Awal

7.5K 611 49
                                    





Sabtu siang, sudah semestinya hari libur ini digunakan untuk bersantai dengan membiarkan tubuh yang telah bekerja keras ini berada di atas benda persegi panjang yang sangat empuk dan nyaman.

Namun sepertinya itu hanyalah sebuah kebiasaan yang dilakukan orang-orang normal.

Tidak seperti siswa Bighit Labels. Bagaimana tidak? Di tengah teriknya matahari mereka saling melemparkan batu dan memukul satu sama lain. Ya... orang-orang biasa menyebutnya 'tawuran'.

Entah apa awal permasalahannya , yang menarik disini adalah siswa SMP dan SMA sesama Bighit Labels yang melakukan tawuran itu.

Bighit Labels adalah salah satu yayasan pendidikan terbesar dan terbaik di Korea Selatan. Mereka menggabungkan semua tingkatan pendidikan di lokasi yang sama.

Mungkin saja tawuran itu disebabkan karena memperebutkan kafetaria yang memiliki makanan terenak dapat digunakan oleh siswa SMP atau SMA atau bahkan mahasiswa Bighit Labels.

Mari kita tinggalkan itu dan beralih pada  sesosok pria yang sedari tadi mengawasi tawuran itu dari jendela kafetaria yang terletak di lantai tiga. Di tempat Itu cukup membuat kamu dapat melihat segalanya.

"Ah pertunjukan ini membosankan sekali." Sepertinya sosok lelaki ini sudah mulai bosan dengan apa yang ia lihat.

"Oi bang! Lu disini?" Seorang lelaki berambut blonde yang berucap itu langsung saja mendudukan dirinya di samping Heeseung, sosok lelaki yang sedari tadi memperhatikan tawuran itu.

"Ck gak kapok-kapok apa tuh bocah tawuran mulu." Ucap lelaki rambut blonde yang ber-nametag 'Jay Park' itu.

Heeseung hanya mengedikan bahunya dan beralih menyeruput secangkir kopi yang ia pesan dari kafetaria.

"Nishimura Riki." Ucap Heeseung setelah menyeruput kopi nya.

Jay beralih menatap Heeseung dengan ekspresi penuh tanya, kenapa Heeseung tiba-tiba menyebut nama preman sekolah itu.

"Nama anak itu?" Tanya Heeseung dengan seringainya sambil mengarahkan pandangannya pada Nishimura yang tengah sibuk memukuli orang.

Jay mengikuti arah pandangan Heeseung dan mengangguk.

"Gua heran kenapa anak itu seneng banget tawuran, apa sih yang diributin."

"Menarik." Seringai di wajah Heeseung semakin terlihat jelas dan sedikit membuat Jay takut sekaligus bertanya-tanya, apa yang sedang Heeseung pikirkan.

"Bang udah deh gausah sok psycho lu elah." Ucap Jay berusaha mencairkan suasana dingin yang Heeseung berikan.

Namun itu hanya dibalas dengan tatapan tajam dari Heeseung yang mendekat kearah Jay.

"Jaga ucapan kamu Jay, atau saya akan mengurungmu di ruang bawah tanah dengan rantai yang terikat di kaki, bagaimana hm?" Bisik Heeseung pada Jay yang sukses membuat Jay diam mematung.




***




Little Monster , Jayki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang