Ana hanya mengiyakan perkataan Ola dan benar saja dia Bersama Ari hari ini.
Ana hanya diam,malas juga rasanya.Canggung mungkin itu lebih tepat.matanya lama menyapu ruangan di tempat ini. Sepi.
Ini pusat Ola Maksud?
"Gaada kerjaan,kita cuma duduk aja disini?" Ucap Ana memecah keheningan
"Gak"
Ana berajak dari tempat duduknya.Berjalan mencari sesuatu yang dapat menghiburnya sedikit.
Ana melihat orang-orang sana tengah sibuk dengan urusan mereka.lembaran demi lembaran berpindah dari tangan satu ke tangan lainnya.
Apa ini sistemnya sama dengan yang ada di tempatnya bekerja?
Semua pekerja rata-rata lelaki."Untuk perusahaan PT.D*****,akan segera di berangkatkan." Ucap seseorang yang perutnya sedikit buncit. Dia menangkap Ana sedang memperhatikannya
"Hallo"sapanya Gugup. "Tim kami akan menyelesaikannya dengan baik"
Ana diam,memperhatikan sekitar.
"Ah benar bekerja secara tim."
"Ada dua puluh pegawai disini,yang setiap harinya akan,menyiapkan pemesanan.setelah barang datang dari perusahaan cabang. Akhir-akhir ini banyak permintaan jadi sedikit ribut.dan kami minta maaf" Ucapnya panjang lebar,takut membuat citranya rusak di hadapan seorang Ana
"Dua puluh orang??? " Ayana terkejut
"Untuk di wilayah disini,pekerja disini dan Sebanyak ini cukup untuk mengelolanya. Lagipula tempat ini dikhususkan untuk wilayah R*****"
Ayana mengangguk mengerti.seharusnya tenaga kerja akan di sesuaikan dengan permintaan.tetapi cukup Amoral untuk pekerja seperti ini
"Jam berapa istirahat,makan siang?" Ayana tanya lagi
"Kami hanya istirahat,kalau pekerjaan benar-benar sudah selesai" Ujar lelaki itu
"Kalian terlalu Gabut,sampai lupa makan." Dan Ayana berlalu meninggalkan lelaki tadi.
******
"Kenapa semua orang bekerja seperti itu,tidak ada jam makan istirahat atau apa" Ayana.kembali duduk di tempatnyaAri mendengarnya "gak usah heran,orang gajinya gede."
"Tapi kan gak ada waktu istirahat buat mereka"
Ari mengerutkan keningnya "Coba lu turun sendiri,pasti lo paham kenapa begitu"
Ana diam.
"Wilayah ini gak selamanya Akan membeli di tempat kita.yaa wajar-wajar saja Ana.terlebih lagi ini di khususkan"
"Hahahahah Kayak toko kue aja.pantesan kemarin gue denger orang pusat Marah di ruangan Barito"
"Maksud lo Tuan Revan?" -Ari
Ayana berfikir. Laki-laki itu pernah dia temui di Cafe tempat Roni bekerja. Ayana ingat wajah datarnya
"Apa laki-laki itu penting banget?" -Ayana bertanya
"Menurut lo?"
_________________________________________
Roni mengambil nafas panjang dan kembali menghembuskannya. Disini Revan masih berdiam diri.
"Van!! Lo bisa pergi."
"Saya pemilik Cafe."
"Gua pengelolanya" Sambut Roni.
Mereka saling berpandangan dan sedetik kemudian
"Hahahahahahahahahah" mereka berdua tertawa. Mereka mungkin masih merasakan canggung memulai dari mana
Sudah Empat tahun lebih mereka tidak bertemu.dan hari ini mereka kembali bertemu
"Seorang Revan mengunjungi Cafe,yang sudah di tinggal lama.ada apa gerangan Wahai tuan muda" --Roni meledek
"Siapa gadis itu" Revan.tidak mengenal basa-basi.
"Ayana,Ana,anan,Nana, biasanya aku memanggil dia begitu. Kenapa,kau menyukainya?"
"Berapa lama dia disana?"
"Revan,Tuan muda. Mana Roni tau" ucapnya acuh. Dia melihat Revan yang dari tadi kembali duduk Tegas diam. Sepertinya laki-laki itu tengah memikirkan sesuatu.
"Apalagi yang lo butuh? Cafe ini? Atau Ayana?" - Roni Sekedar menebak
"Entahlah Ron." Pertanyaan Roni cukup membuatnya lelah "Saya akan bermalaman disini"
Sejak kembali kesini,perasaannya kalut
Tidak bisa menebak apa yang dia inginkan,apa yang dia butuhkanKosong rasanya,pikirannya melayang tetapi tidak benar-benar memikirkan sesuatu. Seperti di dalam memori kepalanya ada sesuatu yang dia cari
Tetapi belum menemukan apa itu.
Baru belajar💜