa gue lari lagi kalo tahu isinya udah gue balikin? ” tanyanya sebal.
Cella termenung, “ Iya juga ya... Yaudah deh sana lari. ” ia menyingkir dari hadapan Ellen tepat ketika Freya sudah akan menangkapnya.
“ CELLA KOK LO LEPASIN SI?! ELLEN BERENTI LO! ” Freya marah-marah sendiri karena Ellen berhasil lolos.
Ellen memeletkan lidahnya mengejek, “ Wleee ga kena ga kena yuhu! Sini kalo bisa tangkep gue! ” ia tertawa senang melihat Freya marah.
Dena mengangkat tangannya menarik Freya, “ Biarin. ” titahnya dingin.
Freya menatap Dena protes namun tetap dengan patuh duduk di tempatnya. “ Huh! ”
Tawa puas Ellen berubah jadi lengkungan ke bawah seperti anak kecil kehilangan permen. “ Ah, ga asik lo, Frey. ” keluhnya, kembali duduk di sebelah Cella. Ia memakan tahu isi yang tadi diperebutkan dengan tidak nafsu.
Zelline berdecak tak berkomentar.
Cella juga melirik Ellen yang tampak galau, “ Kalo lo bosen mending cari kegiatan yang berfaedah deh daripada gangguin Freya terus tar lama-lama suka loh. ” cibirnya setengah menasihati.
Ellen cemberut, “ Tau ah, lo juga sama aja. ” ucapnya sebal.
Zelline menggelengkan kepala pusing melihat tingkah laku Ellen yang mirip cewek, “ Lo bener cowok bukan si, ambekan banget. ”
Ellen tak menjawab. Kali ini ekspresinya sangat dingin membuat Zelline menggigil karena ditatap sebegitu dingin oleh cowok itu.
Cella menyadari situasinya tidak lagi kondusif dan menyentuh lengan Ellen, “ Hei jangan. ” ia tersenyum manis pada Ellen. “ Lo udah janji sama gue. ” ucapnya lagi masih dengan senyuman.
Ellen menatap Cella lama, pada akhirnya ia menarik napas panjang dan mengangguk. “ Oke. Buat kali ini aja. ” ekspresinya kembali santai seperti biasa seolah ekspresi dingin tadi tidak pernah ada.
Cella menghembuskan napas lega diam-diam, ia kembali memakan baksonya.
“ Tar malem lo ada acara gak abis bimbel? ” tanya Ellen di tengah makan.
Cella mengangguk, “ Gue mau nganter Papa ke bandara. ” jawabnya santai.
Ellen memakan batagornya juga lalu kembali berkata, “ Gue ikut. Ga nerima penolakan. ” tegasnya.
Cella menoleh, lalu menimang-nimang sebentar. “ Hmm... Oke lo boleh ikut. Tapi lo nanti harus dateng sebelum jam setengah delapan. ”
“ Siap, gembul! ” Ellen menunjukkan sikap hormat dengan senyum cerah.
Cella juga tersenyum kecil. Ia lebih suka sikap Ellen yang kekanakan dan ceria dibanding saat dia marah seperti tadi.
Freya tiba-tiba menjentikkan jarinya, “ O iya, Cell, lo bukannya mau beli novel di gramed, ya? ” ia menatap Cella penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daisy ✔
Teen FictionCella masih ingat apa yang Darel katakan hari itu. Ingatannya tidak seburuk itu untuk mengulangi kalimat panjang yang cowok itu ucapkan. Bahkan hingga kini setelah mereka putus pun dia masih sangat mengingat setiap kata dengan jelas dan enggan melup...