Aku Masih Disini

7 1 0
                                    

Tepat hari ini tragedi nahas itu terjadi. Kejadian yang benar-benar merubah hidupku. Berbeda begitu berbeda, aku bahkan tidak bisa mengenali diriku yang dulu. Aku lupa akan segalanya. Namun hanya 1, yaaa hanya 1 hal yang tidak berubah yaitu aku tetap menyukai orang yang sama.

Namaku Ben. Begitu pendek kan? Ya, namaku memang pendek. Namaku mudah disebut. Tidak sulit bagi mereka menghapal namaku. Aku tidak ingin merepotkan orang lain saat para dosen menyuruh mereka menghapal mahasiswa lain.

Aku menyukai gadis itu. Gadis dengan cekungan dipipi, dan kilauan rambut hitam nan panjang. Wajah itu benar-benar menarik hatiku untuk mendekat. Wanginya jauh lebih segar dari aroma bunga kenanga.

" Hai Al Lia" sapaku pendek

Dari jauh sudah terlihat jelas bahwa dia benar-benar tersenyum ke arahku. Kalian pasti tahu bagaimana senangnya hatiku. Rasanya aku ingin mendekatkan bibirku dan menciumnya.

"Hallo Joan, apa kamu sudah lama menungguku?"

"Tekk " suara hancur hatiku terdengar sangat jelas. Ternyata dia tersenyum bukankah untukku. Aku begitu berharap banyak. Siapa yang akan mau denganku? Seorang pria cupu yang menggunakan bantuan kaca mata untuk melihat.

"Kasihan banget yaaa Ben. Dia memiliki harapan penuh pada Al Lia. Hal seperti itu memang akan terjadi jika kita sedang melalui masa-masa sulit."

Iya benar. Dulu aku dan Al Lia adalah sepasang kekasih yang sempurna. Bahkan kami begitu dikagumi dan menjadi primadona kampus, banyak orang iri pada kami. Namun ketika kami merasa diatas, aku benar-benar berubah. Sehingga aku dicap sombong dan angkuh oleh mahasiswa lain. Mereka mulai membenci dan membicarakanku. Dan benar saja saat itu juga aku mengalami tragedi nahas yang merubah semuanya.

Ketika aku mulai menuruni tangga, orang lain mulai menatapku. Entah apa yang mereka pikirkan tapi dari sorotan mata mereka terlihat jelas bahwa mereka merasa kasihan padaku.

"Hai Ben" Terdengar sebuah teriakan yang membuatku mengubah pandanganku. Aku membuka kaca mataku dan mengusap embun yang menempel lalu aku memakainya kembali. Sekarang mulai terlihat nyata, sebuah lambaian tangan dari kejauhan yang ditunjukkan padaku. Dia dalah Helen Bliss. Gadis Asia yang lahir di Inggris kemudian kembali ke asalnya.

Helen adalah sepupu jauhku. Dia mulai pindah saat mengetahui keadaanku. Ayahku memintanya untuk membantuku kembali normal. Dia adalah anak dari jurusan Psikologi.

"Kenapa kamu tidak menungguku? Aku bangun sedikit terlambat hari ini. Maafkan aku."

Aku yang tidak peduli padanya terus melangkah tanpa memikirkan perasaannya sedikitpun. Aku hanya merasa terganggu karena dirinya. Dia berusaha untuk selalu mengikuti dan membantuku padahal ukuran tubuhnya sangat jauh dengan ku.

"Apa kamu kesal?" Tanya Helen yang berusaha mengejarku

"Tidak. Aku akan masuk ke ruangan. Kamu pergi lah."

Aku tahu itu menyakitkan, tapi itulah yang sebenarnya terjadi. Aku tidak bisa menerima seseorang gadis disampingku selain Al Lia. Dihatiku cuma ada namanya dan aku merasa nama itu sudah tercap jelas dihatiku. Tidak peduli seberapa cantik ataupun manis gadis itu namun hatiku akan tetap mengatakan tidak.

DUSKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang