2

70 15 1
                                    

Kesepian tak berkesudahan yang berusaha di tahannya terancam akan meledak. Naruto harus menelan kembali semua itu untuk mencegah kesedihan itu naik dan membuat nya tercekik. Ya tuhan, dia bahkan rela memberikan apapun hanya agar ada orang yang bisa diajak bicara. Atau untuk pulang ke rumah.

Karena kebiasaan, tangan naruto meraih ponsel yang dimasukkan ke saku celemeknya hanya untuk meletakannya lagi disana. Saat ini ditokyo masih tengah malam. Kakaknya naruko ,pasti masih tidur. Naruko, satu-satunya alasan naruto mau menyelesaikan semua ini.

Kakaknya itu yang meyakinkan naruto bahwa dia menjalani kehidupan yang diimpikannya, dan mengingat besarnya pengorbanan naruko hanya agar naruto bisa benar-benar memiliki impian, dia tidak berani merusak fantasi itu.

Lagi pula, kakaknya memiliki masalahnya sendiri. Naruko dan keponakan bosnya terlibat perselisihan yang membuat naruko kesal. Hal terakhir yang dibutuhkan naruko sekarang adalah adik manja yang menghabiskan paket data internet dengan mengeluh karena hidupnya di luar negeri tidak selalu menyenangkan dan ceria.

🍊🍊🍊🍊🍊

Naruto membawa peralatan bersih-bersih keriang tamu, berhenti sejenak selagi melewati jendela depan. Beberapa blok dari sana,menara eiffel berdiri menjulang, mengingatkannya bahwa dia tidak berhak mengeluh. Dia mungkin kesepian, tapi dia orang kesepian yang tinggal dalam kemewahan. Alih-alih tinggal di mansion, dia bisa saja tinggal di apartemen reyot, memerangi kecoa untuk sarapan. Atau lebih buruk lagi, tinggal di jalanan. Dia pernah merasakan keduanya. Dia tidak mau merasakannya lagi.

Andai saja dia memiliki seseorang yang bisa diajak berbagi kota paris dengannya, maka segala sesuatunya tidak akan seburuk ini. Tapi itu tidak akan terjadi. Kalau sampai sekarang dia belum menemukan orang yang baik, itu artinya dia tidak akan pernah menemukannya. Dia harus menerima keadaan, seperti yang selalu dilakukannya.

Omong-omong tentang menerima keadaan, ada karpet yang harus di bersihkan nya . saat menatap noda di karpet warna krem itu, naruto menghela nafas. Semoga saja itu bukan pertanda harinya akan menggelap juga.

🍅🍅🍅🍅🍅

Sasuke merintis saat melepaskan kemeja yang basah dari tubuhnya. Bukan karena cairan panas yang membakar kulitnya, meskipun rasanya memang menyakitkan, tapi karna dia terkejut oleh sikapnya. Berteriak pada pengurus rumah tangganya seperti itu.

Seperti anak kecil yang mengamuk. Bukankah dia bersumpah untuk tidak seperti itu lagi? Menjadi orang cacat pemarah yang meluapkan emosinya pada orang lain? Tapi pertama kali dia menumpahkan minuman, dia sudah mengamuk. Rasa malu bukanlah alasan.

Apa yang dipikirkannya, tertidur diruang tamu seperti itu? Pasti karena gelas terakhir bordeaux. Mengetahui efek alkohol pada kepalanya dan membuatnya sangat murung, seharusnya dia tidak pernah lagi menyentuh minuman itu.

Bordeaux: minuman yang memiliki kadar alkohol hingga 14%

Semalam dia duduk selama berjam-jam, mengamati cahaya menata yang berkelap-kelip, kepalanya dipenuhi pikiran suram.

Kelembapan dari kemejanya mulai meresap ke telapak tangan. Menahan dorongan untuk melempar kemeja itu kesebrang ruangan. Sasuke meyampirkannya keatas seprai agar naruto bisa menemukan nya nanti.

Dia juga menanggalkan sisa tuksedonya, memastikan dirinya mengembalikan setelan itu dan sepatunya ke tempat penyimpanan di lemari. Oh, dia teringat hari-hari ketika menanggalkan pakaian berarti,menendang lepas sepatumu di manapun kau berdiri dan melemparkan pakaianmu menjadi tumpukan cucian kotor.

Jelas sekali, kesuraman semalam belum mereda. Kenapa lagi dia bisa menyesali masalalu yang tidak bisa didapatkannya lagi? Toh, dia sudah bisa menerima penglihatannya yang menurun sebelum penyakit itu membuatnya kesulitan melihat. Bahkan sejak pertama kali dokter mengatakan padanya bahwa kondisi retinanya menurun. Dia tahu dengan pasti bahwa suatu hari nanti terowongan tempatnya melihat dunia akan tertutup sepenuhnya, membuatnya buta total.

Cute & Her Billioner BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang