Wine (!!!)

9K 746 226
                                    

Chenle menutup ponselnya, Haechan itu ... benar-benar mengganggu waktunya hanya untuk mengatakan bahwa Daegal menggila karena menggigit popoknya. Tidak tahu saja jika anjing itu memang selalu bertingkah seperti itu.

Ia menghela napas, kemudian melirik kekasihnya yang kini tengah duduk di balkon, menatap ke luar.

Setelah mengambil sebotol wine dan dua gelas, Chenle berjalan mendekati Jisung, mendudukkan bokongnya di sebelah pemuda tampan itu.

"Sudah?" tanya Jisung lirih.

"Hanya laporan tentang Daegal. Sedang apa kamu di sini? Ini cukup dingin," keluh Chenle. Ia mengusap lengan, mencoba menghangatkan diri .

"Bosan,"

"Maaf," balas Chenle.

"Kamu menyuruhku datang, tapi aku ditinggal."

Helaan napas keluar dari mulut Chenle. "Aku tidak mungkin membawamu ke radio. Terlalu banyak kamera yang menungguku di parkiran. Akan heboh saat mereka tau kamu bersamaku saat kita tidak ada jadwal bersama."

Jisung hanya diam, memilih membuang pandang ke sembarang arah.

"Fans semakin peka dengan teori-teori gila mereka tentang hubungan kita. Bahkan manager juga meminta kita menjaga jarak di depan kamera agak tidak ada yang menyadari ini. Sia-sia dong kita jaga jarak kalau ketahuan offcam begini kita jalan bareng," jelas Chenle.

"Iya, iya. Memang beda yang sudah berada di dunia entertain dari kecil. Lebih bisa membaca keadaan, tidak sepertiku." Jisung mendengus kesal. Apa-apaan, ingin berduaan dengan pacarnya saja harus bersembunyi seperti ini.

"Jangan berbicara seolah kamu baru masuk dunia ini kemarin, Jisung. Ingatlah siapa yang sudah menjadi babi saat kecil," ledek Chenle.

Jisung terkekeh, kemudian menarik kekasih manisnya itu ke dalam pelukan. "Ya, ya, ya, terserah kamu."

Chenle mengeratkan lengannya di pinggang sang kekasih, menenggelamkan wajah di dada bidang pemuda Park itu. Selama beberapa saat, keheningan memeluk kedua sejoli itu.

"Ji," panggil Chenle. Sedikit mendongak, membuat penglihatannya disambut dengan jakun serta rahang tajam kekasihnya.

"Hmm,"

Sial, hanya berdehem dengan suara berat itu saja sudah membuat jantung Chenle berdebar tidak karuan.

"Mau minum?"

Jisung menunduk, membuat tatapan keduanya terkunci satu sama lain. "Tentu."

Setelahnya Chenle melepaskan pelukannya, mengisi kedua gelas yang sedari tadi kosong dengan cairan berwarna merah keunguan. Ia menyerahkan satu gelas pada Jisung.

Suara dentingan terdengar membelah kesunyian kala itu saat keduanya bersulang.

"Chenle,"

"Ada apa?"

"Katanya mau ajak aku minum wine sambil live?"

Satu kalimat singkat yang lolos dari mulut Jisung sontak membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari Chenle.

"Ada apa? Kita sudah bisa melakukan live di atas jam sepuluh sekarang, apa yang salah?"

Chenle menghela napas, benar-benar hanya kepalanya yang besar, otaknya tidak.

"Sia-sia aku menjelaskan kenapa kita harus terlihat jaga jarak. Percuma kita menjauh kalau jam sebelas malam kita malah lagi minum-minum berdua." Chenle memberi jeda sejenak, menyesap minumannya, kemudian kembali menatap kekasih tampannya itu.

THE 6940th DAY ✅ (JICHEN / CHENJI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang