"Ini telepon dari kolega Anda, Bos." Alifa memberikan handphone pada majikannya, Bobby.
Bobby langsung mengambil dan mendekatkan ponselnya ke telinga kanannya.
"Apaa?! Sialan Bang Toriq. Ambil semuanya dan jangan sisakan!" Bobby berbicara di handphone dengan nada marah.
Bobby membanting ke atas sofa handphone itu. Sedangkan Alifa hanya diam saja melihat tingkah Bobby. Dia baru dua bulan bekerja sebagai bodyguard Bobby seorang makelar tanah dan pemilik resort serta beberapa bisnis.
Bodyguard yang Bobby pekerjakan ada tiga orang dan Alifa satu-satunya perempuan. Dua orang bodyguard lagi berada di luar dan sedang melaksanakan tugas dari seorang Bobby Romano yang kejam.
Ini Selain jago bela diri dia juga pintar berbahasa Inggris dan Jepang. Sebab dia dulunya seorang guide turis asing.
Satu-satunya alasan dia menjadi bodyguard Bobby Romano adalah uang. Dia butuh sekali uang yang banyak. Bobby menawarkan gaji yang fantastis, Bobby terkesan pada Alifa ketika menyelamatkan nyawanya ketika berada di sebuah diskotik ada musuh Bobby yang ingin menodongkan pistol jenis colt tepat di lehernya. Beruntung Alifa ada di saat yang tepat maka dengan kecepatan dan insting yang kuat Alifa menghempaskan tubuh penodong itu dengan kakinya. Bodyguard Bobby Romano yang lain datang buru-buru menyelamatkan sang majikan yang temperamental.
"Kamu, Alifa ... cepat bawakan saya jas di ruang kerja saya!" perintah Bobby Romano.
Alifa mengangguk kemudian tanpa menunggu lama dia sudah melesat membawa jas hitam Bobby ke ruang kerjanya.Pria yang sangat menyukai warna hitam, pergi menuju mobilnya untuk pergi ke kantor pagi itu.
Alifa ikut ke dalam mobilnya dan duduk bersebelahan dengan sopir. Beberapa kali Bobby marah-marah di telepon dengan seseorang.
Bagi Alifa, keselamatan majikannya lebih utama. Matanya selalu waspada mengingat Bobby memiliki banyak musuh. Bisnis penyelundupan barang haram senjata antar negara menjadi salah satu pemicunya. Bobby selalu lolos dan licin dari bea cukai dan pemeriksaan petugas. Sebab pemesannya banyak orang penting di negeri ini.
Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di sebuah gedung perkantoran. Alifa membuka keluar duluan dan membuka pintu untuk Bobby. Ketika masuk seorang resepsionis dan karyawan lain memberikan hormat pada Bobby. Alifa tidak ikut masuk dan hanya menunggu di luar.
"Kamu tunggu saja di sini."
"Baik, Bos."Alifa tidak berani membantah walau ia tahu bahaya mengintai Bobby Romano meskipun berada di dalam kantornya.
"Alifa ini giliran tugas saya, kamu pulanglah!" perintah Dino, seorang bodyguard Bobby yang lain. Dino dan Alifa berbagi tugas tiap 24 jam. Mereka bahu membahu mengawasi Bobby.
**Alifa pulang ke apartemennya yang kecil, itupun karena Bobby yang membayar.
"Masa sih bodyguard Bobby Romano hidup di kontrakan kecil," cibir Bobby ketika tahu Alifa hidup di sebuah kontrakan di sudut kota.
Maka dia mulai hunting apartemen yang murah dikiranya bakal dia yang bayar. Ternyata, Bobby yang membayar sewa apartemennya selama enam bulan. Lain halnya dengan Dino, dia tinggal di rumah Bobby. Alifa seorang wanita tidak pantas tidur dikelilingi pria. Bisa-bisa jadi fitnah.Badannya terasa ringsek setelah berkelahi melawan empat belas kawanan Harvey Cs di sebuah gedung kemarin. Tak berani ia mengeluh pada Bobby.
Dia buka lemari p3k mengoleskan alkohol dan mengganti plester. Kemarin ia sudah mengobatinya sendiri dibantu oleh Dino teman sesama bodyguard.
Perkelahian itu ditengarai kasus Bobby yang dikhianati Mariana dan mengancam Harvey. Mariana menjalin hubungan spesial sudah satu tahun lamanya. Namun, Mariana berpaling pada Harvey yaitu rivalnya di dunia keras.
Alifa merebahkan diri di kasur busa hingga terlelap."Alifa! Alifa!" suara seseorang menggedor pintu kamar apartemennya.
"Siapa sih yang ganggu orang lagi tidur saja," ucap Alifa dengan kesal.
Dengan muka bantal dan rambut acak-acakan dia buka pintunya. Tampaklah seorang wanita cantik yaitu Siska. Temannya sewaktu masih menjadi guide.
"Eh, kamu. Mau apa gedor-gedor pintu."
Siska tidak menunggu lama lalu masuk ke dalam apartemennya Alifa."Tolongin aku, Fa," ujar Siska dengan memelas.
"Tolong apa?" tanya Alifa sambil menguap.
"Bisakan aku tinggal di sini beberapa hari, ada seorang laki-laki yang mengejar-ngejar."
"Baguslah, biar kamu cepat kawin.""Dia, ternyata pembohong dan sudah punya istri makanya aku sembunyi di apartemen kamu."
Perempuan yang baru bangun tidur itu pun terdiam lalu tertawa terbahak-bahak.
Siska mencubit tangannya sedikit lalu menampakkan puppy eyes.
"Please.""Oke, hanya beberapa hari. "
Akhirnya Siska berjingkrak kegirangan. Dia mulai membuka tasnya yang berisi baju dan alat kosmetiknya.
"Kamu tinggal sendiri?"
"Ya.""Bagaimana Febby dan Ibumu?"
"Mereka tinggal di kampung. Febby sedang kuliah, aku bekerja untuk membiayai kuliahnya sebab Ayah sudah meninggal satu tahun yang lalu."
Siska meneteskan air mata mendengarnya
"Sudah ah, jangan melankolis gitu. Kamu kalau mau makan cari aja di kulkas aku baru pulang kerja belum sempat masak "**
"Semua sudah siap, Bos." Alifa melaporkan keadaan gudang Bobby di sebuah perbukitan.
"Oke, kita berangkat."Mereka naik ke dalam mobil tanpa sopir jadi terpaksa Bobby yang menyetir sendiri ditemani Alifa yang selalu waspada sedangkan Dino sudah menunggu di gudang.
Dalam perjalanan Bobby memperhatikan jalan yang mereka lalui. Sesekali dia melirik ke arah Alifa yang selalu waspada.
"Boleh kutanyakan sesuatu?" tanya Bobby tiba-tiba.
"I-iya Bos."
"Apakah kamu sudah punya kekasih?" tanya Bobby Alifa langsung menoleh ke arah bosnya.
Alifa tidak langsung menjawabnya."Mmm ... pernah Bos."
Akhirnya mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di gudang. Alifa turun dan membukakan pintu untuk Bobby.
Laki-laki yang tampan berkaca mata hitam sayangnya temperamental. Bobby Romano selalu dikelilingi oleh bahaya selain kepiawaiannya dalam mengelola perusahaannya. Dia memiliki naluri uang di kepalanya.
"Oke. Kamu coba cek keberadaan orang ini!" perintah Bobby pada Alifa sambil mengirimkan foto melalui whatsapp.
Bodyguard itu memperhatikan dengan saksama dan menggali lebih dalam informasi. Informasi dari seseorang atau meretas beberapa situs.
Dia memang cerdas di dalam soal meretas situs. Di sebuah ruangan lantai 1 dia mulai mengotak-atik informasi tentang pria bernama Priambodo. Pria yang di tunjukkan Bobby Romano.
"Kena kau," ucap Alifa sambil menjentikkan jarinya. Senyum tersungging di bibirnya, ketika sebuah tugas sudah dikerjakan olehnya.
Semua informasi tentang Priambodo seperti biodata dan email serta beberapa no rekening bank sudah berhasil diretas."Hausnya, kayaknya aku butuh segelas kopi hitam," ucapnya sambil mengambil gelas dan menyeduh kopi hitam ke pantry. Diisapnya aroma kopi itu.
"Aah nikmat." Alifa menunggu agak dingin kopi tersebut sambil merebahkan diri di sofa.
Tak lama kemudian ada sebuah panggilan dari Bobby.
[Alifa, kamu naik ke ruanganku!]
[Baik, Bos]
Alifa langsung menghabiskan kopi yang sudah agak dingin seketika otaknya menjadi segar.
Sesudah itu dia naik ke ruangan Bobby dengan lift. Mengetuk pintu terlebih dahulu."Masuk," suara Bobby dari dalam.
Alifa terperanjat dan menutup wajah dengan kedua tangannya. Melihat Bobby sedang bertelanjang dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEAUTIFUL BODYGUARD
RomanceKisah tentang seorang bodyguard cantik, memiliki kemampuan beladiri yang mumpuni. Harus menjadi seorang bodyguard seorang CEO yang temperamental. Ikuti ceritanya.