Bagian 12: Pergi

1.5K 224 27
                                    



Jam 12 malam, tampaknya jennie masih setia menunggu jisoo yg belum kunjung pulang. Sampai suara pintu terbuka membuatnya bangkit dari duduknya segera berjalan ke pintu utama. Menghampiri jisoo yg diyakini dialah pelaku yg menghasilkan suara  geseran pintu itu.

"Ji? Kamu minum? Lagi?"tanya Jennie saat jisoo yg baru saja dua langkah melewati pintu utama.

Menangkap wajah yg terlihat memerah itu. Memberikan kecupan hangat pada bibir love yang menyengat akan cairan alkohol.

Jisoo menjauhkan kedua tangan jennie dari wajahnya. Berlalu pergi ke kamar. Mengabaikan jennie? Lagi? Yah sudah biasa beberapa hari bahkan minggu belakangan ini. Hanya pada saat mabuk.

Tak mengambil pusing dg berpikir positive thinking jennie memakhlumi sikap jisoo yg begitu mungkin karna kelelahan bekerja dan dengan minum adalah obat untuk menghilang rasa penatnya yg bekerja dari pagi hingga petang mencari nafkah. Menghidupi dia.

Jennie membawa sehelai handuk kecil dg semangkok besar air hangat. Menghampiri jisoo yg terbaring terlentang di atas kasur. Melepaskan pakaian jisoo, membersihkan badan yg terasa lengket itu dg handuk yg sudah di cebur ke air hangat yg di bawa.

Setelah membersihkan badan jisoo, jennie mengambil sebuah kapas berbentuk lembaran tipis itu lalu menuangkan cairan pembersih make up di atas kapas lembut itu.

Tangannya nan lentik membawa kapas itu mengusap lembut wajah jisoo. Membersihkan tanpa ada barang satu sisi yg di tempeli oleh bahan kecantikan itu. Beralih jennie membasuh wajah jisoo dg handuk lain yg sudah di guyur air biasa.

"Apa kamu benar-benar manusia ji?
Apa kamu tau? wajahmu sangat tidak manusiawi. Sempurna! Setiap celah tidak ada yg cacat.

Memandang wajahmu begini sudah dari kata cukup bagiku melepas rindu." Jennie memandang wajah jisoo sebelum mendaratkan kecupan nya disana. Tangannya  yg tadi mengelus lembut rahang jisoo di tahan oleh sang pemilik rahang. Mata yg tadinya terpejam sudah terbuka menatap mata kucing jennie.

"Jangan terlalu jatuh ke dalam lubang hitam yg dalam. Itu akan menambah lukamu." Kata yg sama keluar dari pemilik bibir hati. Setiap dia mabuk tidak luput dari perkataan itu. Sama seperti sebelumnya jennie dia menanggapi itu dengan sebuah senyuman. Menganggap itu merupakan sebuah perkataan konyol dari jisoo sang 4d itu.

Jennie membawa tangan jisoo ke atas perutnya yg terlihat berisi. "Kamu merasakannya?" Jisoo mendekatkan wajahnya menempel di perut jennie yg taklagi rata.

"Aku merasakan mereka menendang pertama kalinya tadi sore"

Memang sekarang kehamilan jennie sudah memasuki 19 minggu. Dan pada saat kehamilan 10 minggu di lakukan pemeriksaan USG pada kandungannya dan dengan atas izin serta diberi kepercayaan oleh tuhan dia diberi  dua cabang bayi sekaligus. Berjanji akan merawat bayinya dg jisoo secara baik.

"Mianhae, jennie-ya."

"Seharusnya aku tidak memulai"

"Kau sudah jatuh terlalu dalam."

"Aku tidak suka itu." Lirih jisoo. Jennie membelai rambut jisoo dg penuh kasih sayang. Ucapan jisoo sama sekali tidak dimengerti. Jennie tak suka teka teki.

"Saranghae jichu-ya"

Cup!

,,,,,,,,,,,,,

Pagi, Lagi-lagi pagi hari jennie tidak lagi menangkap pandangan wajah jisoo di hadapannya. Tidak seperti sebelum-sebelumnya jisoo masih setia tidur dg wajahnya yg teduh itu menghadap dirinya. Sekarang? Jennie merasa bahwa satu bulan kebelakang ini jisoo menghindari dirinya. Pikiran positif jennie segera menghalau pikirannya yg seperti itu. Berfikir bahwa memang tuntutan pekerjaanlah yg menyuruh jisoo berangkat pagi-pagi buta.

You love me too *Jensoo*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang