Sejenak Revan mencermati perkataan gadis yang memasuki Cafe. Revan dari tadi sudah ada di Sini,di dalam CafeTapi dua orang itu tidak menyadari kehadirannya.di berdiri di Ambang pintu yang terbuka dan melihat segalanya.
"Disini minumannya gak terlalu manis jadi suka aja,hehheeh" -Ayana
"Ayanananananana,Ini air Hangat ya jelas gak manis lah." -Roni
"Biasa aja Ron,lo yang lembut dikit ke Cewe biar lo ga jomblo terus.masa si lo mau ngurus Cafe ini terus sampe lumutan"
"Lu gak tau apa-apa" -Roni
"Yang gua tau Cafe ini sepi,karena lo Males cari pembaharuan.lo porotin Boss lo kan"
"Mmm" -Roni
"Roni" yang di panggil lansung menoleh ke sumber suara
"Ron,pelanggan pertama lo tuh.layani.gue pergi dulu" Ayana segera bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan Cafe
Matanya melirik sekilas ke arah Revan. Dia tersenyum Ramah dan melalu Revan yang berada di ambang pintu
"Nama dia siapa?" -Revan bertanya setelah Ayana pergi dari Cafe ini dan Berjalan ke Arah Roni.
"Boss.maaf maksudnya Revan" -Roni sedikit gugup dan terkejut melihat Revan
"Roni,sudah Saya beritau panggil aku Revan Tidak ada boss disini.kita teman"
Roni gugup,karena dia tau Revan Martin adalah Pemilik Perusahaan tempat Ana bekerja.
"Namanya Ana,mungkin dia pegawai baru di kantor Bapak." jawab Roni tegas "eughhh maaf. Terlalu formal jika begini."
"Ternyata kamu lebih tau tentang kantor saya,ini hampir siang tutupLah Cafe ini. Saya akan ke kantor hari ini"
Revan berlalu dengan setelan jas hitam dan layaknya seorang pemimpin yang tegas.
"Teman? Apa kau masih menganggapku teman?" Ucapan Roni berhasil membuat Revan berhenti. Sedikit terkejut dengan Ucapan Roni, Revan memilih untuk mengabaikannya.
__________________________
"Kenapa?" Tanya Ana yang melihat Ola Melamun dan duduk di samping Gadis itu,yang sudah mulai memasang Wajah masam
"Tadi,eumm" Lola ragu menjawab. "Aku tau Ana orang baik"
"Ada apa?" Ayana. Diam
"Ola mau ambil cuti,dua minggu" jelasnya
"Terus?"
"Lo bisakan gantiin gua,sama Ari untuk pergi ke pusat perusahaan yang di Selatan"
"Gue?" Ana,menunjuk dirinya sendiri "kenapa?"
_____________________________________
Di depan Perusahaan B yang sudah di Akuisisi Revan di Sambut oleh orang yang dia kenal.Barito tersenyum melihat Revan yang datang ke tempat ini
"Selamat datang"
Semua orang memberi Salam Hormat.Revan melihat menggeledah pandangannya ke sekeliling Kantor ini.
Dan pandangannya jatuh ke gadis yang baru saja Keluar dari Cafenya. Dia hanya menatap datar,menatap ke depan mengikuti Barito yang sedang menyambutnya
"Revan,Saya benar-benar tidak menyangka akan kedatangan mu hari ini" Barito tersenyum sambil mempersilahkan Revan duduk di Salah satu sofa di tempat ruangannya bekerja
"CK!! orang tua ini.terlalu sopan." -Revan "Baiklah Tuan Barito yang terhormat -Desis Revan membuat orang-orang disana merasakan ketegangan
"Karena telah berhasil mengakuisisi Ini,saya harap dalam Dua Bulan Kinerja kerja bisa mengalahkan Perusahaan BC"
Barito menelan Ludahnya sendiri ketika Revan memanggilnya Tuan."Saya sudah memberikan laporan ke Sekertaris Anda Ely,apakah dia tidak-
"Saya tidak peduli!! Dalam dua bulan semuanya harus bisa mencapai target 72% itu yang paling Rendah.Jika tidak bisa Angkat kaki Tuan dari sini" -Potong Revan,Sinis. Barito ini tidak tau Terimakasih.dia hanya di tugaskan untuk menyalurkan,tetapi bertindak berlebihan.kapasitas Otaknya tidak akan sampai pada Hal yang jauh lebih rumit
Revan,Hanya memendam Amarah karena Barito Melakukannya di luar kendali.Menyambutnya seolah-olah ini adalah tindakan yang benar dan tidak memberikan penjelasan kepada Revan
Lantas apa yang terjadi selama satu tahun disini.Rasa ingin mengumpat di abaikan Revan
Barito berlagak seorang berkepentingan,dan tidak menghargai dirinya sebagai Orang yang lebih penting.Revan tidak Haus akan pengakuan Jika dirinya adalah Seorang pemimpin,setidaknya Hargai dirinya.Karena dia juga tau masalalunya begitu suram
Tetapi tidak dengan masa depannya,Yang kini menjadi Pemimpin Perusahaan.Dan semua orang tau itu.tapi tidak dengan Barito!!!!
BARU BELAJAR💜