Bucin------>4

6 4 1
                                    

Haiii, pakabar?

Haiii, pakabar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4. Pengen Move-on

(Boo).......❣️.......(Ceen)

'BAYAR KOST JATOH TEMPO MINGGU INI, JANGAN SAMPE TELAT.'

Arumi menghela napasnya, lalu merobek kertas itu dengan sedikit kesal. "Gue udah bayar, masih aja di tempelin."

Ibu kostnya memang seperti itu, mau udah bayar, mau belum, tetap saja akan di tempelkan tulisan seperti itu di pintu kostnya. Katanya buat jaga-jaga.

Arumi kemudian mengambil kunci kostnya dari dalam tasnya dan membuka pintu kostnya, memperlihatkan ruangan kost-an kecil, dengan desain sederhana, yang Arumi rancang sendiri.

Arumi mencantolkan tali tasnya di tembok yang sudah di pasang gantungan, lalu beranjak ke arah kasur dan merebahkan tubuhnya disana.

Arumi menghela napas sambil menatap ke arah langit-langit, lalu merubah posisinya jadi meringkuk.

"Hidup emang sesusah itu." Katanya dengan suara lemah.

Keadaan selalu memaksa Arumi menyesuaikan diri.

Sebagai seorang waitress, sebagai gadis yang hidup seorang diri, dan sebagai murid SMA yang Arumi coba lakukan dengan baik.

"Arumi,"

'tok, tok'

Mendengar namanya dipanggil dan pintu kamarnya di ketuk, gadis itu segera beranjak untuk membukanya.

"Oh, kak Ana."

Anastasia atau akrab dipanggil Ana adalah tetangga kostnya yang sudah kuliah.

"Gue masak pasta kebanyakan. Makan di kost-an gue yuk."

Cewek berkacamata itu selalu baik padanya, dan memperlakukannya seperti adiknya sendiri. Arumi kadang merasa tidak enak, dan sering menolaknya tapi tak jarang pula Ana memaksanya, dan mengingatkan perut Arumi yang sering kosong jika malam.

"Bentar, gue ambil sendal dulu."

Aina masuk lagi, lalu memakai sendal bulu berwarna biru, dan melonggarkan ikatan rambutnya.

Cewek itu meraih kunci kost-annya, lalu kembali mengunci kamarnya.

"Yuk," Katanya, sambil tersenyum malu ke arah Ana.

Ana merangkul bahu Aina lalu berjalan ke arah kamar kost yang hanya terhalang dua kamar kost lain, dari kamar kost Aina.

Setelah Ana membuka kamar kost-nya, Arumi masuk, dan langsung merasakan dingin. Matanya menelesik, menemukan AC yang terpasang di dinding.

"Gue ngikut lomba di kampus, terus hadiahnya lumayan, gue beliin AC, Jakarta makin panas sekarang."

Arumi mengangguk setuju, diam-diam merasa iri dengan kemampuan otak Ana.

Bucin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang