3

46 10 3
                                    

Keesokan paginya, naruto menelpon shimura shin dan memperkenalkan dirinya. Yang membuatnya terkejut, pria tua itu akan senang bertemu dengan naruto, apalagi begitu naruto menyinggung tentang karya seni sai. Pria tua itu mengundang naruto kerumahnya setelah makan siang. Itu berarti naruto harus bolos satu mata pelajaran, tapi dia tidak keberatan. Bahkan, bolos satu hari mungkin akan baik untuknya. Membantu menjernihkan kembali pikirannya.

Alamat apartemen shin yang ternyata merupakan apartemen mewah di dekat La defense, area bisnis luar kota paris, cukup mudah ditemukan.

karena tidak ingin mengetuk pintu rumah pria itu lebih awal dari yang seharusnya, naruto berkeliaran disekitar la grande arche, hampir seperti versi modern dari arc de triomphe.

hari itu adalah hari musim panas yang sempurna. Tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin. karena sudah masuk waktu makan siang, alun alun dipenuhi banyak orang. para eksekutif duduk di tangga sambil menikmati matahari, sementara turis dan yang lainnya berbaring diatas rumput di taman. naruto berkeliling dan menemukan orang orang yang tertawa dan mengobrol. apakah ini maksud sasuke saat memintanya untuk melihat sebanyak mungkin sudut dikota paris?

memikirkan bosnya membuat hatinya tersentak. saat naruto bangun pagi ini, sasuke tidak terlihat dimanapun. tidak mengejutkan sebenarnya, seringnya dia memang tidak bertemu dengan sasuke, tetapi dia berharap setelah semalam, rutinitas itu mungkin berubah. dia masih tidak bisa menyingkirkan gambaran sasuke yang menatap keliar jendela ruang tamu. terlihat sangat kesepian dan sedih. sendirian.

naruto menoleh ke sekeliling mencari cafe untuk beristirahat. dia menemukan sebuah tempat disudut dengan payung berwarna marun dan putih yang terlihat tidak terlalu padat. naruto duduk di salah satu kursi rotan yang kosong di pinggir jalan, dan baru saja akan mengeluarkan ponselnya ketika mendengar suara yang tidak asing memesan espresso.

Tidak mungkin. naruto menoleh ke kiri. bahkan jangan kacamata hitam besar menutupi wajahnya, dia bisa langsung mengenali sasuke.

sasuke sendirian. setidaknya kursi disamping pria itu kosong, dan menilai dari cara kaki panjang sasuke terjulur ke depan, sasuke tidak menunggu siapapun dalam waktu dekat.

mata naruto menyusuri kaki yang panjang itu, mulai dari pinggang sampai paha yang berotot yang menghilang ke balik taplak meja. berbeda dengan semalam, hari ini sasuke terlihat santai.

pasti menyenangkan bisa merasa percaya diri seperti itu, dan bukannya harus pura pura percaya diri sepanjang waktu. belum lagi penampilan yang menarik. naruko selalu berkata bahwa menjadi menawan bukan lah hal yang paling penting. naruto mana tahu. dia tidak pernah dianggap menawan oleh siapapun. ketika teman temannya di SMU mengejek pekerjaan naruko, mereka melakukannya sambil memandangi nya dengan tatapan merendahkan.

tepat pada saat itu, seolah bisa merasakan tatapannya, sasuke menoleh ke arahnya. naruto hendak menyingkir kebalik bayangan, tapi kemudian dia membatalkan niatnya dan justru melambaikan tangan. sasuke tidak membalas lambaian tangannya.

naruto nyaris tersinggung, tapi kemudian dia menyadari dia tidak bar ada dalam jangkauan penglihatan sasuke. setelah merapikan celananya, naruto berjalan kearah pria itu.
"konnichiwa, monsieur" sapa naruto sambil tersenyum.

suara berlogat jepang itu menyadarkan sasuke dari lamunannya. dia hanya kenal satu irang yang berbicara dengan logat seperti itu. setelah berusaha menyingkirkan kabut yang menghalangi pandangannya, sasuke melihat kelebatan warna kuning dan merah di garis penglihatannya. sasuke mengangkat matanya dan melihat rambut pirang yang tidak asing.
"naruto? datang dari mana kau?"

"dua meja sebelah sana. aku melambaikan tangan, tapi kau tidak memperhatikan."

naruto hanya bersikap sopan. mereka berdua tau sasuke tidak melambaikan tangan karena naruto duduk diluar jangkauan penglihatannya.

Cute & Her Billioner BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang